PCI NU United Kingdom Ngaji Sains dan Konsolidasi Kader

 
PCI NU United Kingdom Ngaji Sains dan Konsolidasi Kader

Foto: Warga NU dan PCI NU United Kingdom gelar Pengajian Sains di Medina Central Mosque, Southampton, Minggu (22/9).

LADUNI.ID, Southampton - Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama United Kingdom (PCINU UK), menyelenggarakan ngaji sains dan teknologi pada Ahad (22/09) kemarin, di Medina Central Mosque, Southampton, United Kingdom.

Agenda ngaji sains teknologi sekaligus sebagai konsolidasi organisasi. Yakni penyegaran pengurus PCI NU UK. Pada acara itu hadir kader-kader Nahdlatul Ulama (NU) UK yang datang dari beberapa kota, seperti London, Bornemouth, Southampton, Oxford, Essex dan Edinburg.

Pertemuan kader dan penyegaran PCI NU UK juga dihadiri oleh Prof. Hadi Susanto dari University of Essex, Didiek S Wiyono (pakar artificial intelligent), Ahmad Ataka, PhD (pakar robotika dari London), serta pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), Djamalullail. Selain itu, hadir pula Imam Shaleem, Imam Besar Medina Central Mosque Southampton.

Hadi Susanto, dalam tausyiah ilmiahnya menegaskan bagaimana model dakwah Nahdlatul Ulama di UK yang menggunakan strategi berbeda.

"NU di United Kingdom ini memang harus ada strategi khusus dan inovasi dalam berdakwah. Kita harus menggunakan teknologi, memanfaatkan media sosial sebagai sarana silaturahmi dan dakwah," jelas Hadi, professor Applied Mathematic dari University of Essex,  yang juga Rais Syuriah PCI NU UK.

Lebih lanjut, Hadi menjelaskan, bahwa PCI NU UK ini punya kader-kader dengan potensi sumber daya terbaik di bidangnya.

"Nahdliyyin United Kingdom ini unggul dalam sumber daya dan potensi keilmuan. Karena kita rata-rata yang datang ke Inggris untuk tugas belajar baik master maupun PhD, dosen, periset dan pekerja professional. NU UK punya identitas ini," terang Hadi Susanto, yang juga tercatat sebagai Guru Besar Luar Biasa Bidang Matematika di Institut Teknologi Bandung (ITB).

"Di sisi lain, NU UK juga punya warisan sejarah untuk berdakwah menyebarkan Islam Nusantara," imbuhnya.

Sementara, Didiek S Wiyono, yang sedang riset Community Energy Market and Renewable Energy, turut menjelaskan. Ia menyebutkan bagaimana identitas PCI NU UK yang mempunyai karakter tersendiri.

"NU United Kingdom ini punya sejarah unik, di antaranya termasuk PCI NU masa awal, sebelum beberapa PCI Nahdlatul Ulama yang lain dibentuk. Sejak 2001 hingga sekarang. Alhamdulillah tetap konsisten untuk berdakwah Islam yang membawa perdamaian dan toleransi. NU UK turut mengenalkan Islam Nusantara ke United Kingdom, dan ke penjuru dunia bersama PCI-PCI NU yang lainnya," terang Didiek.

Sementara itu, Imam Shaleem, Grand Imam Medina Central Mosque Southmpton, menegaskan, pihaknya mendukung kegiatan yang digelar komunitas NU dan muslim Indonesia yang bermukim UK.

"I'm really appreciate to Indonesian community in the UK, particularly from Nahdlatul Ulama. Indonesian moslem as peaceful community in here, in the United Kingdom. So, their values, with akhlaq, compassion and peaceful will support the positive image of Moslem identity in the United Kingdom," ungkap Imam Shaleem.

Untuk diketahui, PCI NU United Kingdom akan bekerjasama dengan komunitas-komunitas muslim dan lintas agama di UK untuk mengkampanyekan paham agama yang moderat dan penuh toleransi.

Juga akan menyelenggarakan program-program kajian serta riset sains bekerjasama dengan beberapa profesor dan pakar dari universitas-universitas yang tersebar di UK. (*)