Ketika Imam Shalat Batal, Bagaimana Sikap Makmum?

 
Ketika Imam Shalat Batal, Bagaimana Sikap Makmum?

LADUNI.ID, Jakarta - Ada dua orang sedang shalat berjama'ah, yang seorang menjadi Imam, sedang yang lain jadi makmum. Saat melaksanakan shalat, Imamnya batal.

Pertanyaan

  1. Apa yang harus dilakukan imam tersebut?apakah langsung meninggalkan tempat shalat?
  2. Bagaimana dengan makmumnya ?

Baca : Bagaimanakah sikap Makmum ketika Imam Lupa Rakaatnya?

Jawaban

  1.  Imam Meninggalkan tempat shalat dan segera pergi berwudhu
  2. Makmum disunnahkan menunggu imam untuk mengimami lagi, jika tempat wudhunya dekat. Jika tempat wudhunya jauh, sekiranya waktu untuk menunggu cukup untuk melakukan shalat satu raka'at, maka salah seorang dari makmum yang paling alim, boleh maju untuk mengganti imam, atau makmum memisahkan diri (mufaraqah) dari imam dan shalat sendiri-sendiri.

Dasar Pengambilan

Kitab Majmu' Syarah al-Muhadzdzab, juz 4 halaman 262:

(فَرْعٌ) قَالَ أَصْحَابُنَا إِذَا ذَكَرَ الإِمَامُ فِى أَثْنَاءِ صَلاَتِهِ أَنَّهُ جُنُبٌ أوْ مُحْدَثٌ أو المَرْأةُ المُصَلِّيَةُ بِنِسْوَةٍ أنَّهَا مُنْقَطِعَةُ حَيْضٍ لَمء تَغْتَسِلْ لَزِمَهَا الخُرُوجُ مِنْهَا فَإِنْ كَانَ مَوْضِعُ طَهَارَتِهِ قَرِيْبًا أشَارَ إِلَيْهِمْ أَنْ يَمْكُثُوا وَمَضَى وَتَطَهَّرَ وَعَادَ وَأحْرَمَ بِالصَّلاَةِ وَتَابِعُهُ فِيْمَا بَقِيَ مِنْ صَلاَتِهِمْ وَلاَ يَسْتَأْنِفُونَهَا. وَإِنْ كَانَ بَعِيْدًا أَتَمُّوهَا وَلاَ يَنْتَظِرُوهُ. قَالَ القَاضِى أبُو الطَّيِّبِ: قَالَ الشَّافِعِيُّ وَهُمْ بِالخِيَارِإنْ شَاؤُوا أَتَمُّوهَا فُرَادَى وَإنْ شَآؤُوا قَدَّمُوا احَدَهُمْ يُتِمُّوهَا بِهِمْ. قَالَ الشَّافِعِيٌّ وَاسْتُحِبَّ أَنْ يُتِمُّوها فُرَادَى. قَالَ القَاضِى وَإِنَّمَا قَالَ ذَلِكَ لِلْخُرُوجِ مِنَ الخِلاَفِ فِى صِحَّةِ الإِستخْلاَفِ. وَإِذَا أَشَارَ إِلَيْهِمْ وَالمَوْضِعُ قَرِيْبٌ أُسْتُحِبَّ انْتِظَارُهُ كَمَا ذَكَرْنضا. وَدَلِيْلُنَا الحَدِيْثُ السَّابِقُ عَنْ أبِى بَكْرَةَ فَإِنْ لَمْ يَنْتَظِرُوهُ جَازَ ثُمَّ لَهُمْ الإِنْفِرَادُ وَالإِسْتِخْلاَفُ إِذَا جَوَّزْنَاهُ. وَقَالَ الشَّيْخُ أَبُو حَامِدْ فِى تَعْلِيْقَاتِهِ إِنَّمَا يُسْتَحَبُّ لَهُمْ انتِظَارُهُ إِذَا لَمْ يَكُنْ مَضَى مِنْ صَلاَتِهِ رَكْعَةٌ.

(cabang). Para pendukung madzhab kami (madzhab Syafi'i) berpendapat: apabila di tengah-tengah salat, imam ingat bahwa dia adalah orang yang junub atau orang yang berhadats atau seseorang perempuan yang salat dengan orang-orang perempuan ingat bahwa sesungguhnya dia adalah wanita yang terputus dari haid yang belum mandi, maka wajib baginya keluar dari salat. Jika tempat bersuci itu dekat maka imam memberi isyarat kepada para jamaah agar mereka tetap diam dan imam pergi bersuci kemudian kembali dan bertakbiratul ikhram untuk salat. Para makmum mengikuti imam dalam sisa salat mereka. Mereka tidak memulai salat dari awal. Jika tempat bersuci itu jauh maka para makmum menyempurnakan salat dan tidak menunggu imam. Al Qodli Abu Thoyyib berkata: Imam Syafi'i berpendapat: Mereka (para makmum) boleh memilih. Jika mereka menginginkan, mereka boleh menyempurnakan salat secara sendiri-sendiri dan jika mereka menginginkan mereka boleh menyuruh maju salah seorang diantara mereka menjadi imam yang menyempurnakan salat dengan mereka, Imam Syafi'i berpendapat: Disunnahkan agar mereka menyempurnakan salat secara sendiri-sendiri. Al Qodli berkata: Sesungguhnya Imam Syafii berpendapat demikian hanyalah untuk keluar dari perbedaan pendapat mengenai keabsahan meminta ganti imam. Apabila imam memberi isyarat kepada mereka, sedangkan tempat bersuci itu dekat, maka disunnahkan untuk menunggu imam, sebagaimana telah kami sebutkan. Dalil kami adalah hadist yang telah lalu diriwayatkan oleh Abi Bakrah. Jika mereka tidak menunggu imam maka diperbolehkan; kemudian bagi mereka salat sendiri-sendiri dan boleh meminta ganti imam apabila kita membolehkannya. Syeikh Abu Hamid dalam ta'liq beliau, berpendapat: Hanya saja disunnahkan bagi mereka menunggu imam apabila waktu menunggu itu tidak melewati salat satu rakaat.

Baca: Subhanallah, Inilah Doa yang Selalu Dibaca Para Waliyullah

Sumber : Buku KYAI MASDUQI MENJAWAB, Tanya Jawab Hukum Islam Bersama KH. Achmad Masduqi Mahfudh

KUNJUNGI JUGA

 

 

Yuk Ngaji Qur’an yang dilengkapi terjemah dan penjelasan di Laduni