Lima Kondisi Ini Dianjurkan untuk Sujud Sahwi

 
Lima Kondisi Ini Dianjurkan untuk Sujud Sahwi
Sumber Gambar: Foto Michael Burrows / Pexels (ilustrasi foto)

Laduni.ID, Jakarta - Shalat merupakan perintah dari Allh SWT yang diperintahkan kepada Rasulullah SAW ketika selesai melakukan peristiwa Isra dan Mi'raj. Dalam melaksanakan shalat terdapat beberapa syarat dan rukun yang harus kita penuhi sebagaimana telah diatur oleh ijtihad para imam madzhab dan ulama ahli fiqih yang bersumber kepada Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW.

Kendati demikian, dalam prakteknya masih banyak diantara kita yang kadang tidak selalu tertib memenuhi tata cara shalat yang sudah diatur sedemikain rupa dengan berbagai faktor terlebih terhadap hal-hal yang dianggap tidak masuk dalam kewajiban dalam shalat. Namun untuk menanggulangi kekeliruan-kekeliruan tersebut, para ulama ahli fiqih telah mengatur pengganti hal-hal tersebut dengan sujud sahwi. Secara hukum sujud sahwi adalah sunnah muakkad yaitu sunnah yang dianjurkan. Lalu dalam kondisi apakah kita dianjurkan untuk melakukan Sujud Sahwi?

Baca Juga: Membaca Sayyidina Saat Shalat

Dalam kitab Hasyiyah Al-Bujairami dijelaskan bahwa ada lima kondisi dimana kita dianjurkan melakukan sujud sahwi:

وأسبابه خمسة ، أحدها ترك بعض .ثانيها : سهو ما يبطل عمده فقط . ثالثها : نقل قولي غير مبطل . رابعها : الشك في ترك بعض معين هل فعله أم لا ؟ خامسها : إيقاع الفعل مع التردد في زيادته

"Sebab kesunnahan melakukan sujud sahwi ada lima. Yaitu meninggalkan sunnah ab’ad, lupa melakukan sesuatu yang akan batal jika dilakukan dengan sengaja, memindah rukun qauli (ucapan) yang tidak sampai membatalkan, ragu dalam meninggalkan sunnah ab’ad, apakah telah melakukan atau belum dan yang terakhir  melakukan suatu perbuatan dengan adanya kemungkinan hal tersebut tergolong tambahan"

Penjelasan dari lima kondisi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Ketika meninggalkan sunnah ab’ad. Sunnah ab’ad dalam shalat meliputi qunut, tasyahud awal, shalawat pada Nabi  saat tahiyyat, shalawat pada keluarga Nabi saat tahiyyat akhir, dan duduk tasyahud awal. Ketika seseorang meninggalkan salah satu dari berbagai macam sunnah ab’ad tersebut maka ia disunnahkan melaksanakan sujud sahwi.

2. Ketika lupa melakukan sesuatu yang membatalkan shalat bila dilakukan dengan sengaja, seperti seseorang lupa memperpanjang bacaan dalam i’tidal dan duduk di antara dua sujud. Sebab dua rukun ini tergolong rukun qashir yang tidak boleh dipanjangkan. 

3. Memindah rukun qauli (ucapan) bukan pada tempatnya, sekiranya memindah rukun qauli ini bukan termasuk yang membatalkan shalat. Seperti membaca Al-Fatihah pada saat duduk di antara dua sujud dan contoh-contoh yang sama.

4. Ketika ragu dalam hal meninggalkan sunnah ab’ad. Seperti seseorang ragu apakah telah melaksanakan qunut atau belum, maka dalam hal ini ia disunnahkan sujud sahwi.

5. Ketika melakukan perbuatan yang berkemungkinan tergolong sebagai tambahan. Seperti seseorang pada saat melaksanakan shalat rubaiah (dzuhur, ashar, dan isya) ragu apakah telah sampai rakaat ketiga atau sudah keempat. Maka dalam keadaan tersebut hitungannya harus berpijak pada rakaat ketiga, sehingga ia wajib untuk menambahkan satu rakaat lagi dan sebelum salam ia disunnahkan melaksanakan sujud sahwi.

