Ustadz Wijayanto Isi Ceramah Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW, di Masjid Nurul Fajri Siantan Hulu Pont

 
Ustadz Wijayanto Isi Ceramah Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW, di Masjid Nurul Fajri Siantan Hulu Pont

LADUNI.ID, PONTIANAK - Panitia Hari Besar Islam, Dewan kemakmuran Masjid (PHBI-DKM) Nurul Fajri Jl.Gusti Situt Mahmud Gang Swasembada I Siantan Hulu, pada Selasa, 9/4  gelar Tabligh Akbar dalam rangka pengajian bersama dua tokoh da'i, yakni Ustadz Wijayanto yang berasal dari Yogyakarta Jawa Tengah dan KH.Ali Mustafa yang lebih disapa Akrab Gus Ali dari Malang Jawa Timur.

Ustadz Wijayanto.MA. lulusan Universitas Islam Internasional Islamabad Pakistan yang sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Bina Anak Sholeh Yogyakarta tersebut, diundang khusus untuk memberi ceramah pada acara Tabligh Akbar Menyambut Bulan Suci Ramadhan 1440 H. Dengan tema "Bersihkan Diri, Sucikan Hati, Pererat Silaturahmi".

Dihadiri dengan antusias pada acara ini oleh KH. Ali Mustafa Malang Jawa Timur,Ustadz Wijayanto Yogyakarta, Pejabat Majlis Ulama Indonesia (MUI) Kalbar, Kapolda Kalbar, Kemenag Provinsin Kalbar, Walikota Pontianak, Kemenag Kota Pontianak, PCNU Pontianak, Kapolresta Pontianak, Kapolsek Pontianak Utara, Camat Pontianak Utara, Lurah Siantan Hulu, Pak Hamid dari Pejabat Imigrasi, Pengurus Dewan Kemakmuran Masjid Nurul Fajri, Majlis Dzikir dan Sholawat Ashfiya, dan Ustadz Birrul Walidaini Penqori' serta Jamaah Muslimin Muslimat.

Acara di mulai dengan sambutan dari Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) yakni Ustadz H. Muhlis Abdur Rohim, Dalam sambutannya beliau mengucapkan selamat datang dan berterima kasih kepada Ustadz Wijayanto.MA dan Gus Ali yang telah bersedia hadir di Masjid Nurul Fajri dan mengharap mendapatkan sebuah wejangan yang insyaallah barokah juga bermanfaat mendapatkan ilmu dari pengajian ini. Dan memohon maaf apabila dalam pengajian ini ada kekurangan dan ditutup dengan pantun darinya. Paparnya.

Kemudian acara di lanjutkan dengan sambutan dari Kapolresta Pontianak yang wakili oleh Bapak Konbes Ahmad Anwar Nasir, berpesan di situasi yang sedang marak ummat saat ini menghadapi tahun politik pilpres sebagai kontestasi Pesta Demokrasi yang memanass haruslah dapat dihadapi dengan bijak, agar kita tidak terjerumus dengan penyebaran Hoax dan menjadi fitnah. Dan marilah kita jaga ukhwah islmaiah ini dan utamakan persatuan sebagai insan yang ahli ibadah. Tegasnya.

Sebelum masuk pada acara inti di awali dengan pembacaan Sholawat Habsy (Ahsyroqol) oleh team hadrah Majlis Dzikir dan Sholawat Nurul Ashfiya. Yang diiringi langsung oleh KH. Ali Mustafa dengan Lantunan Sholawat Merdunya yang begitu menyentuh hati membuat haru dan hening suasana membuat jamaah menangis.

Dalam tausyiahnya Ustadz Wijayanto menjelaskan bahwa pokok dari majlis pengajian pada peringatan Isra' Mi'raj adalah memakmurkan masjid, sholat sebagai tiang agama haruslah menjadi benteng utama dalam menjadi perisai hati ini lebih dekat dengan Allah. Terutama untuk kalangan laki laki baik pemuda dan bapak bapak agar senantiasa rajin menunaikan ibadah sholat di masjid. Terkecuali dalam keadaan darurat karena sakit. Jika tidak demikian maka boleh jadi kita katakan sebagai laki laki yang sholehah. Lanjutnya.

