Lukman Hakim Saifuddin: Ro’an di Pesantren Adalah Edukasi, Bukan Eksploitasi

Laduni.ID, Jakarta - Mantan Menteri Agama RI, Dr. (H.C.) H. Lukman Hakim Saifuddin menegaskan tradisi ro’an (kerja bakti santri) di pesantren merupakan praktik edukatif dan bagian dari budaya tabarruk (mencari keberkahan), bukan eksploitasi. Pernyataan itu disampaikan Lukman dalam program Bincang Liputan6 di kanal YouTube Liputan6, Rabu (15/10/2025).
Lukman menjelaskan, ro’an menumbuhkan banyak nilai pendidikan yakni kebugaran fisik melalui aktivitas kerja bakti, latihan kepemimpinan dan kerja sama karena santri mengoordinasikan tugas secara bergiliran, serta kepedulian sosial karena yang dibangun yakni kelas, asrama, fasilitas umum pesantren, bermanfaat untuk banyak orang. “Santri pada dasarnya ingin ikut berkontribusi karena berharap keberkahan dari amal yang maslahat,” ujar putra bungsu KH. Saifuddin Zuhri itu.
Ia mengkritisi cara pandang yang melihat ro’an semata-mata sebagai kerja paksa. Menurutnya, penilaian seperti itu kerap datang dari mereka yang tidak memahami kultur pesantren. “Kalau ada ekses (peristiwa) negatif, yang dibenahi adalah eksesnya, bukan tradisi ro’annya,” tegas Lukman.
📖 Artikel Lengkap Tersedia untuk Member
Untuk membaca artikel lengkap dan mengakses semua fitur, silakan login atau daftar sebagai member.
Support kami dengan berbelanja di sini:
Memuat Komentar ...