Ziarah di Makam KH. Nawawi Berjan, Pelopor Berdirinya JATMAN

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam KH. Nawawi Berjan, Pelopor Berdirinya JATMAN

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta - KH. Nawawi Shiddiq adalah seorang Ulama kharismatik sebagai panutan thariqoh atau tarekat dari Berjan Purworejo, adalah pengasuh Pesantren An-Nawawi ( dulunya pesantren Miftahul Huda berubah nama Raudlotut Thullab) Purworejo, sebagai seorang Guru Mursyid TQN, turut berjasa atau sebagai Salah Satu Pendiri Wadah Thariqoh NU yakni Jam'iyyah Ahli Thariqoh Al- Mu' tabaroh An- Nahdliyyah (JATMAN), bahkan KH.Nawawi dipercaya menjadi Mudir atau Ketua Idaroh Wustho JATMAN Jawa Tengah.

KH. Nawawi hidup dan dibesarkan dalam lingkungan Pondok Pesantren. Beberapa Pondok Pesantren tempat beliau menuntut ilmu : Pondok Pesantren Kauman Grabag, Magelang (K. Rohmat), Pondok Pesantren Lasem, Rembang, Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Pondok Pesantren Jampes, Kediri, Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta, Pondok Pesantren Tremas, Pacitan, dan Pondok Pesantren Darussalam Watucongol, Magelang.

Disamping meneruskan Pondok Pesantren yang diwariskan ayahandanya, semasa hidupnya KH. Nawawi juga tidak pernah absen dalam kancah perjuangan bangsa, baik sebelum maupun setelah diproklamirkannya kemerdekaan. Sebelum kemerdekaan beliau dikenal sebagai komandan Laskar Hizbullah Purworejo.

Profil

KH. Muhammad Nawawi lahir pada hari Selasa Kliwon tanggal Robi’ul Awwal 1334 H atau bertepatan pada 10 Januari 1916 M, di Berjan Purworejo. Beliau merupakan putra dari pasangan KH. Muhammad Shiddiq dengan Nyai Fatimah.

KH. Muhammad Nawawi merupakan keturunan dari keluarga ningrat bernasab keturunan dari Sultan Agung Mataram dari jalur ayahnya yaitu, silsilah Muhammad Nawawi bin KH. Muhammad Shiddiq bin Kiai Zarkasyi bin Asnawi Tempel bin Kiai Nuriman Tempel bin Kiai Burhan Joho bin Kiai Suratman Pacalan bin Jindi Amoh Plak Jurang bin Kiai Dalujah Wunut bin Gusti Oro-oro Wanut bin Untung Suropati bin Sinuwun Sayyid Tegal Arum bin Sultan Agung bin Pangeran Senopati.

Dari jalur ibunya bernama Nyai Fatimah bin Muhyiddin (w. 137 H/1948 M) kakek KH. Muhammad Nawawi dari garis ibunya adalah cikal bakal desa Rending, sebuah desa disebelah utara desa Gintungan. Di desa yang didirikannya tersebut, kakeknya pernah menjabat sebagai lurah Desa. Pada sebagian wilayah desa Rendeng inilah terdapat sebuah pedukuhan bernama tirip, tempat mukim simbah Kiai Zaid, seorang Ulama besar dan juga saudara ipar KH. Abdullah Termas Pacitan.

Guru-guru beliau di antaranya:

  1. KH. Muhammad Shiddiq
  2. KH. Hasyim Asyari
  3. KH. M. Munawwir Krapyak Yogyakarta
  4. Syekh Ahmad Alawy Jombang.
  5. KH. Abdul Karim Lirboyo
  6. KH. Dalhar Watucongol
  7. KH. Ma'shum Lasem

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi KH. Nawawi Berjan

Lokasi Makam

KH. Nawawi wafat pada hari Ahad Pahing, tanggal 4 Syawal 1402 (1982) sekitar jam 23.00 WIB. dan dimakamkan di komplek Makam Keluarga Tjokro Negoro (Bupati I Purworejo) atau biasa dikenal Makam Bulus, Desa Bulus, Gebang, Purworejo

Haul

Haul KH. Nawawi Shiddiq diperingati tiap tahun di pesantren Nawawi Berjan Purworejo bersamaan dengan para masyasyikh pesantren Nawawi. Haul ini diperingati di pesantren Nawawi Purworejo.

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam KH. Nawawi Shiddiq banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Purworejo saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang makamnya berada di Komplek pemakaman Makam Keluarga Tjokro Negoro Purworejo.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam KH. Nawawi Shiddiq, dimudahkan dalam hajatnya, dimudahkan dalam meraih cita-citanya bagi para santri, dimudahkan dalam mencari rezeki, dimudahkan dalam mendapatkan keturunan anak yang sholeh dan sholehah.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Purworejo di antaranya:
Geblek, Kue Satu, Clorot, Lanting Purworejo, Jenang Krasika, Jipang, Kue Lompong, Cenil