Sejarah Diskusi Ilmiah Bidang Aqidah

 
Sejarah Diskusi Ilmiah Bidang Aqidah

LADUNI.ID. Jakarta -  Saya tidak anti perbedaan, saya menerima keragaman ciptaan Allah. Baik dalam seagama, sebangsa maupun lainnya. Saya cuma perlu membela diri ketika aliran yang berbeda sampai mengafirkan kami, men-thaghut-kan negara kami, mengklaim kami ahli neraka dan sebagainya.

Membela diri, mempertahankan keyakinan dan mengajak kepada jalan yang benar menurut Imam Al-Ghazali sudah diamalkan sejak masa Sahabat:

ﻭﺃﻭﻝ ﻣﻦ ﺳﻦ ﺩﻋﻮﺓ اﻟﻤﺒﺘﺪﻋﺔ ﺑﺎﻟﻤﺠﺎﺩﻟﺔ ﺇﻟﻰ اﻟﺤﻖ ﻋﻠﻲ اﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻃﺎﻟﺐ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﺇﺫ ﺑﻌﺚ اﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻤﺎ ﺇﻟﻰ اﻟﺨﻮاﺭﺝ ﻓﻜﻠﻤﻬﻢ ... ﻓﺮﺟﻊ ﻣﻨﻬﻢ ﺇﻟﻰ اﻟﻄﺎﻋﺔ ﺑﻤﺠﺎﺩﻟﺘﻪ ﺃﻟﻔﺎﻥ

"Orang yang pertama kali melakukan dakwah berdialog dengan kelompok Bid'ah (menyimpang dari mayoritas Sahabat) menuju ke jalan yang benar adalah Ali bin Abi Thalib Radliya Allahu, ketika mengutus Ibnu Abbas Radliya Allahu anhuma, ke golongan Khawarij, kemudian Ibnu Abbas berdialog dengan mereka. Setelah itu ada 2000 orang dari Khawarij yang kembali"

ﻭﺭﻭﻱ ﺃﻥ اﻟﺤﺴﻦ ﻧﺎﻇﺮ ﻗﺪﺭﻳﺎً ﻓﺮﺟﻊ ﻋﻦ اﻟﻘﺪﺭ

Diriwayatkan bahwa Hasan Basri berdialog dengan orang Qadariyah, ia pun keluar dari keyakinan Qadariahnya

ﻭﻧﺎﻇﺮ ﻋﻠﻲ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻃﺎﻟﺐ ﻛﺮﻡ اﻟﻠﻪ ﻭﺟﻬﻪ ﺭﺟﻼً ﻣﻦ اﻟﻘﺪﺭﻳﺔ

Ali bin Abi Thalib Karrama Allahu wajhahu, juga berdialog dengan orang Qadariyah (Ihya' Ulumiddin, 1/96)

Prinsip bagi saya dalam dialog dan diskusi adalah billati hiya ahsan (An-Nahl 126), dengan cara terbaik, santun dan simpatik.

Oleh: Ustadz Ma'ruf Khozin
_______________________________________________________________-
Aktifkan Nada Sambung pribadi Tausiyah Ustadz Ma'ruf Khozin "LIMA ALAM KEHIDUPAN"
Dengan cara kirim SMS: LAKDO kirim ke 1212
Tarif: Rp. 3850 / 7 hari