Wali Songo Mengakui Kewalian KH. Idham Chalid

 
Wali Songo Mengakui Kewalian KH. Idham Chalid

Keterangan Foto: KH. Idham Chalid dengan mobil yang biasa beliau tumpangi.

LADUNI.ID, Jakarta - Peristiwa itu terjadi di Cirebon. Ban mobil KH. Idham Chalid kempes 2 kali, lalu beliau mengajak KH. Syafriansyah jalan kaki. Hari sekitar jam 5 subuh, tak taunya ada banyak orang yang menunggu kedatangan Kiai Idham. Tempat banyak orang itu ternyata Pesantren Buntet Cirebon milik KH. Nu'man.

Sebelum kedatangan Kiai Idham, sang pengasuh Pondok Pesantren Buntet sudah menunggu kehadiran beliau, hal ini dikarenakan jauh sebelum kedatangan Kiai Idham, dirinya sudah diberitahu terlebih dahulu oleh Wali Songo. Para waliyullah mengatakan, "nanti akan datang ke pondokmu seorang wali kutub, pada hari dan jam sekian".

KH. Nu'man sempat bingung siapa waliyullah yang dimaksud dan setelah ditunggu-tunggu, yang datang adalah KH. Idham Chalid.

Baca juga: Kisah KH. Idham Chalid, Pimpin NU Selama 28 Tahun

Amanat Kiai Idham di Pesantren itu adalah agar menuntut ilmu dengan ikhlas dan berjuang hanya menuntut ridho Allah SWT.

Begitu pagi tiba, selesai acara penyambutan di Pesantren Buntet, Pak Supir bilang bahwa mobil tidak ada bocor, cuma kempes saja.

KH. Idham Chalid seorang ulama kharismatik yang sangat bersahaja, tawadhu, dan sederhana sesederhana panggilannya "Pak Idham". Kedekatan beliau dengan ulama dan habaib diakui oleh semua kalangan.

Beliau kuat dan istiqamah dalam beribadah, tahan wiridan dari jam 11 malam sampai tiba waktu duha, hafal Alquran dan beberapa matan kitab dan hadis.

Baca juga: KH. Idham Chalid: Ulama dan Filosofi Airnya

Kisah di atas ceritakan Tuan Guru Muallim Haji Munadi Sutera Ali di kediaman Bapak Dr. H. Hasib Salim, M.AP di Sungai Malang - Amuntai, 20 September 2016.