3 Wali Tanah Jawa dari Dzurriyah Rasulullah yang Terkenal Majdzub dan Masih Hidup

 
3 Wali Tanah Jawa dari Dzurriyah Rasulullah yang Terkenal Majdzub dan Masih Hidup

LADUNI.ID, Jakarta - Wali Majdub merupakan salah satu tingkatan wali yang memiliki sifat Jadzb. Istilah Jadzb ini mungkin bagi sebagian orang awam yang belum mengetahui dunia atau ilmu tasawuf masihlah sangat asing terdengar. Sifat Jadzb dalam kehidupan sehari-hari boleh dikatakan sifat yang nyeleneh yang terkadang cenderung seperti orang yang kehilangan akal sehatnya.

1. Wan Sehan Atau Habib Syaikhon bin Musthofa Al-Bahar

Habib Syaikhon merupakan seorang ulama min Auliyaillah yang Majdzub. KeIakuan yang sering diperlihatkannya memang aneh-aneh dan ganjil. Seringkali di luar kebiasaan manusia (khoriqul 'adah) bagi pandangan mata awam.

Salah satunya ketika Habib Syaikhon menghadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada saat Mahalul qiyam sedang berlangsung. Habib Syaikhon hanya duduk dan nampak asyik makan. Ia mengacak-acak hidangan yang ada di hadapannya. Para jamaah yang mengerti dan memahami beliau tentu mendiamkannya saja dan tak ada yang menegurnya.

Yang lebih mengherankan lagi, sewaktu adzan magrib berkumandang, Habib Syaikhon membawa gitar dan teriak-teriak tepat di depan musala. Ini dilakukannya pada saat jamaah akan melangsungkan salat maghrib. Kelakuannya membuat marah sang Marbot Musala. Dengan lantang sang Marbot mencaci-maki Habib Syaikhon habis-habisan.

Akan tetapi Habib Syaikhon malah menjepit leher Marbot tersebut dan dibenamkan ke dalam ketiaknya. Tiba-tiba marbot tersebut menangis sambil mengatakan, "Saya lihat Mekkah. Saya lihat Ka'bah." Sang Marbot pun kemudian meminta maaf.

2. Habib Ja’far Bin Muhammad bin Hamid bin Umar Alkaff

Waliyullah dari Semarang yang satu ini berpenampilan nyentrik dengan rambut gondrong, memakai kemeja, celana bahan, sandal jepit, dan kopiah hitam. Kuku jari tangannya dibiarkan panjang.

Habib Ja'far bin Muhammad Al-Kaff mempunyai kebiasaan membuang uang ratusan juta hingga milyaran ke lautan. Ia lahir di Kudus. Rumah kediamannya yakni di desa Dema’an Kota Kudus. Yang membimbing Habib Ja'far adalah Nabiyulloh Khidir Balya bin Malkan.

Uniknya, Habib Ja'far tidak dikaruniai sifat Iupa. Tamu yang mengunjunginya setiap harinya tidak kurang dari 50 orang dari berbagai penjuru tanah air. Namun kalau kita sudah pernah menyebutkan nama satu kali saja, Habib Ja'far akan selalu mengingatnya. Ia tidak akan melupakannya meski kita tidak pernah bertemu Iagi dengannya hingga bertahun-tahun.

3. Al Habib Bakar bin Abu Bakar Assegaf

Orangnya sudah tua dan seringkali tidak memakai pakaian. Ia hanya menggunakan sarung saja. Kalau tidak mengenalinya, orang akan menganggapnya sebagai gelandangan.

Namanya dimasturkan (tertutup), namun orang Nganjuk atau Gresik sering memanggilnya Habib Bakar Seggaf. Tidak ada yang tahu siapa nama aslinya. Namanya dikenal dengan sebutan Habib Bakar. Habib Bakar merupakan putra dari Habib Abu Bakar Assegaf dari Gresik.

Warga Gresik banyak yang mencari dan merindukannya. Pria bertelanjang dada, berjenggot putih, dan berkopyah ini memiliki air kencing yang berbau wangi. Ia pernah masuk sumur kemudian Iangsung hilang dan hanya tinggal sarungnya saja. Pernah ia ditemukan di makam kakeknya sedang memeluk nisan.

Semoga kita semua mendapat berkah dari beliau-beliau...  Amin.