Jurus Mobil Listrik Biar Laris di Indonesia

 
Jurus Mobil Listrik Biar Laris di Indonesia

 

 

LADUNI.ID I Jakarta - Salah satu kendala penerapan kendaraan listrik di Indonesia adalah harga jualnya yang bakal lebih mahal. Sebab, kendaraan memiliki tambahan teknologi sehingga diperlukan suatu insentif agar bisa meredam hal tersebut.

Ahli Teknik Ketenagalistrikan ITB Agus Purwadi mengatakan, harga jual mobil di Indonesia sangat penting. Oleh karenanya, jika mobil ingin laris di Indonesia harus murah atau terjangkau. Faktor lain seperti kecanggihan fitur sampai kenyamanan tempatkan di nomor kesekian.


"Untuk aspek pengguna, yang paling penting dari mobil listrik itu adalah efisiensi (harganya lebih murah-Red). Itu dulu. Nomor satu. Lalu kenyamanan nomor dua," katanya di Seminar Indonesia - Japan Automotif yang bertema Electrified Vehicle Concept of xEV and Well to Wheel, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin), Jakarta, Selasa (29/1/2019).

Pernyataan Agus berdasar pada penjualan mobil Low Cost Green Car (LCGC) yang terus tinggi. Padahal, kenyamanan mobil tersebut bisa dibilang tak terlalu memuaskan.

"Kita lihat saja, kenapa LCGC bisa dibilang sukses sampai sekarang? Itu karena efisiensi yang dibangun. Yah, walaupun kenyamanannya ada trade-off (dikorbankan)," ungkapnya.

Sadar akan hal tersebut, Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika juga menyatakan bahwa kendaraan listrik akan diberi insentif besar supaya bisa 'hidup' di Indonesia.

"Kita akan berikan insentif lebih untuk kendaraan listrik dan felxy engine (compressed natural gas atau CNG), terutama pada Biofuel," kata Putu.

Masih pada kesempatan sama, Ichiro Kutani, Senior Research Fellow The Institute of Energy Economics, Japan (IEEJ) juga sempat menyatakan pentingnya insentif kepada kendaraan listrik supaya terjangkau harganya.

"Paling tidak, di Indonesia ada dua tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya ialah harga kendaraan listrik. Sebab, baterai kendaraan listrik itu masih mahal harganya sehingga kedepan perlu diperbincangkan suatu teknologi yang bisa menekan biaya itu sendiri," tutupnya

SUMBER: detik.com