Syekh Taufiq Al-Buthi: Mereka Tidak Mengerti Islam

 
Syekh Taufiq Al-Buthi: Mereka Tidak Mengerti Islam

LADUNI.ID, Jakarta - Ketika perang di Suriah berkecamuk, yang didalangi oleh ISIS dan campur tangan militer asing, tidak sedikit umat Islam, termasuk perempuan yang mengajak anak-anaknya untuk berjihad ke Suriah. Atas nama jihad, mereka bahkan rela menjadi alat pemuas nafsu (budak seks) para serdadu ISIS yang dianggapnya para mujahid.

Ketua Umum Persatuan Ulama Bilad Syam (Suriah) Syekh M. Taufiq Ramadhan Al-Buthi menanggapi umat Islam yang datang ke Suriah dari sejumlah negara itu dengan menegaskan bahwa mereka yang datang ke Suriah tidak mengerti Islam dan tidak paham alasan terjadinya perang.

“Mereka yang datang itu tidak mengerti Islam. Banyak perempuan asing ke Suriah (ceritanya) untuk menjadi istri para mujahid dan menganggap tindakan itu berpahala. Satu orang menggaulinya, lalu satu lagi, apakah itu bagian dari ajaran Islam? Tentu bukan,” terang Syekh Taufiq, Rabu (13/3).

Namun, lanjut Guru Besar Universitas Damaskus itu, sebagian besar mereka akhirnya menyadari kesalahannya. Banyak anggota NIIS/ISIS sadar, lalu pergi ke Turki, dan meninggalkan senjata.

“Mereka korban penipuan, seolah ke Suriah atas nama jihad yang akan membawa mereka masuk surga,” jelasnya, seperti dilansir dari laman NU Online, Rabu (13/3).

Ketika ditanya soal pemicu perang Suriah, Syekh Taufiq yang lekat dengan peci khas Nusantaranya tiap berkunjung ke Indonesia ini menyebut bahwa perang diawali dari fitnah yang membenturkan antara Alawiyah dan Sunni, antara Muslim dan Kristiani.

Dari fitnah tersebut, lalu masyarakat diprovokasi agar menuntut perbaikan, kebebasan, kemudian menurunkan rezim. Kelompok Kurdi juga didorong untuk memberontak kepada pemerintah.

“Lalu milisi asing dari berbagai belahan dunia masuk ke Suriah. Ada Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) dan Jabhah al-Nusra mendapat sokongan senjata dari Israel,” ucap putra Syekh Muhammad Said Ramadhan Al-Buthi ini.

“Banyak negara mengirimkan dana dan senjata ke Suriah. Negeri kami (seolah) menjadi medan latihan tempur. Damaskus dikepung dari berbagai sisi. Ini upaya Amerika dan Israel untuk memecah belah negeri kami,” pungkasnya.