Presiden Trump Pindah Penahanan Pentolan ISIS

 
Presiden Trump Pindah Penahanan Pentolan ISIS

LADUNI.ID, Donald Trump, Presiden Amerika Serikat memastikan bahwa Tokoh militan ISIS berbahaya yang ditahan di markas Kurdi di timur laut Suriah telah dipindahkan ke tahanan AS sebelum Turki melancarkan serangan.

Tanda dimulainya operasi militer di perbatasan Turki-Suriah pada hari Rabu (9/10), Turki meluncurkan serangan besar-besaran ke wilayah yang dikuasai Kurdi di Suriah timur laut .

Akan tetapi menurut berita yang dilansir situs CNN Indonesia, Trump tidak menjelaskan secara rinci di mana lokasi penahanan tersebut.

Disamping itu, Washington Post melaporkan AS telah memindahkan dua militan ISIS yang terkenal dengan julukan "The Beatles" ke Irak.

"Kami memindahkan beberapa pejuang ISIS yang paling berbahaya dan kami menempatkan mereka di lokasi yang berbeda, pastinya aman," kata Trump dikutip dari AFP.

Alexanda Kotey dan El Shafee Elsheikh telah dilaporkan ditahan AS, mereka bagian dari dari empat militas asal Inggris yang dikenal sangat kejam. Mereka menculik dan menyiksa orang asing, termasuk wartawan saat ISIS sedang berjaya.

Tindakan pemindahan ini ambil menyusul adanya kekhawatiran akan bangkitnya ISIS setelah AS merestui Turki melakukan operasi militer yang menyasar kelompok Kurdi di Suriah.

Sejauh ini, AS bekerja sama dengan pasukan Kurdi di Suriah untuk melawan kelompok militan ISIS. AS pun selalu membela Kurdi, walaupun selama ini Turki menganggap kelompok tersebut sebagai teroris.

Langkah AS itu disambut kekecewaan dari pasukan Kurdi yang menganggap AS telah "berpaling" dan menelantarkan mereka yang kian rentan dari serangan militer Turki.

Agresi Turki diprediksi akan menargetkan sejumlah basis dan kamp-kamp pasukan Kurdi. Hal itu ditakutkan dapat memperbesar peluang para pejuang ISIS yang masih menjadi tawanan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) kabur.

Bukan hanya itu, serangan Turki terhadap Kurdi juga dikhawatirkan membuat sejumlah pemimpin ISIS yang masih bersembunyi keluar dan kembali menyebarkan propaganda untuk kembali mengkonsolidasikan kekuatan.