Pesan Abah Guru Zuhdi Agar Mampu Menjaga Nafsu

 
Pesan Abah Guru Zuhdi Agar Mampu Menjaga Nafsu

LADUNI.ID, Jakarta - Abah Guru KH. Ahmad Zuhdiannor pernah berkata, “Sebab adanya duka cita dan sakit hati, itu disebabkan oleh pandangan yang mengutamakan keinginan nafsu.”

Apabila semua keinginan nafsu selalu untuk diwujudkan, maka itulah sumber kekecewaan. Karena tak semua yang nafsu harapkan akan sesuai dengan kenyataan.

Ketika kita mengharapkan sesuatu dengan berlebihan yaitu dengan dorongan keterpaksaan, maka selama itulah kita telah diperbudak oleh nafsu.

Contohnya, saat kita sakit, yang nafsu inginkan hanyalah sehat. Maka dengan upaya apapun kita pasti akan mengusahakan untuk bisa sehat, tetapi jika kenyataan tak memberikan kesehatan, maka timbul lah sakit hati. Maka untuk tidak terbudaki oleh nafsu, milikilah pandangan positif terhadap apa yang tak kita sukai pada pandangan dzahir.

Yakinilah bahwa Allah tak pernah merugikan usaha seorang hamba atas apa yang ada di pikirannya. Ketika kita tak mampu memandang baik atas apa yang telah Allah tetapkan, maka sumber sakit di dalam hati secara perlahan akan berdatangan.

Tak perlu mengusahakan yang tak ada untuk menjadi ada, dan jangan pernah menyesali yang ada atas salah yang tercipta. Artinya, apa yang ada syukuri, jangan mencari yang tak ada, dan jangan menyesali atas sesuatu yang sudah ada.

Jawaban hidup sebagai solusi yang baik itu adalah pandangan dan pikiran yang positif. Tak akan ada ketenangan yang tercipta ketika pandangan dan pikiran terus mencela mencari muasal salah yang bermula.

Selama seseorang mampu mengerti dengan semua sesuatu yang telah Allah beri, maka selamanya orang itu tak akan pernah merasa sakit hati.

Bahagia seorang hamba itu sangatlah sederhana, ketika ia mampu memandang baik terhadap apa yang dilihat dan dihadapinya, maka saat itulah senyum bahagia mampu tercipta dari bibirnya.

Ketika seseorang telah menyadari bahwa kekayaan yang selama ini telah dibangga-banggakannya tak pernah membuatnya bahagia. Maka barulah ia menyadari akan suatu pandangan yang selama ini telah dibanggakannya telah membuat hatinya tersiksa.

Inilah teguran Allah untuk menyadarkan hambanya yang selama ini telah mencintai dunia. Sakit hati kita terhadap dunia itu memiliki manfaat untuk menyadarkan hati. Lahumul Fatihah…