Ziarah di Makam Syaikh Imam Muhadi, Mursyid Qadiriyah wa Naqshabandiyah Nganjuk

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam Syaikh Imam Muhadi, Mursyid Qadiriyah wa Naqshabandiyah Nganjuk

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta - Syaikh Imam Muhadi beliau adalah ulama besar dari Nganjuk selain sebagai pendiri pesantren Manbaul Adhim Nganjuk, beliau adalah mursyid tarekat Qadiriyah wa Naqshabandiyah an Nadliyah di Jawa Timur bagian Barat yang melingkupi kabupaten Nganjuk, Madiun, Ponorogo, Magetan, Ngawi, Pacitan, dan Bojonegoro.

Profil

Syaikh Imam Muhadi merupakan sosok ulama kharismatik, beliau lahir di Bagbogo pada hari Sabtu Wage, 12 Februari 1922 M, orang tuanya Bapak Ismain dan ibu Askinah. Beliau merupakan putra kelima dari kesembilan bersaudara.

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi Syaikh Imam Muhadi

Guru-guru beliau selama menuntut ilmu adalah:

  1. KH. Muhammad Ghazali Manan
  2. KH. Romli Tamim
  3. KH. Muslih Abdurrahman

Lokasi Makam

Beliau wafat pada tanggal 28 Mei 2002 M, jenazah beliau dimakamkan di pemakaman keluarga pesantren Manba'ul Adhim, Nganjuk.

Haul

Haul diperingati di tahun kalender islam jatuh pada bulan Sya'ban untuk tanggal akan diberitahukan oleh pihak keluarga besar pondok pesantren Manbaul Adhim. Haul beliau diperingati di pondok Manbaul Adhim Nganjuk.

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam Syaikh Imam Muhadi banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Nganjuk saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang berziarah di makam beliau yang berada di Komplek Pemakaman Keluarga Pondok pesantren Manbaul Adhim.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam Syaikh Imam Muhadi , dimudahkan dalam mencari ilmu, dimudahkan dalam rezekinya, dimudahkan dalam hajatnya, dan dimudahkan dalam mendapatkan keturunan anak sholeh dan sholehah

Peninggalan

1. Pendiri Pondok Pesantren
Pada tahun 1960 Romo Kyai Imam Muhadi mendirikan Pondok Pesantren Manbaul Adhim di Bagbogo Tanjunganom Nganjuk. Pondok didirikan dengan penuh perjuangan dimana PKI jaman tersebut mendominasi. Belum lagi masyarakat sekitar masih sulit merima pembaharuan.

Berkembangnya waktu Pondok Pesantren menjadi pusat penyebaran tarekat Qadiriyah wa Naqshabandiyah an Nadliyah di Jawa Timur bagian Barat yang melingkupi kabupaten Nganjuk, Madiun, Ponorogo, Magetan, Ngawi, Pacitan, dan Bojonegoro.
 
Banyak santri yang berasal dari luar Nganjuk, bahkan luar pulau seperti Kalimantan dan Sumatra. Dari santri-santri ini penyebaran tarekat Qadiriyah wa Naqshabandiyah an Nadliyah begitu pesat, alumni pesantren Manbaul Adhim mengembangkan ajaran tarekat ke daerah sekitarnya.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Kab. Nganjuk di antaranya:
Sambal Pecel, Bawang Goreng, Getuk Pisang, Onde-Onde Ketawa, Kerupuk Upil,  Dumbleg