Biografi KH. Ahmad Syahid, Pendiri Pesantren Al-Qur'an Al-Falah I Cicalengka, Bandung

 
Biografi KH. Ahmad Syahid, Pendiri Pesantren Al-Qur'an Al-Falah I Cicalengka, Bandung
Sumber Gambar: Istimewa, Ilustrasi: laduni.ID

Daftar Isi:

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1  Lahir
1.2  Riwayat Keluarga
1.3  Wafat

2.    Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1  Guru-Guru

3.    Perjalanan Hidup dan Dakwah
3.1  Mendirikan Pesantren

1. Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1 Lahir
KH. Ahmad Syahid atau yang akrab dengan panggilan Ayah Syahid atau Ajengan Syahid lahir pada 9 Januari 1945 M. di Cicalengka, Nagrek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Beliau merupakan putra dari KH. Soleh. KH. Ahmad Syahid adalah sosok ulama besar NU Jawa Barat yang terkenal dengan kedermawanannya dalam mengayomi masyarakat maupun santri-santri.

1.2 Riyawat Keluarga
KH. Ahmad Syahid menikah dengan Hj. Euis Kultsum, putri dari pimpinan Pondok Pesantren Kudang Limbangan. Bersama istrinya tersebut beliau melanjutkan perjuangan menyebarkan ilmu. Selalu menginspirasi santri-santri dan masyarakat secara umum. Beliau juga pernah menjuarai Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional pertama tahun 1968 M. di Makassar, Sulawesi Selatan.

1.3 Wafat
Sebelum meninggal dunia, tepatnya lima hari setelah lebaran, KH. Ahmad Syahid sempat memohon izin kepada Habib Luthfi Al-Atthos untuk membuat kuburan dan merapikan kubah yang akan ditempatinya sembari berkata, “Saya akan dikubur di sini dalam waktu dekat dan setelah Syawal saya akan kembali ke rahmatullah.”

Beliau wafat pada hari Sabtu, 5 Agustus 2017 M. jam 18.15 WIB di rumah sakit AMC Cileunyi. Kepergian beliau ini sangat mengagetkan karena pada hari-hari sebelumnya masih mengikuti kegiatan pesantren sebagaimana biasa.

Kepergian KH. Ahmad Syahid meninggalkan banyak kesan menarik bersama Presiden ke-4 Indonesia, KH. Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa “Gus Dur”. KH. Abdurrahman Wahid pernah berkata, “Kalau ingin melihat orang yang ikhlas dalam mempelajari Al-Qur’an, maka beliaulah KH. Ahmad Syahid. Beliau adalah Qori kehidupan.”

KH. Ahmad Syahid pun pernah menuliskan cerita tentang Gus Dur lewat tulisan tangan yang merupakan hasil penelitian santri putranya bernama Saepul Akmal berjudul KH. Abdurrahman Wahid di Mata KH. Ahmad Syahid.

KH. Ahmad Syahid adalah seorang Kyai yang memiliki mahabbah atau kecintaan yang amat tinggi kepada Rasulullah SAW dan Ahlul Bait.

Habib Luthfi  pernah menuturkan, “Begitu cintanya, KH. Ahmad Syahid sampai-sampai anak saya itu ga' boleh keluar dari pondok karena Kyai khawatir tidak ada dzurriyyah di dalam pondok yang bisa menyebabkan Rasulullah tidak akan mau jalan-jalan ke pondok.”

KH. Ahmad Syahid pernah menyampaikan satu pesan terakhir menjelang wafatnya. Beliau berkata, “kade di mana wae urang ayana, propesi naon wae, ulah lesot kana kesantrian, tong lesot maca Qur’an sin areng kedah di imetan isi kalimahna” (Hati-hati di mana saja kita berada, profesinya apa saja, jangan sampai lengah atas kesantriannya, jangan sampai lengah membaca Al-Qur’an bersama dipahami dan direnungkan isi dari setiap kalimatnya).

2. Sanad Ilmu dan Pendidikan

2.1 Guru-Guru
KH. Ahmad Syahid mempunyai silsilah guru di beberapa bidang keilmuan, di antaranya:

  1. KH. Mohammad Soleh (Ilmu Al-Qur’an) yang merupakan ayahnya sendiri,
  2. KH. Mohammad Toha (Ilmu Fiqih),
  3. KH. Mu’thi (Ilmu Bahasa Arab),
  4. KH. Ma’mun Bakri,
  5. KH. Mohammad Siroj (Ilmu Qiroatil Qur’an),
  6. KH. Syuja’i (Ilmu Balaghoh),
  7. Syekh Muhammad Nazdim (Ilmu Thoriqoh Naqsyabandiyah),
  8. Sayyid Alawi Al-Maliki di Makkah.

3. Perjalanan Hidup dan Dakwah

3.1 Mendirikan Pesantren
Pada tanggal 3 Mei 1971 M, KH. Ahmad Syahid mendirikan Pondok Pesantren Al-Qur'an Al-Falah di Cicalengka, Nagrek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Pondok Pesantren Al-Qur'an Al-Falah I didirikan di atas rumah tua beliau dengan lahan seluas 2100 M² yang dibelinya dari uang hasil rekaman PH di Remaco. Saat itu beliau tinggal bersama istri tercintanya Hj. Euis Kultsum dan 3 santri awalnya.

Kegigihannya dalam mendirikan pondok pesantren semakin terlihat hasilnya. Pesantrennya terus berkembang, sehingga berdirilah Pondok Pesantren Al-Qur'an Al-Falah II pada tahun 1993 M. yang dipimpin oleh anak pertamanya, KH. Ahmad Syahid di sebuah kawasan yang penuh dikelilingi lembah dan gunung dengan lahan 60.000 meter persegi.

Walaupun tergolong muda, Pondok Pesantren Al-Qur'an Al-Falah II ini mampu berkembang pesat dalam segi kuantitas dan kualitasnya. Salah satu tujuan didirikannya Pondok Pesantren Al-Qur'an Al-Falah tersebut adalah sebagai sarana bagi para masyarakat untuk belajar Al-Qur’an dan menyampaikan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.

Sebelumnya artikel ini dieditt pada tanggal 05 Agustus 2021, dan diedit kembali dengan penyelarasan bahasa pada tanggal 09 Januari 2024,

 

Lokasi Terkait Beliau

List Lokasi Lainnya