Ziarah di Makam KH. M. Marwan, Pendiri Pesantren Raudlathuth Thalibin Demak

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam KH. M. Marwan, Pendiri Pesantren Raudlathuth Thalibin Demak

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta - KH. Muhammad Marwan beliau adalah pendiri dan pengasuh  Pondok Pesantren Roudlotuth Tholibin Desa Jragung, Kec. Karangawen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah dan beliau juga mursyid tarekat “Thariqah Qadariyyah Naqsabandiyyah".

 Pertama kali beliau belajar kepada Syech 'Abdullah Sajad, seorang ulama yang berjiwa besar. Perjuangan beliau tidak menetap, dimana beliau singgah di situ beliau mendirikan masjid, seperti di desa Jragung tempat kelahiran beliau.

Dari Kudus inilah, beliau mulai berjuang untuk menegakkan agama Islam. Perjuangan tersebut di awali dengan mendirikan Pondok Pesantren di Jragung Demak, konon beliau berkeinginan mendirikan Pondok Pesantren di Sumatera, namun KH. Arwani Kudus tidak merestui sehingga beliau mendirikan Pondok Pesantren yang diberi nama "Raudlathuth Thalibin"di Jragung, Karangawen, Demak. 

Profil

KH. Muhammad Marwan Mranggen lahir pada 7 Juli 1937 M/1356 H di desa Jragung Demak. Beliau merupakan putra dari pasangan Bapak Parmo dan Ibu Srinem.

Kedua orang tuanya adalah seorang pedagang biasa namun sangat cinta kepada para kiai. Tiap kali ada acara di desanya yang dihadiri oleh seorang kiai pasti keduanya menyambutnya diurutan baris terdepan, kiranya kehendak Allah akan mewujudkan bahwa putra beliau akan menjadi seorang ulama hingga begitu memuliakan dan tawadhu' kepada para kiai.

Guru-guru beliau di antaranya:

  1. KH. Abdullah Sajad
  2. KH. Ishom bin Abdul Jalil Mbanca'an Salatiga
  3. KH. Mushlih bin Abdurrahman
  4. KH. Arwani Kudus Kudus
  5. KH. Abdul Wahab

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi KH. M. Marwan

Lokasi Makam

Beliau wafat pada 20 Mei 2002 M/5 Rabiul Awal 1423, jenazah beliau dimakamkan di komplek pemakaman keluarga sekitar 50 meter dari pesantren Raudlathuth Thalibin di Jragung, Karangawen, Demak.

Haul

Haul beliau diperingati tiap tahun pada bulan Rabiul Awal tahun Hijriah di pesantren Raudlathuth Thalibin di Jragung, Karangawen, Demak.

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam KH. M. Marwan banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tidak hanya datang dari wilayah Demak saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang berkunjung di makamnya yang berada di Komplek pemakaman di Jragung, Demak.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam KH. M. Marwan, maka akan dimudahkan dalam urusan dan hajatnya, dimudahkan dalam mencari rezeki, dimudahkan dalam mencari ilmu agama maupun ilmu dunia.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Demak di antaranya:
Kerupuk Udang Tambak, Brayo, Kerupuk Catak, Abon Lele, Koktail Belimbing, Jambu Air, Ikan Crispy, Wingko Salem.

Raden Fatah adalah pendiri dan raja Demak pertama dan memerintah tahun 1500-1518.
 

Profil

KH. Ahmad Sholeh adalah putra kedua dari KH. Muhammad Nur pendiri Pondok Pesantren Langitan. Beliau lahir di Tuban sekitar tahun 1820 an.  KH. Ahmad Sholeh menikah 1287 Hijriyah dengan Raden Nyai Asriyah, puteri KH. Mukhtar (pengasuh Pondok Pesantren Cepoko, Kabupaten Nganjuk). Dari pernikahan tersebut lahir putera dan puteri diantaranya:

  1. Nyai Shofiyah (dinikahkan dengan KH. Khozin, penerus estafet K.H. Ahmad Sholeh di Pondok Pesantren Langitan)
  2. KH. Dahlan Hasbullah
  3. KH. Adnan
  4. Nyai Sholihah (dinikahkan dengan KH. Zainuddin Mojosari, Kabupaten Nganjuk)
  5. Nyai Khodiyah (dinikahkan dengan KH. Rofi’i Gondanglegi, Kabupaten Nganjuk)
  6. Satu puteri lagi yang dinikahkan dengan KH. Nur Iman (berdomisili di Tuban).

Guru-guru beliau di antaranya:

  1. KH. Muhammad Nur (Ayahanda KH. Ahmad Sholeh)
  2. K.H. Abdul Qodir atau Abdul Qohhar (Pesantren Al-Najiyah Sidoresmo, Surabaya)
  3. K.H. Hasbullah (Pesantren Sambilangan, Madura)
  4. Syekh Nawawi Banten
  5. Syekh Ahmad bin Zaini Dahlan (Imam dan Mufti Mahzab Syafi’i di Mekkah al-Mukaromah)
  6. Syekh Muhammad Al-Muqri
  7. Syekh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah Al-Makki
  8. Syekh Ahmad Nahrowi
  9. Sayyid Muhammad Saleh bin Sayyid Abdur Rahman Az-Zawawi
  10. Syekh Zahid, Syekh Umar Asy-Syami
  11. Syekh Yusuf Al-Mishri
  12. Syekh Jamal (Mufti Mazhab Hanafi)

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi KH. Ahmad Sholeh

Lokasi Makam

KH.  Ahmad  Sholeh  mengasuh  Pondok Pesantren Langitan, selama kurang lebih 32 tahun. Beliau wafat pada tahun 1320 H./1902 M. dan dimakamkan di  kompleks pesarean di Desa Widang, kurang lebih 400 meter sebelah utara kompleks Pondok Pesantren Langitan.

Haul

Haul beliau diperingati tiap tahun pada bulan Shofar tahun Hijriah di pesantren Langitan Tuban

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam KH. Ahmad Sholeh banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Tuban saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang makamnya berada di Komplek pemakaman di Desa Widang, Tuban.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam  KH. Ahmad Sholeh, maka akan dibukakan alam pikiran dan hatinya dalam menerima ilmu, Diberi kemudahan dalam mencari rezeki, diberi kemudahan dalam mencari jodoh, dan diberi kemudahan dalam mendapatkan anak sholeh dan sholehah.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Tuban di antaranya:
Cumi Crispy, Kecap Laron, Keripik Gayam, Buah Siwalan, Legen, Terasi Udang, Amplo, Gemblong, Ikan asin Tuban, Kerupuk ikan