Biografi Imam Ibnu Hajar al-’Asqalani

 
Biografi Imam Ibnu Hajar al-’Asqalani

Daftar Isi Profil Imam Ibnu Hajar al-’Asqalani

  1. Kelahiran
  2. Wafat
  3. Pendidikan
  4. Guru-Guru
  5. Murid-Murid
  6. Karakter Keilmuannya
  7. Karya-Karya

Kelahiran

Syihabuddin Abul Fadhl Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Ahmad bin Hajar atau yang lebih dikenal sebagai Ibnu Hajar al-Asqalani lahir pada tahun 773 H, di Mesir.

Ayah beliau meninggal dunia ketika beliau masih kecil, tepatnya pada bulan Rajab 779 H, atau saat Ibnu Hajar berusia enam tahun.

Wafat

Pada akhir hayatnya, Ibnu Hajar menderita sakit, tepatnya tahun 852 H. Hingga akhirnya meninggal karena penyakit tersebut setelah shalat isya, di penghujung malam sabtu tanggal 28 Zulhijjah 852 H. Di antara yang ikut serta mengangkat jenazahnya adalah sang Sultan dan para pengiringnya.

Beliau dimakamkan di daerah Bani al-Kharubi, dekat pusara Imam al-Laits bin Sa’d yang berada di depan Masjid ad-Dailami. Semoga Allah menganugerahkan rahmat yang luas serta pahala yang melimpah kepadanya dari setiap ilmu beliau yang berguna bagi agama Islam dan umatnya.

Pendidikan

Ibnu Hajar memulai masa remaja dengan menghafal al-Qur’an, dan dikatakan beliau memiliki hafalan yang sangat cepat. Karena itulah, pada usia Sembilan tahun beliau sudah bisa menghafal seluruh isi al-Qur’an di bawah bimbingan Syekh Shadru ad-Din ash-Shafti.

Berkaitan dengan masalah ini al-Hafizh as-Suyuthi menyatakan, “Pada mulanya Ibnu Hajar fokus mendalami sastra dan syair (puisi). Namun, ketika telah mencapai tujuannya dalam bidang ini, sejak tahun 794 H beliau mendalami hadis. Beliau juga banyak mendengar hadis dari berbagai sumber dan mengembara sampai ke Irak. Di negeri tersebut, beliau berguru kepada Syekh al-Hafizh Abu al-Fadhl al-‘Iraqi. Tidak mengherankan jika Ibnu Hajar sangat unggul dalam ilmu hadis, dan begitu menonjol dalam seluruh cabang keilmuan ini.”

Menginjak dewasa, Ibnu Hajar berguru kepada asy-Syams bin al-Qatthan, salah seorang pensihatnya dalam ilmu fikih dan Bahasa Arab. Selain itu, beliau juga berguru ilmu fikih kepada al-Ibnasi, Balyaqni, dan Ibnu Mulqin.

Pengembaraan keilmuan Ibnu Hajar hingga ke negeri-negeri yang termasuk wilayah Syam, Mesir, dan Hijaz. Terbukti, beliau pernah mengembara ke Mekah, Damaskus, Yaman, Alexandria, dank e Qush (Afganistan) pada tahun 793 H, sampai ke daerah Sha’id di Mesir. Selain itu, beliau juga mempelajari hadis dari ulama-ulama Haramain (Mekah dan Madinah), Baitul Maqdis (Palestina), Nablus (Palestina), Ramlah, dan Gaza.

Guru-Guru

Ibnu Hajar tercatat memiliki banyak guru yang menjadi kepercayaannya untuk memecahkan berbagai permasalahan. Jumlah gurunya bahkan tak tertandingi oleh siapa pun pada zamannya. Semua gurunya sangat menguasai sekaligus paling menonjol dalam bidangnya masing-masing. Di antaranya adalah Abu Ishaq Ibrahim bin Ahmad at-Tanukhi al-Ba’albaki (dalam bidang baca al-Qur’an atau qira’at), az-Zain al-‘Iraqi (dalam bidang ilmu hadis), al-Haitsami, al-Balqini, dan Majduddinal-Fairus Abadi (seorang ahli Bahasa), dan al-‘Izz bin Jama’ah. Karena itulah Ibnu Hajar sangat menguasai berbagai disiplin ilmu.

Beliau mengutip (hadis-hadis) Abu al-‘Abbas dari Ahmad bin Umar al-Baghdadi, sementara hadis-hadis Abu Hurairah beliau kutip dari Abdurrahman bin al-Hafizh adz-Dzahabi dan Ibnu ‘Irfah al-Maliki. Sedangkan dari kalangan wanita, beliau mengutip dari Maryam binti al-Adzra’i.

Tidak hanya itu, Ibnu Hajar juga telah mendokumentasikan daftar guru-gurunya yang paling menonjol berikut biografi mereka dalam karyanya yang berjudul al-Majma’ al-Mu’assan bi al-Mu’jam al-Mufahras. Dalam kitab tersebut beliau menuliskan biografi guru-gurunya secara alfabetis, dan membaginya menjadi dua bagian. Pertama, mereka pernah mengajarinya ilmu hadis secara riwayat (riwayah). Di samping itu, Ibnu Hajar juga mengklasifikasikan guru-gurunya berdasarkan ketinggian derajat mereka menjadi lima kelompok. Dalam setiap biografi masing-masing guru, beliau menuliskan hadis apa saja yang pernah beliau dengar dari guru tersebut. Sehingga sistematika penyusunan kitab itu berdasarkan hadis-hadis yang beliau dengar dari mereka.

