Menurut KH. Abdul Hannan Ma’shum Kwagean, Tradisi Hitungan Weton Ternyata Bersanad pada Sayyidina Ali

 
Menurut KH. Abdul Hannan Ma’shum Kwagean, Tradisi Hitungan Weton Ternyata Bersanad pada Sayyidina Ali
Sumber Gambar: Istimewa, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Dalam sebuah kesempatan, saya mendapatkan notifikasi WA dari seorang senior di lembaga dakwah. Isi WA itu berupa sebuah potongan video yang merekam pernyataan KH. Abdul Hannan Ma’shum Kwagean, mengungkapkan bahwa tradisi hitung weton sesungguhnya memiliki dasar ilmu dari sanad Sayyidina Ali. Ternyata setelah saya telusuri, akun Facebook resmi Assalam Kwagean juga memposting potongan video tersebut.

Menarik menyimaknya, meski beliau tidak menyebutkan kitab konkret atau rujukan teks primer, namun pengakuan itu membuka ruang untuk memahami integrasi praktik budaya dan keilmuan Islam di Nusantara.

Sebagaimana diketahui, KH. Abdul Hannan Ma’shum atau yang akrab disapa Kyai Hannan adalah pengasuh Pesantren Fathul Ulum Kwagean. Beliau lahir di Desa Boto Putih, Kecamatan Canggu (±5 km utara Dusun Kwagean, Kediri), putra ke‑4 dari 12 bersaudara. Ayahnya buruh tani, ibunya penjahit kecil. Beliau tumbuh dalam kesederhanaan namun menunjukkan ketekunan luar biasa sejak kecil.

Kyai Hannan mengenyam pendidikan formal sampai Madrasah Tingkat Tinggi sebelum melanjutkan nyantri selama sekitar 15 tahun di Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Kencong di bawah asuhan KH. Ahmadi dan KH. Zamroji Syaerozi. Di sana, beliau berhasil menghafal ribuan bait seperti

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN