Rocky Gerung, Orang Dungu dan Saat Jenggot Panjang Otak Jadi Berkurang

 
Rocky Gerung, Orang Dungu dan Saat Jenggot Panjang Otak Jadi Berkurang

Laduni.ID, Jakarta - Ucapan dungu yang sering dilontarkan oleh Rocky Gerung, entah sejak kapan kalimat itu muncul, setiap orang yang dikatakan dungu pasti akan tersinggung walaupun hanya bercanda

Kata dungu mengingatkan akan kitab klasik karya Ibnu al-Jauzi dengan judul “Akhbar al-Hamqa wa al-Mughaffalin” yang berarti “Kabar Tentang Orang-orang Dungu” yang ditulis abad ke-6 Hijriah atau 900.

Ungkapan "dungu tidak mengenal batas” sebenarnya sudah ada sejak 900 tahun yang lalu, dalam kitab Akhbar al-Hamqa wa al-Mughaffalin disebutkan, seorang Muktazilah ditanya apa batas kedunguan. Dia menjawab, “Saaltani ‘an ma laisa lahu haddun.”
Dalam mode Rocky Gerung, kalimat Arab itu artinya: “Ente nanya tentang sesuatu yang tidak ada batasnya.”

Kitab itu berisi tentang kedunguan dan orang-orang dungu (tabiat), Tabiat menurut KBBI adalah perbuatan atau perangai yang selalu dilakukan, dengan demikian dekat maknanya dengan kata kebiasaan namun secara tepat fokus pada perilaku yang menjadi kebiasaan seseorang.

Bahkan sekitar 250 tahun sebelum al-Shafadi, Imam al-Ghazali telah terlebih dahulu menukil kutipan serupa dalam kitab Ihya Ulumiddin pada bab Asrar al-Thaharah. Tepat di atas pasal al-Lihyah (Jenggot).

كلما طالت اللحية تشمر العقل

“Saat jenggot panjang, otak jadi berkurang.”

Kutipan “jenggot panjang, otak pendek” itu tertulis dalam salah satu kitab diwan Imam al-Syafii (ada beragam kitab diwan yang mengumpulkan kalimat hikmah Imam al-Syafii). Namun, sumber primer kutipan tersebut adalah al-Wafi bi al-Wafayat (jilid kedua halaman ke-123), kitab-biografi 29 jilid yang ditulis lebih dari enam ratus tahun lalu oleh ulama-penulis Sunni bernama Shalahuddin al-Shafadi.

Kata-kata Imam as-Syafii di atas  bukan ungkapan negatif untuk memojokkan kaum berjenggot. Konon, Imam al-Syafii sendiri memiliki jenggot yang bagus dan terawat.

Tapi, bagaimana menafsirkan kutipan sangat eksplisit yang dinukil oleh Ibnul Jauzi dalam karyanya yang berjudul Akhbar al-Hamqa wa al-Mughaffalin (Kabar Tentang Orang-Orang Dungu dan Goblok) ini?

الحمق سماد اللحية فمن طالت لحيته كثر حمقه

“Goblok itu pupuk untuk jenggot. Orang yang makin panjang jenggotnya berarti gobloknya makin banyak.”

Hikmah yang bisa diambil, apabila belakangan ini  mendengar kata “dungu” cobalah perkaya pengetahuan dengan membaca kitab klasik, salah satunya karya Ibnu al-Jauzi, “Akhbar al-Hamqa wa al-Mughaffalin”, agar dapat melihat kedunguan dengan tatapan penuh hikmah dan kebijaksanaan bukan melihat dan melontarkan “dungu” secara dungu sebagai makian.

Semoga bermanfaat