Soekarno dan Kota Surabaya #1: Pencarian Hari Jadi

 
Soekarno dan Kota Surabaya #1: Pencarian Hari Jadi
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta – Tanggal 6 Juni 1901 tercatat sebagai hari lahir Soekarno, Presiden Pertama Indonesia. Jika Putera Sang Fajar ini masih hidup, maka usianya sudah 120 tahun. Berarti tahun 2021 diperingati sebagai Hari Jadi Soekarno ke 120.

Pencatatan kelahiran Soekarno ini dihitung sejak beliau "procot" keluar dari rahim sang ibunda Ida Ayu Nyoman Rai pada tanggal 6 Juni 1901, setelah 9 bulan berdamai dalam kandungan sang Ibu.

Ketika Soekarno terlahir, sudah barang tentu anatomi tubuhnya sudah genap dan lengkap mulai dari mata kaki hingga ujung rambut, termasuk organ-organ dalam tubuh dan nyawa yang siap menggerakkan seluruh anatomi tubuh sehingga menjadi sistim gerak anatomi tubuh yang siap untuk beraktivitas.

Jika kelahiran atau hari jadi Soekarno dianalogikan dengan kelahiran atau Hari Jadi Kota Surabaya, kapan sesungguhnya Kota Surabaya ini terlahir. Tanggal 31 Mei 1293, yang selama ini diperingati sebagai Hari Jadi Kota Surabaya, dinilai subyektif dan tendensius dan karenanya perlu dikaji ulang.

Bicara tentang Hari Jadi Kota Surabaya, tentu saja Kota Surabaya harus dipandang sebagai sebuah kota karena konteksnya adalah Hari Jadi Kota Surabaya, yang kemudian pertanyaan kita adalah: Kapan Kota Surabaya ini lahir?

Kota Surabaya adalah Kota, seperti halnya Soekarno adalah Soekarno. Maka kelahiran atau hari jadi Kota Surabaya adalah kelahiran atau sejak adanya Surabaya sebagai sebuah Kota. 

Sebuah kota adalah pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai batas wilayah administrasi yang didukung oleh kelengkapan (infrastruktur, sarana dan prasarana) kota seperti jalan, jembatan, kantor administrasi serta utilitas kota lainnya untuk mendukung kebutuhan dan aktivitas warganya.

Segala kelengkapan Kota ini bagaikan anatomi tubuh manusia, seperti halnya anatomi tubuh Soekarno ketika dilahirkan. Waktu kelahiran Soekarno tidak dihitung dari masa konsepsi atau awal bertemunya sperma dan indung telur atau pada bulan bulan awal si jabang bayi Soekarno dalam kandungan. Tapi kelahiran Soekarno dihitung ketika bayi Soekarno keluar dari rahim ibundanya.

Arkeolog BPCB Trowulan, Wicaksono Dwi Nugroho, mengatakan bahwa sebuah kelahiran dihitung dari awal datangnya "terlahir", bukan proses kelahirannya. Jika menyangkut kelahiran manusia, maka dihitung dari si bayi keluar dari rahim. Jika menyangkut kota, maka dihitung dari kota itu sendiri mulai ada, bukan proses menjadikan sebuah kota.

Jika kita berbicara tentang kelahiran atau hari jadi kota Surabaya, berarti perhitungan dimulai sejak Surabaya ini ada sebagai sebuah kota. Kapan Surabaya ada sebagai sebuah kota dengan kelengkapan "anatomi" kotanya?

Ada sejumlah literasi maupun inskripsi yang menyebut nama "Surabaya" atau nama-nama kuno Surabaya mulai dari Hujunggaluh maupun Surapringga, seperti Prasasti Trowulan (1358) atau Prasasti Jiu (1486) dan bahkan literasi tentang awal permukiman di daerah perdikan Ngampel Denta pada awal abad 15.

Pertanyaan kita adalah apakah nama-nama yang disebut dalam sejumlah literasi dan inskripsi itu sudah menunjukkan Surabaya sebagai sebuah kota yang lengkap dengan anatominya?

Jika nama-nama itu masih mengacu kepada cikal bakal kota Surabaya, maka semuanya tidaklah salah. Cikal bakal kota artinya belum menjadi sebuah kota. Cikal bakal kota masih butuh waktu untuk berproses hingga menjadi yang lebih dan lebih, dan menjadi kota pada akhirnya.

Hal ini bagai "Cikal Bakal bayi" yang tentu tidak sama dengan "Bayi yang baru terlahir".

Lantas pertanyaan selanjutnya adalah:

"Apakah ada sejarah tentang Kota Surabaya yang menunjukkan kehadiran Kota Surabaya yang lengkap dengan anatominya (wilayah, infrastruktur, sarana dan prasarana, penduduk dan sistim atau aturan yang menggerakkannya)?

Jawabannya adalah Ada. Apa buktinya dan kapan Kota Surabaya mulai ada? Ini adalah tugas Tim Penelitian nantinya.

 

Oleh: Nanang Purwono

Sumber: https://www.facebook.com/102762725140079/posts/168247128591638/?app=fbl