Kesalehan Berlebihan untuk Menutupi Keburukan

 
Kesalehan Berlebihan untuk Menutupi Keburukan

LADUNI.ID, Hikmah - Alkisah, seorang pria yang baru pulang ke rumahnya dikejutkan oleh suara tangisan istrinya. Ditanyakan sebabnya, istri menjawab, "burung-burung di atas pohon itu sering melihatku tanpa hijab dari jendela. Aku takut ini dihitung sebagai maksiat."

Mendengar jawaban itu, sang suami terenyuh oleh ketaatan istrinya. Dia cium kening sang istri salehah lalu keluar kamar. Dengan sigap dia ambil kapak lalu dia tebang pohon besar di pekarangannya.

Seminggu setelah itu dia pulang lebih awal. Betapa kagetnya dia mendapati istrinya tidur dengan laki-laki lain. Hancur hati sang suami. Dia ambil barang-barang seperlunya lalu pergi sejauh mungkin dari kotanya.

Baca Juga: Tata Cara, Bacaan, dan Waktu Sujud Tilawah

Sampailah dia di suatu kota. Terlihat khalayak ramai berkumpul di depan istana kerajaan. Dia bertanya kepada salah satu orang di situ. Jawabnya, "harta kerajaan kemalingan."

Tidak jauh dari keramaian itu ada seorang kakek bersurban dan berjubah jalan berjinjit. Hal itu menarik perhatiannya. Dia bertanya lagi kepada orang di situ, "mengapa kakek itu berjalan seperti itu?". Orang di situ menjawab, "beliau itu syeikh kota ini. Beliau selalu berjalan seperti itu agar jangan sampai menginjak semut atau satwa apapun di bawah kakinya." Mendengar jawaban itu, sang pria meminta agar segera dihadapkan kepada raja. "Aku sudah menemukan pencurinya," kata sang pria.

Baca Juga: Mendahulukan Qadha Puasa Ramadhan atau Puasa Syawal?

Di hadapan raja pria itu bilang, "syeikh itulah pencuri harta kerajaanmu." Syeikh pun dipanggil. Setelah terjadi penyelidikan dan persidangan, akhirnya syeikh mengakui perbuatannya. Syeikh pun ditangkap dan dijebloskan ke penjara.

Raja berterima kasih kepada sang pria. Kemudian raja bertanya, "bagaimana kau bisa tahu bahwa syeikh pencurinya?." Sang pria berkata, "pengalaman hidup telah mengajariku bahwa orang yang berlebih-lebihan dalam menampakkan kesalehan, pasti dia sedang menutupi keburukannya."

Baca Juga: Gus Mus: Ilmu Umum dan Agama Tidak Mesti Dipisahkan

____________________
Terjemah: Ammar Abdillah (*)