5 Saham LQ45 Ini Bisa Cuan Lebih 2%, Apakah Pekan ini Akan Terrealisasi?

 
5 Saham LQ45 Ini Bisa Cuan Lebih 2%, Apakah Pekan ini Akan Terrealisasi?

LADUNI.ID,  Pada saat pasar saham domestik sedang mengalami tekanan, 5 saham yang tercatat di daftar LQ45 mampu membukukan kenaikan di atas 2%. Pada periode yang sama 39 saham tercatat mengalami koreksi mulai dari 0,79% hingga 19%.

Sementara 1 saham tercatat cenderung stagnan karena hanya mebukukan kenaikan 0,48% dalam sepekan. 

Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan lalu terkoreksi 1,74% menjadi 6.209 dari 6.319 pada akhir pekan lalu. Sentimen dalam dan luar negeri menjadi sentimen yang menekan kinerja pasar saham domestik pekan lalu. 

Lima saham yang mengalami penguatan di atas 2% tersebut, yaitu saham PT Chandra Astri Petrochemical Tbk (TPIA) yang naik 7,8%, lalu saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) naik 5,4%, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) naik 4,46%, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) naik 3,13% dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) naik 2,08%.

Pekan ini sentimen internal yang mempengaruhi oleh data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2019. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data produk domestik bruto (PDB) Indonesia tumbuh 5,07% pada kuartal I-2019.

Pertumbuhan itu lebih rendah dari konsensus pasar yang memperkirakan tumbuh 5,20% year on year (yoy), meskipun demikian pertumbuhan PDB tersebut masih lebih tinggi dari realisasi kuartal I-2018 sebesar 5,06%, namun lebih rendah dari kuartal 4-2018 yakni 5,18%. 

Kemudian di akhir pekan, defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) Indonesia pada kuartal I-2019, tercatat sebesar US$ 6,96 miliar atau setara dengan 2,6% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Bank Indonesia pada hari Jumat (10/5/2019) melalui siaran pers tertulis. Angka CAD tersebut jauh lebih dalam dibandingkan kuartal I-2018 yang sebesar US$ 5,19 miliar atau 2,01% PDB. Bahkan defisit kali merupakan CAD kuartal I yang paling dalam setidaknya sejak 2015.

Sementara dari eksternal, tekanan datang dari pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait penerapan bea masuk 25% untuk produk China yang nilainya mencapai US$ 200 miliar.

Ini memicu ketegangan baru antara AS-China. Dimana pada akhirnya tarif diberlakukan dan pertemuan antara kedua negara tak menghasilkan apapun untuk mencegah terjadinya perang dagang.

Inilah yang membuat IHSG mengalami tekanan dalam 5 hari perdagangan. Dan saham-saham di daftar LQ45 sebagian besar mengalami koreksi.