Kisah Awal Mula Habib Ali Al-Jufri Jatuh Hati kepada Habib Umar bin Hafidz

 
Kisah Awal Mula Habib Ali Al-Jufri Jatuh Hati kepada Habib Umar bin Hafidz

LADUNI.ID, Jakarta - Kisah ini dari Ustadz Ziad Bakhomis dari Al Habib Ali Al Jufri ketika datang ke Tarim pada pernikahan putra pertama Guru mulia Al Habib Umar Bin Hafidz.

Al Habib Ali Al Jufri ketika di usia belasan tahun mengabdikan dirinya kepada Al Habib Abdul Qodir Assegaf, Jeddah yang beliau anggap sebagai salah satu guru terpenting.

Saat itu pemuda Tarim bernama Al Habib Umar bin Hafidz datang pertama kali ke Jeddah mengunjungi Al Habib Abdul Qodir.

Singkat cerita, ketika sampai di Jeddah, Al Habib Umar datang kepada sebuah barrodah (seperti kulkas terbuka untuk minum air yang biasa ada di pinggir jalanan di Arab, lengkap dengan gelasnya). Ketika itu Habib Umar mengisi gelasnya dengan air dan kebetulan tali yang mengikat gelas dan mesin pendingin tersebut sangatlah pendek sehingga orang-orang minum dalam keadaan berdiri.

Namun, tidak dengan Sayyidil Habib Umar ketika itu, beliau berusaha memaksakan dirinya untuk tetap duduk walaupun keadaan sulit untuk itu. Kejadian inilah yang diam-diam dilihat seorang anak bernama Habib Ali Aljufri.

Ia kagum dan bertanya langsung kepada laki-laki yang baru pertama kali ia lihat itu: “mengapa kau lakukan itu?”

Al habib Umar menjawab: “ya, ini merupakan sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan aku tidak ingin luput dari sunnah Beliau hanya karena seutas tali”.

Dibuat kagum dengan jawaban tersebut, maka Habib Ali Jufri datang kepada gurunya Al Habib Abdul Qodir dan menceritakan perihal yang terjadi. Maka gurunya menjawab, “ia adalah Umar Bin Muhammad bin Hafidz, seorang yang kelak akan memiliki martabat yang agung, kelak kau ikutlah bersamanya.”

Sejak saat itu Habib Ali Al Jufri kecil mulai jatuh cinta dengan Guru Mulia muda. Cinta karena Allah. Cinta karena satu sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Terkadang ribuan kalimat yang kita ucapkan akan kalah dengan satu tauladan yang kita contohkan.

Semoga kita mendapatkan pelajaran berharga dari kisah ini dan membuat kita mulai untuk minum dengan tangan kanan dan dalam keadaan duduk.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وبَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ

في العالمين إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيْدٌ

***

Sumber: Ya Tarim Wa Ahlaha
Editor: Muhammad Mihrob