Menjaga Kebersihan Hati

 
Menjaga Kebersihan Hati
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID Jakarta - Allah SWT berfirman dalam Surat An-Nisa' ayat 32:

وَلَا تَتَمَنَّوْا۟ مَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بِهِۦ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ لِّلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا ٱكْتَسَبُوا۟ ۖ وَلِلنِّسَآءِ نَصِيبٌ مِّمَّا ٱكْتَسَبْنَ ۚ وَسْـَٔلُوا۟ ٱللَّهَ مِن فَضْلِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمًا

''Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak daripada sebagian lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan dan bagi wanita pun ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.''

Dalam ayat lain Allah SWT berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Hujurat: 12)

Sering kali keadaan hati itu tidak menentu dan tidak selamanya bersih. Kerap kali ada berbagai penyakit hati yang menyerang. Mulai dari buruk sangka, dengki, dendam, sombong, iri hati, amarah, merasa paling benar, paling senior, paling suci dan sebagainya. Bermacam-macam penyakit hati ini, lambat laun dapat berakibat buruk pada diri kita. Bahkan, dapat mendatangkan bahaya pada diri kita sendiri dan orang lain.

Iri atau dengki mempunyai arti yang sama, yaitu perasaan tidak senang atau benci ketika melihat orang lain beruntung atau mendapatkan nikmat. Dalam istilah bahasa Arab disebut hasad, yang juga biasa disebut dalam istilah lain bahasa Indonesia dengan hasud. Perbuatan iri atau dengki itu bisa merusakan keseimbangan hidup seseorang. Hatinya akan semakin kotor dengan adanya perasaan iri dengan kehidupan orang lain, iri dengan kesuksesan orang lain, iri dengan kebahagiaan orang lain, iri terhadap rezeki orang lain, iri melihat orang bahagia, iri melihat orang senang, iri melihat hubungan orang lain, iri dengan prestasi orang lain dan lain sebagainya. Karenanya, jangan pernah kita menanamkan sifat iri di dalam hati kita kepada siapapun. Sebisanya untuk menghindari hal itu. Apalagi iri kepada kelurga sendiri, saudara, sahabat, teman, kerabat dan orang-orang terdekat lainnya.

Selain iri atau dengki, penyakit-penyakit hati yang disebutkan di atas juga dapat mengotori kebersihan hati, yang tentunya akan berdampak pada kepribadian yang buruk. Tidak saja buruk bagi dirinya, tetapi orang lain juga dirugikan karena hal itu. Jika orang lain terzalimi oleh kita, maka hal ini akan membahayakan bagi diri kita, karena doa mereka didengar oleh Allah SWT. Ketika mereka tidak ridho dan menghendaki keburukan terjadi, bisa saja hal itu terjadi atas kehendak Allah SWT. Karenanya, hati kita harus benar-benar dijaga kebersihannya, agar tidak mempunyai kecenderungan buruk, yang tentu akan merugikan kita, baik di dunia ini maupun kelak di akhirat. 

Sudah banyak pesan dan nasihat dari Al-Qur’an, Hadis Nabi, petuah guru-guru kita dan banyak ulama sholeh yang mengingatkan kita, bahwa ajaran Islam yang kita anut itu selalu menganjurkan agar kita bisa membersihkan hati dengan sungguh-sungguh. Semua dilakukan dengan kesadaran dan penuh kesabaran, semata demi meraih ridho Allah SWT. Jika hal itu telah dilakukan, maka hati yang bersih akan membawa ketenangan di dalam hidup.

Islam telah mengajarkan agar kita selalu berlindung kepada Allah SWT dari segala sifat buruk yang bisa muncul di dalam hati kita. Selain ikhtiar dengan belajar dalam ruang nyata kehidupan kepada orang-orang sholeh, jangan lupa juga kita harus menyeimbangkan diri dengan ikhtiar batin, dengan senantiasa berdoa memohon ampunan dan pertolongan-Nya.

Berikut ini adalah salah satu susunan doa agar selalu diberi hati yang bersih, senantiasa berdzikir dan bertakwa kepada Allah SWT, serta disucikan dari penyakit hati seperti ingin dipuji, dengki, sombong, dendam dan lain sebagainya. Doa ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Kitab Shahih Muslim dari Sahabat Zaid bin Arqam r.a. Doa ini sangat dianjurkan untuk dibaca setelah shalat fardhu lima waktu.

اللهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا، اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ، وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ، وَمِنْ دَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابُ لَهَا

"Ya Allah, karuniakanlah ketakwaan pada jiwaku. Sucikanlah ia, sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik yang mensucikannya, Engkaulah yang menjaga serta melindunginya. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyuk, dan doa yang tidak dikabulkan."

Selain memohon kepada Allah SWT agar hati kita bersih, maka selanjutnya kita juga memohon agar hati kita dijaga dari perbuatan atau perasaan buruk yang dapat mengotori hati kita.

Berikut doa agar hati kita selamat dari keburukan, sebagaimana terdapat di dalam Surat Al-Hasyr ayat 10:

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

“Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau menjadikan ada kedengkian (segala keburukan) dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.”

Menjaga kebersihan hati meniscayakan kita untuk selalu berbuat baik dan menghindari segala keburukan yang berdampak pada diri kita sendiri maupun orang lain. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 02 Juli 2021. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Penulis: Ahmad Zaini Alawi (Khodim Jamaah Sarinyala Kabupaten Gresik)

Editor: Hakim