Pesantren Roudlotul Qur’an Tlogoanyar, Lamongan

 
Fasilitas di Lembaga ini :
Nama FasilitasJumlah Nama FasilitasJumlah
MI/SD1 MTS/SMP1
MA/SMA1 Maly/Univ.0
Tahfidz1 Laboratorium2
Poli Kesehatan1 Koperasi1
Pesantren Roudlotul Qur’an Tlogoanyar, Lamongan

Profil

Pondok pesantren Roudlotul Qur’an merupakan pondok pesantren yang bertempat di jantung Kota Lamongan, lebih tepatnya di daerah Kelurahan Tlogoanyar Kecamatan Lamongan. Pendiri pondok pesantren ialah KH. Mansur Aminuddin Ridlo. Didirikan pada tahun 1975 dengan lokasi yang cukup strategis, tidak terlalu jauh dari sekolah-sekolah umum karena memang sebagian besar santri adalah siswa atau siswi masyarakat sekitar tersebut dan nyaman karena dekat dengan sebuah telaga yang cukup mensuplai kebutuhan air. 

Beliau adalah seorang kiai dari Kota Kudus yang berdedikasi tinggi, mengabdikan seluruh hidupnya untuk perjuangan menegakkan kalimat Allah. Perjuangan beliau yang sempat berpindah-pindah akhirnya membawa beliau dan keluarga menetap di Tlogoanyar Lamongan dan mendirikan pondok pesantren Roudlotul Qur’an.

Perkembangan  pondok  pesantren Roudlotul  Qur’an sendiri  dahulu hanyalah pendidikan non formal hingga sampai saat ini sudah ada lembaga-lembaga baik  non formal maupun formal. Ada Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah.

Sejarah

Pondok pesantren Roudlotul Qur'an didirikan pada tahun 1975 oleh KH. Mansur Aminuddin Ridlo. Pondok pesantren Roudlotul Qur'an bertempat di Kelurahan Tlogoanyar Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan. Pada tanggal 24 April pondok pesantren Roudlotul Qur’an telah terdaftar pada Departemen Agama Republik Indonesia. Pada awal pertumbuhannya sekitar tahun 1970-an pondok pesantren Roudlotul Qur'an hanya difungsikan sebagai tempat mengaji Al qur'an sebagaimana langgar atau musholah pada

Kegiatan pengajian Al qur'an ini diasuh langsung oleh KH.Mansur Aminuddin Ridho dan istrinya bu Nyai Ummi Sholihah. Pengajian Al Qur'an dilakukan pada waktu ba'da maghrib. Pada tahun 1975 KH Aminuddin mampu membeli sebidang tanah rawa di kelurahan Tlogoanyar. Tanah yang beliau beli saat itu masih berbentuk telaga, lahan kosong yang tidak terpakai sehingga dengan semangat dan ridho Allah KH. Aminuddin bertekat untuk membersihkan rawa-rawa untuk dijadikan tempat beribadah atau langgar.

Awalnya tidak sedikit orang tua merasa tergerak untuk menitipkan anaknya untuk mengaji/mondok di rumah beliau. Sehingga dibuatkanlah kamar sederhana untuk dihuni oleh santri/murid beliau. Yang sekarang menjadi kantor pondok pesantren.
Beberapa tahun kemudian berkembang ibu-ibu jama'ah pengajian, yang mulanya telah mengaji dalam bimbingan KH Aminuddin di Demangan nututi minta ikut mengaji kepada KH Aminuddin yang telah berpindah ngaji di Tlogoanyar.

Agar tidak tercampur dengan santri laki-laki Maka dibuatlah Roudloh tempat pengajian dan jama'ah yang sekarang dinamakan Roudlotul Qodim. Ada juga santri perempuan, kemudian dibuatlah kamar disisi selatan yang sekarang menjadi koperasi, sampai berkembang menjadi 3 lantai. KH.Mansur Aminuddin Ridlo memberi nama pondok ini dengan mana pemberian dari kiai beliau yaitu KH. Arwani Kudus yaitu Roudlotul Qur'an.

Pada perkembangan selanjutnya tidak hanya mengajar Al qur'an tetapi juga ditambah dengan mengaji kitab seperti kitab gundul, buluggul maram, tafsir jalalain dan kitab-kitab kuning lainya. Pengajian al qur'an pada saat itu dilaksanakan setiap selesai sholat Subuh dan Magrib, sedangkan ngaji kitab seperti tafsir jalalain dan kitab lainya dilaksanakan tiap sore menjelang Maghrib.

Seiring jalannya waktu akibat semakin banyaknya masyarakat yang tidak hanya dari tlogoanyar yang datang mengaji bahkan tidak sedikit berasal dari luar kelurahan dan bahkan diluar daerah maka Pada tahun 1980 KH. Aminuddin mendapatkan sebidang tanah waqof dari tokoh masyarakat setempat. Kemudian membuat kamar sederhana sebagai tempat menginap bagi para santri laki-laki, yang sekarang menjadi komplek Rijal.