Adapun mewujudkan adanya untuk menghidupkan agama, yakni adanya kiai/ustadz alias ulama sebagai (Al_Hayyi) yang menghidupkan hati. Dengan adanya peran dari ulama sesungguhnya orang yang ada agama bagaikan orang hidup, sebalik nya hidup tanpa agama bagaikan dianggap mati.Dan beliau selalu menghimbau agar keimanan dan ketaqwaan selalu dirawat dan dijaga, dan lebih ditingkatkan setiap harinya dengan istiqomah melaksanakan ibadah sholat. Sesekali gelak tawa jamaah pecah saat ustadz Wijayanto melemparkan candaan dan gurauannya. Lanjutnya. Memang Beliau ini terkenal khas dengan metode dakwahnya yang begitu santai dan kocak penuh akan hikmah yang disampaikan. Akan tetapi, tetap berisi dengan apa yang akan disampaikan terkait tema Isra' Mi'raj nabi Muhammad SAW. Agar lebih banyak berkahnya maka pergilah kepengajian pengajian dan majlis ta'lim. Datangilah masjid masjid untuk mencari ketenagan hidul dan menggapai keberkahan dari Allah SWT. Paparnya.

Rasulullah merupakan satu satunya orang yang paling jujur, tidak pernah berbohong, berbeda dengan Caleg Caleg yang saat ini merebutkan kursi untuk duduk di struktur pemerintahan
. Berbeda dengan Rasulullah sebagai utusan Allah yang telah terpilih tanpa harus dipilih kecuali atas kuasa Allah
. Kita yang hadir pada pengajian majlis ini insyaallah jauh lebih mulia dan lebih utama dibanding dengan sholat 1000 Rokaat. Pemimpin yang baik itu yang suka memakmurkan masjid dan memiliki sifat kepemimpinan yang siddiq, tabligh, amanah dan fathonah. Lain halnya pemimpin hari seperti caleg di pilkada apabila jadi pasti lupa beda dibanding pil - KB, Jika lupa pasti jadi. Pupusnya.

Pesan dari peristiwa Isra' Mi'raj ini ialah Makmurkan Masjid, jadikanlah Doa sebagai Nur kehidupan dan Salam untuk mendapat keberkahan. Sebab dengan Doa orang yang berbuat maksiat, tidak akan pernah mendahului perbuatannya dengan menbaca doa dahulu. 

"Dan tentunya perkuat ukhwah dengan sesama tetangga, kuatkan hubungan antara hablum minallah dan hablum minannaas, sebab sebab sebaik baiknya dan serajin apapun ibadah kita. Jika dengan tetangga kita sendiri 'Cuek' maka tidak akan mendapatkan syurganya Allah." Begitu pula hubungan anak dengan kedua orang tuanya, jangan sampai durhaka karena tidak selamat didunia apalagi di akhirat. Begitupun seorang istri yang selalu menjengkalkan hati suaminya. Dan perbaikilah hubungan yang baik dengan tetangga meski beda pilihan pilpres nanti. Tegasnya.

Maka marilah berdoa semoga Ridho Allah. Mencurahkan kebaikan kepada kita, bisa naik terangkat ke langit dan pereratlah silaturrahmi. Di ujung ceramah yang Hampir kurang lebih selama 2 jam itu, Beliau memberikan tausyiahnya kepada jamaah yang antusias hadir meramaikan.

Kemudian pembacaan do'a ditutup dengan awalan muqoddimah, tawasul dan zikir oleh KH. Ali Mustafa alias Gus Ali dengan penuh kekhusyu'an dan tangis haru seluruh jamaah larut dalam keheningan Doa sapujagat yang dipimpin beliau. (Ulil)