Qassem Soleimani Tewas, Iran Kibarkan Bendera Merah Tanda Balas Dendam

 
Qassem Soleimani Tewas, Iran Kibarkan Bendera Merah Tanda Balas Dendam

LADUNI.ID, Jakarta - Pertama kalinya dalam sejarah Iran, sebuah bendera merah dikibarkan di atas Kubah Suci Masjid Jamkaran yang melambangkan pertempuran hebat yang akan datang. Menurut tradisi Syiah, bendera merah melambangkan balas dendam berdarah.

"Mereka yang ingin membalas darah Hussein," bunyi bendera perang tersebut, seperti dikutip Laduni.id dari laman Express.co.uk dan tempo.co, Minggu (5/1). Bendera merah dikibarkan di Masjid Jamkaran di Qom, Iran, sebagai simbol balas dendam atas kematian Jenderal Garda Revolusi Iran Qassem Soleimani.

Lebih dari itu, bendera merah dikibarkan dengan seruan dari pengeras suara di Masjid Jamkaran yang menjadi masjid suci bagi Muslim Syiah, yang berbunyi: "Ya Allah, semoga wali-Mu muncul kembali," mengacu pada kemunculan kembali Imam Al-Mahdi.

Pada hari Jumat (3/1) lalu, Pemimpin Revolusi Islam di Iran Imam Sayyed Ali Khamenei berjanji untuk balas dendam atas kematian Soleimani yang ia sebut sebagai ikon perlawanan seluruh dunia. Pejabat Iran lainnya termasuk Presiden Hassan Rouhani menekankan bahwa Republik Islam Iran akan membalas dendam atas komandan tertinggi dan para martir lainnya.

Bukan hanya itu, Sekretaris Jenderal Hizbullah Hasan Nasrallah menggambarkan Jenderal Soleimani sebagai syahid poros perlawanan. Nasrallah menekankan bahwa membalas dia dan para syuhada lainnya adalah tugas semua mujahidin perlawanan di seluruh dunia.

Sebelumnya, Jendral Soleimani bersama Wakil Komandan Hashd Shaabi Irak Abu Mahdi Al-Muhandis, dan komandan Irak dan Iran lainnya tewas dalam serangan AS di bandara internasional Baghdad awal Jumat. Serangan drone tersebut diperintahkan oleh Presiden AS Donald Trump.

Soleimani kemudian dimakamkan di Iran pada Ahad, sehari setelah prosesi pemakaman massal diadakan untuk para korban serangan di Irak.

Sementara itu, Presiden Donald Trump berpendapat serangan terhadap jenderal untuk mencegah serangan Iran terhadap aset AS di Timur Tengah dan bukan memulai perang baru. Menurutnya, serangan terhadap Jenderal Qassem Soleimani seharusnya sudah dilakukan sejak lama oleh presiden sebelum dia.

"Kami mengambil tindakan tadi malam untuk menghentikan perang. Kami tidak mengambil tindakan untuk memulai perang," ujar Trump.

Selain itu, Trump juga mengatakan bahwa AS tidak mencari perubahan rezim di Iran, namun ia mengatakan dunia akan lebih aman jika Jenderal Soleimani disingkirkan. Trump mengatakan Soleimani merencanakan serangan terhadap personel AS di Timur Tengah.

"Kami menghabisinya dalam serangan itu dan menghentikannya," pungkasnya.