Khusnul Khotimah atau Husnul Khotimah, Mana Penulisan yang Benar?

 
Khusnul Khotimah atau Husnul Khotimah, Mana Penulisan yang Benar?

LADUNI.ID, Jakarta - Ada sebagian kalangan yang mempertanyakan tentang manakah yang lebih benar antara penulisan khusnul khotimah atau husnul khotimah. Lebih dari itu, penulisan khusnul khotimah dianggap salah karena menggunakan huruf خ (kha’) sehingga menjadi tulisan خصن الخاتمه dan memiliki arti hina atau tidak baik.

Berdasarkan penjelasan yang diungkapkan oleh KH Faishal Zulkarnaen, Pengasuh Pesantren Darul Hikam, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, membenarkan bahwa kalimat خصن الخاتمه memiliki arti hina atau tidak baik. Akan tetapi, kalimat tersebut sangat jarang digunakan jika disandingkan dengan kalimat الخاتمه. Kebanyakan orang menggunakan kalimat سوء الخاتمة (Su’ul Khotimah).

Baca juga: Perbedaan Orang yang Mati Khusnul Khotimah dan Su'ul Khotimah

Oleh karena itulah, KH Faishal Zulkarnaen mengatakan bahwa sikap menyalahkan kalimat khusnul khotimah dengan huruf kha’ di awalannya, merupakan hal yang tidakperlu karena itu hanya masalah transliterasi dari bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia. Hal yang paling inti menurut KH Faishal Zulkarnaen adalah bagaimana agar orang yang didoakan tersebut bisa mempunyai akhir yang baik dan bukan akhir yang buruk sebagaimana dalam kalimat su’ul khotimah.

Lebih lanjut, beliau juga menjelaskan bahwa persoalan transliterasi dari bahasa Arab ke  bahasa Indonesia memang merupakan persoalan yang tidak akan pernah ada penyelesaiannya. Sebab, masing-masing penulis memiliki ciri dan karakter serta standar tersendiri mengenai penulisan yang tepat sesuai dengan huruf vokal (makharijul huruf) yang ditulisnya. Bisa saja orang menulis kata Chusnul Chotimah kemudian bisa juga dengan kata Khusnul Chotimah, sehingga seorang penulis mesti memiliki pendapat yang berbeda tentang kebenaran penulisan tersebut.

Baca juga: Supaya Husnul Khatimah, Jauhi Empat Hal Ini

Salah satu contoh lain adalah ketika persoalan transliterasi ini dibawa ke orang Somalia. Mereka menulis huruf ح (ha) dengan huruf X serta perpaduan dalam ejaan Bahasa Inggris. Dengan penyebutan itu lah kemudian bisa ditebak bahwa orang Somalia kalau menulis husnul khotimah akan menjadi Xoonool Khaatimah. Ketika mereka akan menulis huruf ع (‘ain), maka dalam tradisi transliterasi orang Somalia adalah menulis huruf C, sehingga jika mereka mau menulis ال عمران maka di sana akan tertulis Aali Cimraan.

Itulah sekelumit persoalan yang ada di dalam transliterasi dari Bahasa Arab ke Bahasa Indonesia. Jadi bukan merupakan hal yang perlu dipermasalahkan dan dinggap sebagai kekakuan sehingga bayak sekali orang yang mempermasalahkan karena hanya menjadi pengikut dan “membebek” tanpa adanya ilmu dan kurangnya menelaah. Konsekuensinya, lanjut KH Faishal Zulkarnaen, hanya akan timbul keributan karena mempersoalkan hal yang tidak seharusnya menjdi persoalan.

Baca juga: Mati dalam Keadaan Husnul Khotimah

Menurut KH Faishal Zulkarnaen, masalah selanjutnya mungkin akan timbul ketika ada orang yang memiliki nama Khusnul Khotimah, kemudian lantas terusik karena pertanyaan-pertanyaan itu tadi. Padahal tujuan pemberian nama tersebut adalah baik dan mendoakan anaknya supaya menjadi anak yang memiliki akhir yang baik.

KH Faishal Zulkarnaen juga memberikan saran kepada orang yang memiliki nama Khusnul Khotimah agar tidak sedih, apalagi mau mengganti akte kelahirannya karena nyinyiran dari mereka yang tidak memiliki dasar keilmuan dan kajian yang mendalam terhadap masalah transliterasi ini. Insya Allah, menurut KH Faishal Zulkarnaen, nama tersebut sudah benar karena diniatkan untuk hal-hal yang baik dari orangtuanya yang telah memberikan nama. Bukan sekadar masalah transliterasi saja.

Baca juga: Cara Hidup Agar Bisa Meraih Husnul Khotimah

Kesimpulannya, menggunakan kalimat khusnul khotimah atau husnul khotimah bukan merupakan persoalan yang harus diperdebatkan. Itu hanya masalah transliterasi dari Bahasa Arab ke tulisan Indonesia. Karena, kata yang lazim digunakan untuk menggambarkan sebuah keburukan adalah su’ul khotimah, bukan khusnul khotimah. Sampai di sini semoga kita tidak lagi memperdebatkan hal-hal sepele, yang penting adalah niat dan tujuan yang dimaksudkan di dalam penggunakan kata khusnul khotimah atau husnul khotimah.

Wallahu a’lam bisshawab…