Awas, Suul Khatimah Mengintai Kita

 
Awas, Suul Khatimah Mengintai Kita

LADUNI.ID, KOLOM- Mengarungi kehidupan ini, sudah jelas dan sudah pasti bahwa hamba Allah perlu memiliki ilmu dan melakukan ibadah, ilmu lebih utama didahulukan, artinya harus mengaii ilmunya dulu (ilmu ibadah). Sebab, ilmu itu pokok dan petunjuk jalan, oleh karenanya Rasulullah bersabda :“Ilmu itu adalah pemimpin amal, sedangkan amal adalah yang dipimpin”. 

Kelanjutan Hadits ini, adalah sbb“Diberikan ilmu itu olch Allah kepada orang-orang yang bahagia dan tidak diberikan kepada orang-orang yang celaka”.(Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Nuaim dalam kitab Al-Hilyah dan oleh Abu Thalib Al-Makki dalam kitabnya Qutul-qulub dan juga oleh AI-Chatib serta Ibnu Qayyim, diriwayatkan sebagai Hadits yang mauquf, jadi hadits ini banyak jalannya).

Oleh sebab itu, ilmu yang menjadi pokok yang diikuti dan harus didahulu­kan sebelum ibadah; diharuskan karena berdasarkan dua sebab. agar ibadahmu berhasil dan sehat. Tanpa ilmu, ibadahmu akan banyak hama-hamanya yang akan merusaknya. Sebab, mula-mula engkau harus mengenal dahulu siapa yang disembah yaitu akan sifat-sifat dlan nama-namaNya, kemudian sesudah kenal baru menyernbah-Nya.

 Tanpa mengetahui ini, dapat menyebabkan suul khatimah, karena salah mengitikadkan sifat-sifat Allah dan hal ini dapat menyebabkan ibadah­mu akan sia-sia belaka. Dan kami sudah menerangkan bahaya yang tersernbunyi disini, bahaya-bahaya besar, yaitu dalam rangka menerangkan apa artinya suul-khatimh (meningal dunia tanpa selamat keimanannya) dari kitab Al-Khauf. yang terdapat dalam jumlah kitab-kitab yang dinamai lhya Ulumuddin.

Sekarang mari kita kupas kitab Ihya-Ulumuddin, supaya kita mengetahui apa yang ditakutkan dengan suul-khatimah. Kita ambil singkat saja. Sebagian besar orang yang saleh-saleh sangat takut akan suul-khatimah. Maka ketahuilah sekarang, semoga Allah memberi engkau hidayat bahwa suul-khatimah itu ada dua tingkatan; masing-masing besar bahayanya.

Tapi ada yang, lebih besar bahayanya  yaitu hati kita diwaktu sakaratul-maut atau diwaktu bersusah payah menderita sakit dekat kepada sakaratulmaut dan sudah nampak huru-haranya, datang di hati ke ragu-raguan, atau ketidak percayaan sama sekali terhadap Allah. Maka nyawanya dicabut dalam keadaan tidak beriman, tidak percaya kepada Allah SWT. atau dikuasal oleh keragu-raguan, naudzubillah.

Jadi yang menguasainya ialah keruwetan kufur yang menjadi tabir penghalang hatinya antara dia dengan Allah S.W.T. selama-lamanya. Tentu saja yang demikian itu akan menyebabkan dia terjatuh dari Allah selama- lamanya,dan adzab yang kekal yang terus-menerus tidak bisa terpisah, kekufuran, adzab kufuran, jauh dari Allah SWT.

**Helmi Abu Bakar El-Langkawi, Penggiat Literasi asal dayah MUDI Samalanga,  Rujukan : Kitab Minhajul Abidin Karya Imam Ghazal