Kisah Syeikh Abdul Qodir al-Jaelani QS Undang Tamu dari Indonesia

 
Kisah Syeikh Abdul Qodir al-Jaelani QS Undang Tamu dari Indonesia

LADUNI.ID, Jakarta - Selama beberapa hari, saya, Kyai Muhammad Sholeh HA, dan para murid Syeikh Gaos mengikuti perjalanan Ziaroh ke Irak. Dalam beberapa hari saya kumpul dengan beliau (baca: Abah Aos), saya bukan menilai, karena saya bukan penilai, tapi saya merasa ada hal-hal yang aneh.

Pertama, keberangkatan kita dari Jakarta ke Baghdad ini tanpa visa. Ini sungguh aneh tapi nyata. Lalu setelah tiba di sana baru ada lembar visa, dan saya tidak tahu itu kapan. Ini ajaib dan alhamdulillah lancar. Ini barokahnya Syeikh Gaos dan juga barokah Syeikh Abdul Qodir Al-Jaelani Qs (Kanjeng Syeikh).

Karena itulah maka kata Syekh Hashimudin Al Gaylani, cucu dari Kanjeng Syeikh yang ke-18, sekaligus sebagai juru kunci makam Kanjeng Syeikh menyatakan dalam sambutannya setibanya rombongan, bahwa, tamu-tamu dari Indonesia ini adalah merupakan tamu yang sudah jadi pilihan dan undangan dari Kanjeng Syeikh. Saya baru sadar dan beliau mengatakan itu dalam bahasa Inggris yang fasih.

Sungguh saya sepenuhnya sadar bahwa ini kalau bukan betul-betul undangan dari Kanjeng Syeikh, tidak mungkin terjadi, karena itulah kami termasuk orang yang sangat bahagia dan kebahagiaan itu tidak dapat kami lukis kan dengan kata-kata. Alhamdulillah, perjalanan kami lancar, walaupun ada pemeriksaan pemeriksaan tapi semuanya lancar tidak ada masalah sampai tujuan.

Oleh karena itu penting dan benar bagi kita mencintai Para Wali Alloh, kepada Ulama Ulama Alloh, dan kepada Kekasih Kekasih Alloh. Rosul bersabda, Barang siapa yang hidupnya mencintai Wali Wali Alloh dan Kekasih Alloh dan Ulama Alloh sampai nanti diakhir kiamah, maka akan bersama-sama dengan Beliau ini. Karena itu kita harus yakin yang seyakin yakinya.

Kita harus Istiqomah dalam melakukan apa yang dilakukan oleh guru kita, Syeikh Gaos, seperti Istiqomah nya guru guru kita sebelumnya. Saya tahu Syeikh Gaos ini istiqomah luar biasa. Sampai bahasa kasarnya kapan melihat beliau tidur itu sulit.

Ketika saya bangun pasti beliau sudah dzikir, saya bangun, beliau sudah dzikir. Terus saja begitu.

Berkah barokah dari Syeikh Gaos, saya, kita, termasuk tamu yang diistimewakan selama disana. Syeikh Hashim waktu itu sedang berada di Inggris, ketika dikabari kita akan berkunjung ke sana, luar biasa beliau senangnya kembali ke Baghdad menemui kita. Dan tak cuma bertemu, pada saat itu juga pelaksanaan penggantian kiswah penutup Maqbaroh Kanjeng Syeikh dimajukan yang biasanya dilakukan pada bulan Maulid. Kami kami atas bimbingan Syeikh Mursyid menyaksikan penggantian kiswah, sungguh senangnya luar biasa dan tak bisa digambarkan.

Kemudian yang diijinkan memegang kiswah yang baru dan menggantikan kiswah yang lama itu hanya kami berlima yaitu :

  • Saya (KH. Abdul Mu'thy Nurhadi)
  • Syeikh Gaos (Abah Aos)
  • KH.Budi Rahman Hakim (Abah Jagat)
  • Syeikh Hashim (Cucu syech Abdul Qodir sekaligus juru kunci), dan
  • Dubes RI

Dan juga tanpa dikira lagi ternyata kiswah itu diberikan kepada kami kami. Alhamdulillah sungguh kebahagiaan yang tidak dapat digambarkan. Apalagi ditambah hadiah hadiah lain yang luar biasa.

  • Pemberian tongkat Syeikh Abdul Qodir Jaelani Qs dari Syeikh Hashim atas perintah Kanjeng Syeikh kepada Syeikh Gaos.
  • Pemberian gelar Al Qodiri pada Syeikh Gaos.

Kemudian kami diajak ketempat tempat khusus, diajak ketempat kholwat Kanjeng Syeikh yang insyaAlloh tidak sembarang orang diajak masuk, tapi kami diajak masuk dan diajak bermujalasah sambil mengenang bagaimana dulu Kanjeng Syeikh berkholwat dan bermujahadah.

Alhamdulillah kami dapat berziaroh di banyak para mursyid, para leluhur dan Para ahli silsilah serta para Nabi di Baghdad, Kufah, Najaf dan Karbala. Sungguh sekali lagi ini semua adalah barokah dari pada Syeikh Gaos.

Maka dari itu kita para jamaah Thoriqoh harus pandai dalam berkhidmah kepada guru, sebab pandai khidmah itu luar biasa. Kyai dan tokoh yang umumnya memiliki karomah dan diangkat menjadi Wali Alloh dan juga tokoh pemimpin serta menjadi orang yang dimuliakan oleh Alloh SWT, itu rata rata mereka pandai berkhidmah kepada guru dan rasa pengabdian kepada guru yang sangat luar biasa. Meladeni gurunya dengan sangat baik.

Surabaya, Muharram 1435 H.

(KH Abdul Mu'thy Nurhadi)


Sumber: Sambutan atas izinnya disarikan dari ceramah Mudir 'Aam Idaroh JATMAN KH. Abdul Mu'thy Nurhadi pada Manaqib Tuan Syeikh di Pesantren Sirnarasa, Cisirri, Ciamis, 10 Muharram 1435 H. Diupload oleh Muhammad FurQon.