Syekh Adnan Mahmud  Bakongan Mendapat Ijazah Hizbul Bahri dari Abuya Muda Waly

 
Syekh Adnan Mahmud  Bakongan Mendapat Ijazah Hizbul Bahri dari Abuya Muda Waly

LADUNI. ID, Aceh - Hizbul Bahri ini diajarkan oleh Rasulullah S.A.W melalui mimpi Imam Abu Hasan asy-Syazili sewaktu beliau berdukacita di tengah-tengah Laut Merah ketika Al-Imam ingin pergi ke Makkah al-Mukarramah untuk menunaikan fardu haji melalui jalan laut. Nakhoda kapalnya itu seorang nasrani (kristian).

Angin tidak bertiup, sehingga kapal tidak berlayar berhari-hari. Setelah diajarkan Rasulullah, al Imam membacanya, dan akhirnya angin bertiup dan kapal bisa berlayar. Nakhoda kapal seorang Nasrani akhirnya masuk Islam. 

Nek Abu Adnan adalah awalnya teman Abuya saat mengaji di Syekh T.Mahmud Blangpidie Abdya. Umur Nek Abu lebih tua dari Abuya. Tapi ketika Abuya sudah pulang ke Aceh dari pengembaraan mencari ilmu. Nek Abu belajar lagi kepada Abuya, dan Nek Abu  diangkat menjadi Mursyid Thariqat Naqsyabandi oleh Abuya Muda Waly. 

Nek Abu Adnan wafat pada umur 100 tahun lebih. 

Nek Abu Adnan bercerita: 

" Setelah satu tahun di Makkah (Abuya Muda Waly) beliau kembali ke Minangkabau dan menetap disana selama kurang lebih satu tahun. Setelah itu dengan menumpang perahu Bincalang Besar beliau ke Aceh dan sempat singgah di Pulau Dua. Selanjutnya beliau mendarat di Bakongan. 

Sesampai di Bakongan beliau menanyakan kepada masyarakat dimana rumah Teungku Adnan Mahmud, kemudian dijawab oleh masyarakat bahwa Teungku Adnan Mahmud sudah berangkat ke Peulumat. Kemudian Teungku Muda Waly menanyakan dimana disimpan kunci Teungku Adnan Mahmud, maka masyarakat menyerahkan kunci rumah tersebut kepada beliau. Maka menginaplah Teungku Muda Waly bersama istri beliau Umi Padang dan anak mereka yang bernama Teungku Muhibbuddin Waly. 

Pada waktu yang sama saya meminta izin kepada Maulana Teungku Peulumat H.Abdul Karim untuk pulang ke Bakongan. Pulanglah kami ke Bakongan jalan kaki. Sesampainya kami di Bakongan kami melihat rumah kami menyala lampu strongkeng, setelah kami membuka pintu kami mendapatkan Teungku Muda Waly bersama istri dan anaknya sedang beristirahat di dalam rumah. Pada malam itu beliau menceritakan pengalamannya selama dalam perjalanan. 

Besok paginya, yaitu setelah shalat subuh Teungku Syeikh Muda Waly mengijazahkan kepada saya Isim Hizbul Bahri. Setelah selesai sarapan pagi akhirnya beliau minta izin untuk pulang ke Labuhan Haji. Beliau seterusnya mendirikan Pesantren Darussalam yang selanjutnya menjadi tempat menuntut ilmu ribuan santri yang berasal dari seluruh pelosok Aceh, dan juga dari luar Aceh, seperti Jambi, Riau, Padang dan sebagainya, hingga dari Negara-negara tetangga." 

Buku Ayah Kami Syekh Muhammad Waly al-Khalidy hal.229-230.