Mahathir Akan Buka Kedutaan Baru di Palestina

 
Mahathir Akan Buka Kedutaan Baru di Palestina

LADUNI.ID, Jakarta – Setidaknya hingga saat ini terdapat lebih dari 30 kantor diplomatik dan organisasi internasional yang dibuka di Palestina, baik di Ramallah maupun Gaza. Saat ini, Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad sebagaimana dilansir Astro Awani, Jumat (25/10), akan membuka kedutaan baru di Palestina.

Mahathir mengatakan bahwa kedutaan tersebut akan ditempatkan di Yordania dan diakreditasi kepada Palestina. Negara-negara yang membuka kantor pejabat di Ramallah kebanyakan adalah mereka yang mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel.

Saat ini, Palestina mempunyai kedutaan di Kuala Lumpur sementara perwakilan Malaysia untuk Palestina dirangkap oleh Kedutaan Malaysia di Mesir. Sidang Puncak NAM ke-18 yang diadakan di Azerbaijan mengusung tema "Berpegang Kepada Prinsip Bandung Bagi Memastikan Tindakan Konkret dan Mencukupi Terhadap Tantangan Kontemporer Dunia".

Pemerintah Malaysia membenarkan akan membuka kedutaan di Palestina untuk memudahkan bantuan dan dukungan terus menerus bagi rakyat Palestina. Menurut Mahathir, pemerintah sadar bahwa perkara tersebut bukan mudah dan sudah pasti Israel tidak membenarkan Malaysia membuka kedutaan di wilayah tersebut.

"Oleh karena itu, kami akan membuka kedutaan di Yordania. Ini akan memudahkan kami menyalurkan bantuan kepada rakyat Palestina dengan lebih mudah," terang Mahathir.

Kendati bagitu, lanjut Mahathir, Israel akan mencari jalan untuk memastikan tidak ada bantuan sampai ke Palestina.

"Ini jelas apa yang dikehendaki oleh rezim tersebut. Setiap hari, (Israel) berusaha mencengkeram kehidupan rakyat Palestina dan satu pendekatan yang kejam dan tidak berperikemanusiaan adalah dengan merampas lebih banyak tanah rakyat Palestina sehingga mereka tidak memiliki apa-apa," katanya.

Mahathir menyampaikan rencana tersebut pada KTT Gerakan Negara-Negara Nonblok (NAM) ke-18 di Baku, Jumat. Dia menegaskan Malaysia tidak setuju dengan tindakan Israel yang mengklaim Baitulmaqdis(Yerusalem) sebagai ibu kota negara mereka.

Menurut dia, klaim itu mendapat dukungan dari sebagian negara Barat yang mengakui keputusan tersebut, selain berjanji akan memindahkan kedutaan masing-masing ke Yerusalem.

"Malaysia tidak setuju dengan hal ini. Kami meminta negara anggota NAM yang telah berpindah ke Baitulmaqdis atau merencanakan untuk berbuat demikian supaya mempertimbangkan semula keputusan mereka," pungkasnya.