Fase kedua (1985-2000)

Jumlah santri perempuan bertambah dan bertambah pada tahun 1985, kemudian KH. Mansur Aminuddin Ridlo membeli sebidang tanah lagi dan dibuatlah komplek jadid dengan 3 kamar hanya 1 lantai dan Aula. Jumlah santriwan dan santriwati semakin bertambah pesat pada tahun 1985-1990.Jumlah santri mencapai 300 lebih. KH. Mansur Aminuddin Ridlo merupakan pendiri Pondok Pesantren
Roudlotul Qur'an Tlogoanyar Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan.

Beliau lahir di Kudus Jawa Tengah pada bulan Agustus tahun 1935. Saat beliau masih muda, di kenal sebagai orang yang taat pada agama, rajin dalam beribadah, selain mengajar mengaji, beliau juga menyebarkan agama Islam di Kelurahan Pedurungan Glagah dan di dampingi seorang wanita yang bernama Ummi Sholihah. Wanita tersebut berasal dari Betoyo, Manyar Gresik. KH.
Aminuddin Ridlo dan Ummi Sholihah ini sama-sama menimbah ilmu di Pondok Pesantren Tambak Beras Jombang, kurang lebih selama 6 tahunan.

Setelah itu beliau pulang dan menikah dengan Ummi Sholihah sekaligus mendapatkan tugas serupa di Lamongan, tepatnya di MI Madrasah Ibtidaiyah Sunan Drajat Demangan, sekarang di kenal MI murni oleh Ustadz H. Zarkasyi (Allahumaghfir lahu) pengurus Madrasah. Madrasah Ibtidaiyah yang semula hampir mati karna di tinggal siswanya, di tahun 1975 mengalami kejayaan dengan jumlah siswa yang melimpah.

Pada tahun 1960 KH. Aminuddin menikah saat berusia 25 tahun sedangkan istrinya Ummi Sholihah berusia 23 tahun. KH Mansur Aminuddin Ridlo selain mengajar dan berdakwah di masyarakat Tlogoanyar sebagai pengasuh pesantren beliau juga bertugas sebagai guru agama yang ditugaskan di Pucung Tikung Lamongan. Dalam rangka merintis pondok pesantren, tentu tidak semudah yang dibayangkan.

Banyak sekali halangan dan rintangan yang harus dihadapi oleh KH. Mansur Aminuddin Ridlo. Sebagian masyarakat Kelurahan Tlogoanyar ada yang mendukung dan ada juga yang menentang saat KH. Mansur Aminuddin dalam mendirikan pondok pesantren di Tlogoanyar Lamongan. Akan tetapi dengan semangat dan kerja keras tetap dijalankan oleh KH.Mansur Aminuddin Ridlo, beliau memegang teguh kesabaran dan tawakal karena dengan niat dan sikap yang baik akan melahirkan hasil yang baik.

Beliu tidak pernah menghiraukan cercaan dan hinaan dari warga yang kontra dengan pemikiran KH. Mansur Aminuddin Ridlo. Meski ada sebagian warga Kelurahan Tlogoanyar yang tidak suka dengan kedatangan beliau dalam berdakwah dan mendirikan pondok pesantren, namun beliau tetap menjalin hubungan baik dengan semua orang. Beliau juga menjalin silaturahmi dengan
masyarakat.

Sebelum wafat, KH. Aminuddin sering berkunjung dan menyambung silaturahmi dengan KH. Arwani Kudus. Bahkan nama Pondok Pesantren Roudlotul Qur'an itu sendiri merupakan pemberian dari Almarhum KH. Arwani Kudus Pada tahun 1993 KH. Mansur Aminuddin Ridlo wafat, tepatnya 18 September 1993 M/ 27 Jumadil Akhir 1338 H. Setelah dirawat 13 hari di RSUD Bunder Gresik. Beliau di makamkan di Kudus tempat lahir beliau. Pondok pesantren Roudlotul Qur'an di pegang bersama putra/putri beliau yang berjumlah 6 orang:
1) Ah. Syaifuddin
2) Ah. Ali Arifin
3) Ah. Faishol
4) Durrotun Nafisah
5) Masykurotin Azizah
6) Hidayatul Mashfiyyah

KH. Mansur Aminuddin Ridlo dikenal memiliki hati yang lembut, sopan santun serta solidaritas yang tinggi pada semua orang. Beliau lebih dikenal dengan nama KH. Aminuddin Ridlo. Selain itu, KH. Aminuddin memiliki sikap loyalitas yang tinggi terhadap sesama bahkan banyak tetangga merasa senang dengan kedatangan KH. Aminuddin Ridlo di Tlogoanyar untuk menyebarkan ilmu dan berjuang di jalan Allah.

3. Fase ketiga (2000-2015)  

Setelah pondok pesantren berdiri dan mulai berkembang, kemudian munculah lembaga formal yakni Madrasah Tsanawiyah Terpadu berdiri pada tahun 2006. Kemudian berdirilah Madrasah Aliyah Sains tahun 2015. Adanya lembaga-lembaga formal serta non formal yang ada di pondok pesantren Roudlotul Qur'an, menjadikan banyak masyarakat yang berminat mendaftarkan putra-putrinya untuk belajar di pondok pesantren sekaligus di sekolah formal Roudlotul Qur'an.

