Orang Jujur Bisa Berbohong, Fakta Menjawab

 
Orang Jujur Bisa Berbohong, Fakta Menjawab

Foto: Ilustrasi

LADUNI.ID, Jakarta - Kenapa Orang Jujur Bisa Berbohong?

Suatu hari, ketika seorang kakek penebang kayu, kehilangan satu-satunya kapak yang ia punya karena terjatuh ke sungai.

Dia menangis dan berdoa, hingga muncullah makhkuk Jin dan bertanya kepadanya.

“Mengapa engkau menangis?," kata Jin

Sambil terisak si kakek bercerita tentang peristiwa kapak alat pencari nafkahnya yang telah terjatuh ke sungai.

Jin menghilang seketika dan muncul kembali dengan membawa Kapak Emas sambil bertanya:

“Apakah ini Kapakmu?"

“Bukan,” jawab kakek.

Lalu Jin menghilang lagi dan muncul kembali
dengan membawa Kapak Perak sambil bertanya lagi:

“Apakah ini kapakmu?”

“Bukan,” sahut kakek sambil menggelengkan
kepala.

Setelah menghilang sekejap, Jin kembali lagi dengan membawa kapak yang jelek, gagang
kayu dan mata besi.

“Apakah ini kapakmu?”

“Ya, benar ini kapak saya," tukas si kakek.

“Kamu adalah orang jujur, oleh karenanya aku berikan ketiga kapak ini untukmu, Sebagai imbalan atas kejujuranmu!," kata Jin.

Kakek itu pulang ke rumah dengan rasa syukur dan sukacita membawa kapak emas, perak dan kapaknya sendiri.

Beberapa hari kemudian, ketika menyeberangi sungai, isterinya terjatuh dan hanyut ke dalam sungai.

Si kakek menangis dengan sedih dan berdoa. Muncullah Jin yang memberinya 3 Kapak, tempo hari.

“Mengapa engkau menangis?," kata Jin.

“Isteriku satu-satunya yang amat kucintai terjatuh dan hanyut ke dalam sungai.”

Lalu jin menghilang dan muncul kembali dengan membawa gadis Cantik sambil bertanya.

“Apakah ini isterimu? tanya Jin"

“Ya. jawab kakek”

Jin amat murka dan berkata:
“Kamu bohong! Kemana perginya kejujuranmu yang dulu...!?

Dengan ketakutan sambil gemetaran kakek itu berkata:

“Jika aku tadi menjawab bukan, engkau akan kembali lagi dengan membawa gadis Cantik lain. Dan jika kujawab bukan, engkau akan kembali dengan membawa isteriku yang sebenarnya, dan saya pasti akan menjawab benar, lalu engkau akan memberikan ke-tiga-tiganya untuk menjadi isteriku.

"Saya ini sudah tua, mana kuat...," jawab si Kakek sambil merintih.