Pertama Kali Terungkapnya Sebagian Ilmu Gus Miek

 
Pertama Kali Terungkapnya Sebagian Ilmu Gus Miek
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID (ist)

Laduni.ID, Jakarta – Pendiri Pondok Pesantren Al-Falah Ploso, Mojo, Kediri, Kyai Ahmad Jazuli Usman tidak pernah membeda-bedakan dalam mendidik anak, termasuk kepada Gus Miek.

Suatu ketika, Kyai Jazuli memerintahkan salah seorang santri seniornya, Pak Zaid dari Blitar untuk mengajari Gus Miek ilmu alat (nahwu) yaitu Al-Jurumiyah. Setelah mendapat perintah tersebut Pak Zaid langsung menemui Gus Miek untuk memberitahukan tugas yang diberikan kepadanya.

Ketika dimulai, Gus Miek berkata kepada Pak Zaid, “Tolong coba bacakan awalnya pak.” Setelah Pak Zaid baca Gus Miek kembali berkata, “Tolong coba bacakan bagian tengahnya pak,” dengan sabar Pak Zaid membacakan seseuai dengan permintaan Gus Miek. Sampai ketika Gus Miek meminta dibacakan bagian akhir sekaligus membacakan doa.

Tanpa terpikir oleh Pak Zaid, Gus Miek menjelaskan kita Jurumiyah dengan panjang, lebih lengkap, dan lebih detail dari ilmu yang dimiliki oleh Pak Zaid. Padahal Pak Zaid melihat secara nyata kalau Gus Miek belum pernah belajar kita Jurumiyah kepada siapapun.

Keesokan harinya Pak Zaid dipanggil oleh Kyao Jazuli ke kediamannya untuk melaporkan perkembangan Gus Miek. “Apa kamu sudah mengajari Gus Miek Jurumiyah?” tanya Kyai Jazuli. “Sudah Kyai, Gus Miek sudah bisa bahkan beliau menerengkan lebih luas darilmu yang saya miliki,” ujar Pak Zaid.

Mendengar jawaban dari Pak Zaid, Kyai Jazuli merasa kurang puas, lantas beliau menyuruh Pak Zaid untuk mengajarkan kembali Jurumiyah kepada Gus Miek. Pak Zaid menerima perintah tersebut sembari mohon pamit. Ketika baru keluar dari kediaman Kyai Jazuli, tiba-tiba Gus Miek muncul dan berkata, “Awas! anda jangan cerita kepada siapapun juga.”

Kisah Gus Miek di atas dikisahkan langsung oleh Pak Zaid kepada Gus Nur Habib Ngawi ketika bertemu di kediamannya Gus Ahmad Sholihi (huffadz semaan) Ngreco, Kediri. Gus Nur Habib Ngawi lantas menceritakan kisah tersebut kepada Ahmad Nazili Malang pada waktu acara sema'an Al Qur'an Jantiko Mantab di Kabupaten Sidoarjo. Kisah ini disimpan sangat lama sekali oleh Pak Zaid, mulai dari masa kanak-kanak Gus Miek sampai wafatnya Gus Miek.


Editor: Daniel Simatupang