People Power Vs Power Rangers di Zaman Now

 
People Power Vs Power Rangers di Zaman Now

LADUNI.ID,KOLOM-Di sudut Indonesia manapun, kebenaran akan tetap bernama kebenaran dan kecurangan tetap dinamakan kecurangan. Di hati masyarakat Indonesia juga tertanam bahwa kebenaran akan selalu mengibarkan bendera kemenangannya, dan ke­curangan tidak akan pernah berdiri diatas kebenaran.

 Lalu, apa yang dimaksud dengan power rangers dan people power? Bila dilihat dengan kasat mata maka diantara keduanya sama-sama terdapat kata "power" yang berarti kekuatan.

Power Rangers merupakan film superhero bergenre petualangan aksi yang disutradarai oleh Dean Israelite (Project Almanac) dengan distributor-nya, Lionsgate dan Saban Films. Film ini sering tampil di televisi-televisi nasional Indonesia. Film Power Rangers mence­rita­kan tentang lima remaja biasa yang mengalami kejadian yang luar biasa.

Mereka telah ditakdirkan terpilih sebagai pahlawan super yang dikenal sebagai Power Rangers. Sadar akan kekuatan yang luar biasa, mereka berlima harus menyelamatkan kota kecil mereka, Angel Grove dan juga dunia dari anca­man alien bernama Rita Repulsa yang berusaha mencari Zeo Kristal de­ngan menghancurkan bumi. Ia memiliki sihir yang kuat dengan pasukan golem batu­nya, Putties dan raksasa emas yang disebut Goldar.

Secara singkatnya, film Power Rangers tersebut adalah film yang me­nampilkan beberapa orang dengan kekuatan yang siap untuk membela kebenaran dan menyelamatkan dunia dari segala tindak kejahatan. 

Ya, syukur-syukur di Indonesia ada yang seperti Power Ranger ini memiliki kekuatan ataupun kekuasaan sehingga bisa mem­bela dan memajukan Negara Indonesia.

Sedangkan people power adalah istilah yang saat ini sedang viral di Indonesia di tengah penantian pengumu­man hasil pemilu 2019 yang dilaksa­nakan 17 April 2019 kemarin. 

Secara umum, people powersama artinya dengan kekuatan masya­rakat. Mereka berusaha melakukan perlawanan dan bentuk protes terhadap bentuk kezaliman dan kesewenangan para penguasa.

People power adalah penggulingan kekuasaan presiden secara paksa melalui aksi demonstrasi rakyat. Upaya ini dila­kukan dengan cara seluruh rakyat turun ke jalan agar Presiden melektakkan jabatannya karena dinilai telah melang­gar kons­titusi atau melakukan penyim­pangan.

People power pertama kali terjadi di Filipina pada tahun 1986. Gerakan ini mengacu pada revolusi sosial damai sebagai akibat dari protes rakyat Filipina melawan Presiden Ferdinand Marcos yang telah berkuasa selama 20 tahun. 

Protes itu berawal saat Corazon Aquino, istri pemimpin oposisi Benigno Aquino, Jr, meluncurkan kampanye anti kekera­san untuk menggulingkan Marcos. Mengutip dari Amazine(25/4/2019), Aquino melancarkan protes sebagai konsekuensi dari deklarasi kemenangan Marcos pada pemilihan presiden tahun 1986.

People power dikenang sebagai perlawanan damai yang ditandai dengan demonstrasi jalanan setiap hari yang terutama diadakan di Epifanio de los San­tos Avenue (EDSA). Peristiwa ini juga dianggap sebagai momen yang melahir­kan kembali demokrasi di Filipi­na. Seba­gian orang juga percaya bahwa be­berapa demonstrasi di negara lain yang juga sukses (terma­suk Indonesia) menga­cu pada revolusi people powerdi Filipina.

Di Indonesia sendiri, gerakan people power terjadi ketika tergulingnya rezim Presiden Soeharto yang dipicu oleh demo besar mahasiswa dan rakyat pada Mei 1998 yang menuntut reformasi dan perubahan. 

Salah satu faktor yang memi­cu rakyat Indonesia meminta perubahan adalah fenomena krisis moneter sejak Juli 1997. Dengan itulah, amarah rakyat Indo­nesia tak terbendung lagi. 

Mereka menuntut perubahan hingga turun ke jalan. Dari sanalah lahir Orde Reformasi yang ditandai dengan lengsernya Soe­harto, Presiden kedua Republik Indo­nesia.

Nah, sekarang ini istilah people power itu kembali meng­hebohkan masyarakat Indonesia. Politikus Amien Rais menya­takan akan membuat people powerjika timnya menemukan kecurangan pada penyelenggaraan Pemilu 2019 ini. 

.***Lailan A. Pulungan