Untuk sebab yang kelima, Rasulullah SAW bersabda:

إذا شك أحدكم فلم يدر أصلى ثلاثا أم أربعا فليلق الشك وليبن على اليقين وليسجد سجدتين قبل السلام ، فإن كانت صلاته تامة كانت الركعة ، والسجدتان نافلة له ، وإن كانت ناقصة كانت الركعة تماما للصلاة ، والسجدتان يرغمان أنف الشيطان

"Ketika kalian ragu, tidak ingat apakah telah melakukan shalat tiga rakaat atau empat rakaat maka buanglah rasa ragu itu dan lanjutkanlah pada hal yang diyakini (hitungan tiga rakaat) dan hendaklah melakukan sujud dua kali sebelum salam. Jika shalat tersebut sempurna maka tambahan satu rakaat dihitung (pahala) baginya dan dua sujud merupakan kesunnahan baginya, jika ternyata shalatnya memang kurang satu, maka tambahan satu rakaat menyempurnakan shalatnya dan dua sujud itu untuk melawan kehendak syaitan"

Karena hukum sujud sahwi adalah sunah, maka jika kita meninggalkannya tidak lantas membataklan shalat dan tidak perlu mengulangi shalatnya. Dengan catatan bahwa kita hanya melakukan salah satu dari lima kondisi dimana kita dianjurkan untuk melakukan sujud sahwi. Lain halnya ketika kita shalat kita tidak melaksanakan kewajiban shalat dengan sengaja atau melakukan hal-hal yang dilarang dalam shalat dengan sengaja, maka dua hal ini secara umum dapat berpengaruh dalam keabsahan shalat yang dilakukannya.

Baca Juga: Hukum Sholat Shubuh Kesiangan

Hal ini dijelaskan dalam beberapa keterangan seperti dalam kitab Dalil Al-Muhtaj fi Syarh Al-Minhaj:

سجود السهو سنة) مؤكدة ولو في نافلة ما عدا صلاة الجنازة وهو دافع لنقص الصلاة

"Sujud Sahwi tergolong sunnah muakkad, meskipun pada shalat sunnah, selain pada shalat jenazah. Sujud sahwi ini berfungsi mencegah kekurangan dalam shalat"

Dan Qaul Kodim yang tercantum dalam kitab Al-Um-nya Imam Syafi'i.

ولا أرى بينا أن واجبا على أحد ترك سجود السهو أن يعود للصلاة

"Aku tidak berpandangan bahwa wajib bagi orang yang meninggalkan sujud sahwi untuk mengulangi shalatnya"

Kemudian dalam kitab Safinatun Najah karangan Syekh Salim bin Sumair Al-Hadromi dijelaskan bahwa hal-hal yang menyebabkan Sujud Sahwi ada 4

فصل) أسباب سجود السھو أربعة: الأول ترك بعض من أبعاض الصلاة أو بعض البعض، الثاني فعل مايبطل عمده ولايبطل سھوه إذا فعله ناسيا، الثالث نقل ركن قولي إلى غير محله، الرابع إيقاع ركن فعلي مع احتمال الزيادة

"Fasal Sebab-sebab Sujud sahwi ada empat: Pertama meninggalkan bagian atau sebagian dari sunah ab'ad shalat, Kedua mengerjakan sesuatu yang apabila dikerjakan dengan sengaja akan membatalkan shalat, tetapi tidak membatalkan jika sedang lupa, Ketiga memindahkan rukun qauli (yang diucapkan) ke tempat yang bukan semestinya, dan Keempat mengerjakan rukun yang bersifat fi’liyyah (perbuatan) dengan dugaan sedang menambah"

Wallahu A'lam


Referensi:
1. Kitab Safinatun Najah karya Syekh Salim bin Sumair Al-Hadromi
2. Disarikan dari tulisan Ust. Ali Zainal Abidin (Pengajar di Pondok Pesantren Kaliwining, Rambipuji, Jember) yang dimuat di NU Online