Walau Sudah Tiada, Para Waliyullah Tetap Hidup di Alam Kubur

 
Walau Sudah Tiada, Para Waliyullah Tetap Hidup di Alam Kubur
Sumber Gambar: Al Habib Muhammad Luthfi bin Yahya (Foto: Ist)

Laduni.ID, Jakarta- Al Habib Muhammad Luthfi bin Yahya mengatakan, para wali Allah tetap hidup di alam kuburnya (barzakh) seperti kehidupan mereka di dunia. Para wali yang ahli tahajjud tetap tahajjud di alam kuburnya. Yang ahli tadarus Al-Qur’an tetap tadarus Al-Qur’an. Yang ahli silaturahim tetap silaturahim. yang ahli shalawat tetap bershalawat dan seterusnya.

"Hal ini sebagai kenikmatan yang mereka alami di alam kubur. Jika ada para peziarah berdiri mengucapkan salam dan doa-doa, maka si wali yang diziarahi juga ikut berdiri, menjawab salam dan mengamini doa-doanya. Jika para peziarah membaca Yasin, tahlil, dan sebagainya, maka si wali juga ikut membacanya. Jika para peziarah tawassul, maka beliau ikut mendo’akan," tutur Rais Am Jam'iyyah Ahlith Thariqah al-Mu'tabarah an-Nahdliyyah (JATMAN), dikutip dari IG tareem_alsiddiq, Kamis 24 Juni 2021. 

Beliau menuturkan kisah-kisah para waliyullah yang diantaranya ada yang ahli darok (menolong), sering keluar dari kuburnya ke alam dunia ini untuk menolong para pecintanya. Di antara wali yang ahli darok adalah Mbah Hasan Minhajul ‘Abidin, Gabutan, Solo. Banyak cerita nyata dari para pecintanya yang membuktikannya. Di antara mereka ada yang ditolong dari kecelakaan, perampokan, dan lain-lain. Sebagian mereka ada yang ingin sowan ke ndalem beliau sebagai rasa terima kasih dengan membawa oleh-oleh, layaknya orang yang akan sowan kiai. Namun, mereka kaget setelah ditunjukkan oleh penduduk setempat, bahwa Mbah Hasan Minhaj itu sudah wafat seraya menunjukkan inilah makamnya.

Ada lagi, Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf Gresik. Walau jasadnya sudah dikubur di bumi puluhan tahun lalu, namun tak sedikit orang yang pernah ditolongnya. Bahkan ada seorang muhibbin yang sakaratul maut dituntun membaca kalimat tauhid olehnya. 

Dalil tentang hal ini di antaranya adalah ayat yang menjelaskan bahwa para syuhada’ (orang mati syahid) tetap hidup di alam kuburnya, yakni ayat :
[ ﺳﻮﺭﺓ ﺍﻟﺒﻘﺮﺓ : ﺍﻵﻳﺎﺕ ١٥٤ ] ﻭَﻻ ﺗَﻘُﻮﻟُﻮﺍ ﻟِﻤَﻦْ ﻳُﻘْﺘَﻞُ ﻓِﻲ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﻣْﻮﺍﺕٌ ﺑَﻞْ ﺃَﺣْﻴﺎﺀٌ ﻭَﻟﻜِﻦْ ﻻَّ ﺗَﺸْﻌُﺮُﻭﻥَ ‏( ١٥٤ ) “
"Jangan kalian katakan bagi orang yang dibunuh di jalan Allah, (mereka) itu orang-orang mati ! Namun, mereka adalah orang-orang yang hidup, tetapi kalian tidak menyadarinya.”

Jika para syuhada’ saja mendapat karunia tetap hidup di alam kuburnya, maka para ulama’ dan wali pasti mendapat karunia lebih besar, mengingat derajat mereka lebih tinggi. Di Indonesia jumlah makam wali sangat banyak dengan berbagai tingkatannya, nomor kedua setelah Hadramaut, Yaman. Banyak kitab yang menulis biografi para wali di Timur Tengah, seperti kitab Jami’ Karomatil Auliya’, Thobaqotul Auliya’, dan yang lainnya. Tidak salah bila kita mencintai mereka para auliya'illah dan orang-orang sholeh.

Kepada beliau Habib Muhammad Luthfi bin Yahya wa jami'il Auliya'illah Rodhiyallahu Ta'ala A'nhum wa usulihim wa furui'him wa masyayikhihim wa azwajihim wa dzurriyyatihim wa tabii'him wa muridihim wa muhibbihim dan kepada beliau Rasulullah Muhammad wa Ahli baitihi Ajmai'n Al-Fatihah.
Editor: Ali Ramadhan. (Sumber tulisan: IG tareem_alsiddiq)