Biografi Muhammad bin Zamzami (Abu Lam Ateuk)

 
Biografi Muhammad bin Zamzami (Abu Lam Ateuk)

Daftar Isi Profil Muhammad bin Zamzami (Abu Lam Ateuk)

  1. Kelahiran
  2. Pendidikan
  3. Mengajar di Dayah

Kelahiran

Muhammad bin Zamzami atau yang kerap disapa dengan panggilan Abu Lam Ateuk lahir pada tahu 1936 M, di Lambro Dayah. Beliau merupakan  putra dari pasangan Tgk. Zamzami, dan Ummi Sakdiah.  

Pendidikan

Abu Lam Ateuk memulai pendidikannya dengan belajar di Sekolah Rakyat di Buengcala adalah satu-satunya pendidikan formal yang Abu ikuti( sekitar 1943 –  1947).

Abu tidak sempat menamatkan sekolah tingkat dasar ini (hanya 4 tahun dari semestinya 6 tahun), beliau diantarkan ayahnya ke Ulee Titie pimpinan Abu Ishak Al Amiriy untuk mengikuti Pendidikan Dayah pertama beliau dan berguru dengan Abu Ishak, Tgk Daud Fathani Gani dan beberapa guru yang lain.

Selama 3 tahun (Sekitar 1947 – 1950) di Ulee Titie, beliau merantau bersama Tgk. Suid dan Tgk. Neh Lambaed ke Aceh Selatan tepatnya di Gampong Trieng Meuduro, Sawang untuk belajar agama pada Abu Ishak, Ulama yang alim 4 mazhab dan lebih dikenal dengan sebutan Tgk Jeunieb.

Selama 3 tahun (Sekitar 1950 – 1953)  dalam keadaan ekonomi yang sangat pas-pasan Abu mengaji di Sawang. Kemudian setelah mendapatkan izin dari Abu Ishak beliau melanjutkan Pendidikan Dayah di Labuhan Haji (1953 – 1968) dan berguru kepada beberapa ulama besar murid dari Abuya Muda Waly.

Diantaranya Abu Usman Fauzi Lueng Ie, Abu Daud Zamzami, Abu Muhammad Amin (Tu Min) dan juga ulama-ulama lain yang mengajar Kitab-kitab kuning pada awal-awal Abu menetap di Dayah Labuhan Haji.

Pada saat itu,sangat banyak pelajar-pelajar sebagai teman seperjuangan dengan Abu, seperti Tgk. Ramli Lambaro, Tgk. Raman, Tgk. Abdullah Klieng Baitussalam, Tgk. Razali Cot Beut, Tgk. Harun Panton Labu, Tgk. Karimuddin Mulieng, Tgk. Yunus Mulieng, Tgk. Ali Muda Aceh Utara dan lain-lainnya.

Dua tahun pasca meninggalnya Abuya Muda Waly, berbetulan dengan Abuya Muhibbuddin melanjutkan study ke Al Azhar Mesir, Abuya Jamaluddin study ke Banda Aceh dan keseluruhan  dewan guru di Dayah Darussalam Labuhan Haji pada saat itu pulang ke daerah masing-masing.

Mengajar di Dayah

Abu Lam Ateuk dan Abu Adnan Pulo Aceh kemudian yang melanjutkan sebagai guru dengan secara tidak resmi kedua Abu ini menjabat sebagai pengelola dan pengurus dayah ketika itu dan keduanya mengajar siang dan malam untuk melayani para pelajar di Dayah Labuhan Haji.

Ini merupakan permintaan dari Ummi padang (Ummi Hj. Rasimah) hingga berjalan sampai tahun 1968, termasuk ketika Abu Adnan pulang ke Pulo Aceh pada tahun 1965, Abu mengajar dua kelas langsung, 6 A dan juga 6 B yang ditinggalkan Abu Pulo.

Pada suatu ketika dalam tahun 1968, (Almarhum) Abu Abdullah Lamceu mengirimkan sepucuk surat berbahasa Jawi kepada abu, berisikan ajakan untuk pulang mengingat hal besar sedang terjadi dikampung halaman, yaitu perselisihan besar tentang iadah zuhur di Mesjid Tuha Ateuk.

Abu meminta izin kepada Ummi Padang dan Ummi Manggeng, namun ummi menahan kemauan Abu untuk pulang, saat meminta izin selanjutnya abu tunjukkan langsung surat tersebut kepada ummi padang dan ummi pun mengizinkannya dengan catatan kembali lagi ke Labuhan Haji.

 

Lokasi Terkait Beliau

    Belum ada lokasi untuk sekarang

List Lokasi Lainnya