Ziarah di Makam Sunan Katong, Pendakwah Islam di Kaliwungu

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam Sunan Katong, Pendakwah Islam di Kaliwungu

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta - Sunan Katong merupakan tokoh yang sangat berpengaruh dalam penyebaran agama Islam dan juga dalam sejarah Kendal, tepatnya di Kecamatan Kaliwungu. Beliau datang ke Kaliwungu, Kendal untuk menyebarkan agama Islam atas petunjuk Sunan Pandan Arang Semarang.

Dari beberapa penemuan para pencatat sejarah akhirnya bisa dimengerti bahwa Sunan Katong adalah seorang Wali yang masih ada hubungan nasab dengan Prabu Brawijaya V. Para penulis sejarah tidak ada yang beda pendapat, dan mereka sepakat bahwa Sunan Kathong yang makamnya di pemakaman Protomulyo itu memang berasal dari Ponorogo.

Profil

Nama Sunan Katong erat hubungannya dengan kerajaan Majapahit, karena tokoh ini masih ada hubungan darah dengan raja Majapahit yang terakhir, Prabu Brawijaya V, beliau adalah putra Majapahit dari istri Ponorogo. Setelah kerajaan Majapahit berakhir, ada keterangan yang menerangkan bahwa tokoh ini secara otomatis menjadi keluarga besar kerajaan Demak, karena beliau masih ada hubungan saudara dengan Raden Fatah, saudara seayah.

Ada keterangan lain yang menerangkan bahwa Sunan Katong yang makamnya ada di kota Kaliwungu itu bukanlah Bhatara Katong putera Brawijaya ke V tetapi cucu dari Bhatara Katong, yang mempunyai nama “nunggak semi” dengan kakeknya, yaitu Bhatara Katong. Tokoh muda itu bernama Kyai Katong.
Dijelaskan bahwa Kyai Katong yang cucu Bhatara Katong itu adalah putera Pangeran Suryapati Unus atau Adipati Unus atau Patih Yunus atau Pangeran Sabrang Lor, putera Raden Fatah, Sultan kerajaan Demak pertama.

Guru-guru beliau di antaranya:
1. Bathara Katong (Kakek)
2. R Fatah
3. Adipati Unus (Ayah)

Lokasi Makam

Makam beliau terletak di Desa Protomulyo, Kecamatan Kaliwungu Selatan, Kendal. Tepatnya di Komplek Makam Astana Kuntul Nglayang. Sebutan Astana Kuntul Nglayang, karena jika dipandang secara cermat, kompleks makam tersebut menurut cerita warga sekitar membentuk seekor burung yang sedang terbang.

Astana Kuntul Nglayang menjadi saksi bahwa bumi Kaliwungu itu dulu ditempati oleh orang-orang besar kerajaan. Berikut ini peta lokasi makam dan situs Sunan Katong. Di ujung barat, disebutnya sebagai letak kepala burung kuntul.

Haul

Haul sunan Katong diperingati tiap bulan Rajab tahun Hijriah diperingati di komplek pemakaman Astana Kuntul Nglayang, Desa Protomulyo, Kendal.

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam Sunan Katong banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Kendal saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang berziarah di makamnya yang berada di Komplek pemakaman di desa Protomulyo.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam  Sunan Katong, maka akan dimudahkan mencapai cita-citanya apa yang diinginkannya bagi para santri, dan dimudahkan hajatnya bagi para peziarah, dibukakan hati dan pikirannya dalam menerima ilmu, dinaikan derajatnya.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Kendal di antaranya:
Kerupuk Petis, Kerupuk Tayamum, Emping Bandeng, Getuk Goreng, Kerupuk Rambak, Keripik Buah, Payung Kertas, Gerabah

Raden Fatah adalah pendiri dan raja Demak pertama dan memerintah tahun 1500-1518.
 

Profil

KH. Ahmad Sholeh adalah putra kedua dari KH. Muhammad Nur pendiri Pondok Pesantren Langitan. Beliau lahir di Tuban sekitar tahun 1820 an.  KH. Ahmad Sholeh menikah 1287 Hijriyah dengan Raden Nyai Asriyah, puteri KH. Mukhtar (pengasuh Pondok Pesantren Cepoko, Kabupaten Nganjuk). Dari pernikahan tersebut lahir putera dan puteri diantaranya:

  1. Nyai Shofiyah (dinikahkan dengan KH. Khozin, penerus estafet K.H. Ahmad Sholeh di Pondok Pesantren Langitan)
  2. KH. Dahlan Hasbullah
  3. KH. Adnan
  4. Nyai Sholihah (dinikahkan dengan KH. Zainuddin Mojosari, Kabupaten Nganjuk)
  5. Nyai Khodiyah (dinikahkan dengan KH. Rofi’i Gondanglegi, Kabupaten Nganjuk)
  6. Satu puteri lagi yang dinikahkan dengan KH. Nur Iman (berdomisili di Tuban).

Guru-guru beliau di antaranya:

  1. KH. Muhammad Nur (Ayahanda KH. Ahmad Sholeh)
  2. K.H. Abdul Qodir atau Abdul Qohhar (Pesantren Al-Najiyah Sidoresmo, Surabaya)
  3. K.H. Hasbullah (Pesantren Sambilangan, Madura)
  4. Syekh Nawawi Banten
  5. Syekh Ahmad bin Zaini Dahlan (Imam dan Mufti Mahzab Syafi’i di Mekkah al-Mukaromah)
  6. Syekh Muhammad Al-Muqri
  7. Syekh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah Al-Makki
  8. Syekh Ahmad Nahrowi
  9. Sayyid Muhammad Saleh bin Sayyid Abdur Rahman Az-Zawawi
  10. Syekh Zahid, Syekh Umar Asy-Syami
  11. Syekh Yusuf Al-Mishri
  12. Syekh Jamal (Mufti Mazhab Hanafi)

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi KH. Ahmad Sholeh

Lokasi Makam

KH.  Ahmad  Sholeh  mengasuh  Pondok Pesantren Langitan, selama kurang lebih 32 tahun. Beliau wafat pada tahun 1320 H./1902 M. dan dimakamkan di  kompleks pesarean di Desa Widang, kurang lebih 400 meter sebelah utara kompleks Pondok Pesantren Langitan.

Haul

Haul beliau diperingati tiap tahun pada bulan Shofar tahun Hijriah di pesantren Langitan Tuban

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam KH. Ahmad Sholeh banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Tuban saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang makamnya berada di Komplek pemakaman di Desa Widang, Tuban.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam  KH. Ahmad Sholeh, maka akan dibukakan alam pikiran dan hatinya dalam menerima ilmu, Diberi kemudahan dalam mencari rezeki, diberi kemudahan dalam mencari jodoh, dan diberi kemudahan dalam mendapatkan anak sholeh dan sholehah.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Tuban di antaranya:
Cumi Crispy, Kecap Laron, Keripik Gayam, Buah Siwalan, Legen, Terasi Udang, Amplo, Gemblong, Ikan asin Tuban, Kerupuk ikan