Alasan dan Prinsip Mbah Sahal Mahfudz Tidak Mau Berpolitik Praktis

 
Alasan dan Prinsip Mbah Sahal Mahfudz Tidak Mau Berpolitik Praktis
Sumber Gambar: Istimewa, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Dalam sebuah kesempatan di kantor PIM, guru kami Mbah Kyai Mu'adz Thohir hafidhahullah bercerita saat beliau bertanya kepada Mbah Sahal Mahfudz Allahu yarham, soal mengapa beliau tidak berkenan berpolitik praktis.

"Mbah, mengapa panjenengan enggan berpolitik praktis, sedangkan panjenengan sangat pantas untuk menjadi pemimpin?" tanya Mbah Mu'adz.

Menurut Mbah Kyai Mu'adz kualitas keilmuan dan kecakapan Mbah Kyai Sahal Mahfudz dalam menyampaikan gagasan sangat luar biasa. 

Mbah Sahal kemudian menjawab, "Aku tidak mau melakukan lima hal yang (kebanyakan) melekat dalam diri politisi, yaitu; fattan, iftiro'kaddzab, riya' dan 'ujub."

Jawaban tersebut sangat telak menyinggung hal-hal yang sepertinya dianggap "lumrah" di dalam kontestasi politik.

Penejelasannya, sedikit banyak sebagaimana berikut ini:

1. Fattan: Banyak membuat fitnah (rela memfitnah orang lain demi tercapainya kepentingan pribadi atau partainya).

2. Iftiro': Membuat kebohongan (merekayasa semua hal dibungkus dengan kebohongan untuk mendapatkan dukungan dari rakyat).

3. Kaddzab: Banyak berbohong (harus berani berbohong demi mendapatkan kepercayaan masyarakat).

4. Riya': Pamer, yakni sering menunjukkan hasil kerjanya bahkan mengakui bahwa keberhasilan pemerintahan karena jerih payahnya. Selalu memamerkan keberhasilan -yang terkadang hanya pengakuan saja- kepada masyarakat untuk meraup suara rakyat.

5. 'Ujub: membanggakan diri sendiri. Selalu merasa bahwa dirinya yang paling berhak untuk dipilih. Bahwa pimpinannya yang paling berhak untuk dipilih karena memiliki kecakapan daripada paslon yang lain.

Oleh sebab itu, Mbah Mu’adz Thorir kemudian berpesan; "Setiap orang berpotensi memiliki lima sifat buruk tersebut. Tapi apakah ia akan melakukannya ataukah tidak, terserah dirinya sendiri yang tahu dan bisa mengukur akan hal itu."

Begitulah prinsip dan alasan kenapa Mbah Kyai Sahal Mahfudz enggan berpolitik praktis. Memang setiap orang mempunyai prinsip sendiri. Tetapi, paling tidak hal ini menjadi cermin dan penyeimbang dalam mengambil sebuah keputusan dan tanggung jawab besar dalam berpolitik yang pada hakikatnya adalah untuk kemaslahatan belaka. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 08 Desember 2020. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Penulis: Taufiq Zubaidi

Editor: Hakim