Wujud Ketaatan Murid Kepada Gurunya

 
Wujud Ketaatan Murid Kepada Gurunya
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Hadhratus Syaikh KH. Hasyim Asy'ari diceritakan dalam sebuah kitab berjudul "Fiqhul Hikayat" ketika beliau menggendong Nabi Khidhir atas permintaan dari gurunya Syaikhona kholil Bangkalan. Inilah salah satu bentuk ketaatan mbah Hasyim kepada gurunya. Berikut ceritanya;

Syaikhona Kholil Bangkalan merupakan salah satu pembesar ulama di masanya. Setiap harinya beliau selalu didatangi oleh banyak tamu untuk sowan kepada beliau. Suatu malam hujan lebat turun, tiba-tiba di pelataran rumah syaikhona kedatangan seorang kakek sepuh yang lumpuh, ia berjalan dengan cara "ngesot." Syaikhona yang melihatnya langsung berkata pada para santri;

"Siapa yang bersedia menggendongnya?"

"Saya bersedia wahai guru." Jawab salah seorang santri.

Kemudian santri itu pun menggendongnya, dan ketika sampai di depan pintu rumah syaikhona, beliau langsung menyambutnya dengan penuh hormat dan takdzim pada tamu sepuh itu. Ketika syaikhona dan tamunya selesai berbincang-bincang, syaikhona berkata pada para santri;

"Siapa yang bersedia menggendong tamuku ini sampai ke rumahnya?"

"Saya bersedia wahai guru." Jawab santri yang sebelumnya menggendong tamu beliau sampai ke depan pintu.

Ketika santri itu pergi menggendong tamu gurunya, syaikhona berkata kepada para santri;

"Saksikanlah sesungguhnya ilmu-ilmuku sudah dibawa oleh dia (santri yang menggendong tamunya)"

Setelah kejadian itu barulah diketahui ternyata tamu syaikhona yang sepuh serta lumpuh itu adalah Nabi Khidhir Alaihissalam. Sedangakan santri yang menggendongnya itu dikemudian hari menjadi Rais Akbar Jamiyyah Nahdhatil Ulama (NU). Dia adalah Hadhratus Syaikh KH. Hasyim Asy'ari.

Allah yarham. Al-fatihah untuk beliau. Semoga kita diakui santri beliau dan mendapat barakahnya.

آمين يا رب العالمين