Kesederhanaan pesantren zaman dulu terlihat dalam segi bangunan, metode, bahan kajian, perangkat belajar dan lainnya. Hal tersebut dilatar belakangi oleh kondisi masyarakat dan perekonomian pada saat itu. Pesantren zaman dulu hubungan yang terjalin antara kiai dan santri sangat erat layaknya anak kandung dengan orang tuanya. Akan tetapi pesantren zaman sekarang
agak berbeda.

Hal ini dilatarbelakangi oleh kondisi dan ekonomi. Pesantren zaman sekarang, kiai dan santri-santrinya jarang bertemu dikarenakan jadwal yang padat serta banyaknya jumlah santri sehingga tidak tersedia waktu untuk bercakap-cakap atau musyawarah dengan kiai secara langsung, hanya sebatas pengurus dan pengasuh pondok saja yang dapat bertatap muka.

Para santri yang menimba ilmu di pesantren zaman dulu tidak dipungut biaya administrasi karena santri dan kiai sama-sama hidup dalam kesederhanaan dengan bertani dan berdagang sehingga hasil yang didapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, perubahan terjadi dikarenakan kebutuhan ekonomi yang terus meningkat dan kondisi masyarakat zaman dulu berbeda dengan sekarang.

Rata-rata mata pencaharian di Lamongan dulunya hanya bertani, berdagang di pasar dan nelayan namun sekarang banyak warga Lamongan yang bekerja di pabrik, pegawai negeri dan lain-lain. Kebutuhan zaman sekarang dan dulu
sangat berbeda. Pondok pesantren dulu cukup menggunakan lampu ublik sebagai media penerangan, namun di era sekarang membutuhkan listrik untuk menyalakan lampu sebagai sarana penenrangan. Hal ini juga yang menjadikan pondok pesantren sekarang memungut biaya administrasi bagi para santri.

Bangunan pondok pesantren Roudlotul Qur'an Kelurahan Tlogoanyar Lamongan sudah memenuhi persyaratan menjadi lembaga pendidikan karena memiliki beberapa bangunan dengan fungsinya. Bangunan-bangunan tersebut diantaranya mushola, madrasah, dalem (rumah kiai), asrama dan lain-lain.

 

 

Pendiri
KH. Mansur Aminuddin Ridlo

Pengasuh
1. KH. Mansur Aminuddin Ridlo
2. KH. S. Muhaimin, AR

KH. S. Muhaimin, AR

Anda Telah Menyalin Artikel Tanpa Izin, Jika Ingin Menyalin, Tuliskan Link Hidup ini di situs anda atau akan kami tindak! https://suaranasional.com/2019/01/29/pesantren-roudlatul-quran-tlogoanyar-lamongan-peringati-haul-kh-aminuddin-ridlo-ke-26/ .
KH. S. Muhaimin, AR

Anda Telah Menyalin Artikel Tanpa Izin, Jika Ingin Menyalin, Tuliskan Link Hidup ini di situs anda atau akan kami tindak! https://suaranasional.com/2019/01/29/pesantren-roudlatul-quran-tlogoanyar-lamongan-peringati-haul-kh-aminuddin-ridlo-ke-26/ .

Pendidikan

Pendidikan Formal
1. MTs Terpadu Roudlotul Qur’an
2. MA. Sains Roudlotul Qur’an (MASA RQ)

Pendidikan Nonformal
1. TPA
2.Tahfidzul Qur'an
3. Madrasah Diniyah
4. Majlis Ta’lim
5. Pondok Pesantren
6. Panti Asuhan

Ekstrakurikuler

Ekstrakurikuler di Pesantren Roudlotul Qur’an
1. Tahfidz al-Qur’an
2. Pengajian Kitab Kuning
3. Ziarah
4. Muhadloroh
5. Bahtsul Ma’sail
6. Istighotsah
7. Hadrah/Rebana
8. Ziarah
9. Desain Grafis
10. Drumb Band
11. Pengembangan Jurnalistik
12. Kaligrafi
13. Beladiri
14. KIR
15. Diskusi dan Penelitian Ilmiah
16. Pramuka
17. PMR
18. Paskibra


Kajian kitab di pesantren Roudlotul Qur’an


Hadrah di pesantren Roudlotul Qur’an

Fasilitas

Fasilitas di pesantren Roudlotul Qur’an
1.  Masjid
2.  Gedung Sekolah
3.  Aula
5.  Laboratorium Komputer
6.  Poskestren (Balai Pengobatan Santri)
7.  Sarana Olahraga
8.  Lapangan serbaguna
9.  Koperasi Pesantren
10. Kantin
11. Laboratorium Bahasa


Gedung MTs di pesantren Roudlotul Qur’an


Laboratorium Komputer di pesantren Roudlotul Qur’an

Alamat

Jalan KH. Ahmad Dahlan, Gang Mawar no 34B, Kelurahan nTlogoanyar, Kec. Lamongan, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur
Telepon : 0857-3183-2464, 0856-9384-5177

Kode Pos: 62216

 

Relasi Pesantren Lainnya

  • Belum ada pesantren yang berelasi dengan pesantren ini.