Murid-Murid

Di antara para murid yang pernah berguru kepada Ibnu Hajar adalah Syaikh Islam Zakariya bin Muhammad al-Anshari, Syamsuddin Muhammad bin Abdurrahman as-Sakhawi, Jamal Ibrahim al-Qalqasyandi, al-‘Izz bin Fahd, al-Burhan al-Biqa’I, Syaraf Abdul Haqq as-Sinbathi, dan lain-lain.

Selain mengajar, Ibnu Hajar juga menjadi seorang mufti (pemberi fatwa) dan pendikte hadis, memegang tampuk kepemimpinan dewan guru di berbagai sekolah, seperti al-Hasaniyyah, al-Manshuriyyah, al-Baibarsiyyah, dan lain-lain. Beliau juga menjadi pemimpin di Lembaga pengadilan,mengarang berbagai kitab yang sangat bermanfaat dan tak tertandingi dalam bidang Ulumul Hadis. Lebih dari itu, beliau juga telah mendiktekan hadis yang beliau hafal di lebih dari serubu majelis. Dan di negeri Sultan Bilbars, beliau telah mendiktekan hadis selama kurang lebih 20 tahun.

Pada masa pemerintahan Sultan al-Mua’ayyad (Mesir) beliau berkali-kali diminta menjadi hakim di negeri-negeri Syam, tetapi selalu menolak. Namun, pada akhirnya beliau menjadi hakim di Mesir pada masa pemerintahan Sultan al-Asyraf.

Guru-Guru Ibnu Hajar: Ibnu Hajar memiliki 500 guru dalam berbagai cabang ilmu, khususnya fiqih dan hadits. Di antaranya adalah:

  • Imam ‘Afifuddin an-Naisaburi
  • Imam al-Makki (W. 790 H)
  • Imam Muhammad bin ‘Abdullah bin Zhahirah al-Makki (W. 717 H)
  • Imam Abul Hasan al-Haitsami (W. 807 H)
  • Imam Ibnul Mulaqqin (W. 804 H)
  • Imam Sirajuddin al-Bulqini (W. 805 H): Ulama yang Ibnu Hajar mengajar dan berfatwa.
  • Imam Abul-Fadhl al-‘Iraqi (W. 806 H): Ulama ini yang menjuluki Ibnu Hajar dengan sebutan al-Hafidh, dan bersaksi bahwa Ibnu Hajar adalah muridnya yang paling pandai dalam bidang hadis.
  • Imam ‘Abdurrahim bin Razin: Kepada ulama ini, Ibnu Hajar mendengarkan dan belajar kitab Shahih al-Bukhari
  • Imam al ‘Izz bin Jama’ah.
  • Imam al-Hummam al-Khawarizmi.
  • Imam al-Fairuz Abadi; penyusun kitab al-Qamus al Muhith: Kepada ulama ini, Ibnu Hajar belajar ilmu bahasa Arab.
  • Imam Ahmad bin Abdurrahman.
  • Imam al-Burhan at-Tanukhi: Kepada ulama ini, Ibnu Hajar belajar Qira’ah Sab’ah (tujuh macam bacaan al-Quran).

Penerus

Sanad keilmuan Ibnu Hajar diteruskan oleh para muridnya, yaitu:

  • Imam ash-Shakhawi (W. 902 H): Ulama ini merupakan murid khusus Ibnu Hajar sekaligus orang yang menyebarkan ilmu-ilmunya.
  • Imam al-Biqa’i (W. 885 H).
  • Imam Zakaria al-Anshari (W. 926 H).
  • Imam Ibnu Qadhi Syuhbah (W. 874 H).
  • Imam Ibnu Taghri Bardi (W. 874 H).
  • Imam Ibnu Fahd al-Makki (W. 871 H).

Karakter Keilmuannya

Di antara karakter keilmuan yang dianugerahkan Allah kepada Ibnu Hajar adalah kemampuan membacanya yang sangat cepat. Bakhan, beliau sanggup membacakitab Shahih al-Bukhari hanya dalam sepuluh kali duduk yang dilakukan setiap setelah shalat zhuhur hingga shalat asar. Sementara kitab Shahih Muslim beliau baca dalam lima kali duduk selama dua setengah hari. Dan yang lebih membanggakan, beliau sanggup membaca kitab al-Mu’jam ash-Shaghir karya Imam Thabrani hanya dalam sekali waktu, yaitu antara shalat zuhur hingga shalat asar. Selama sekitar dua bulan lebih beliau bermukim di Damaskus, Suriah, dan sanggup membaca hamper 100 kitab sekaligus memberi catatan-catatan singkat terhadap kitab-kitab tersebut.

Karya-Karya

  1. Fath al-Bari Syarh Shahih al-Bukhari, mulai ditulis tahun 817 H, dan selesai pada hari pertama bulan Rajab tahun 842 H. Kitab ini telah dicetak berkali-kali.
  2. Al-Ishabah fi Tamyiz ash-Shahabah, dicetak di Dar ash-Shadir, Beirut, Lebanon.
  3. Lisan al-Mizan, dicetak di percetakan Darul Ma’arif, Haidar ‘Abad, Deccan, India.
  4. Tahzdib at-tahzdib, dicetak di India dan Mesir.
  5. Taqrib at-Tahzdib, dicetak di Darul Kitab al-‘Arabi, Mesir, tahun 1380 H.
  6. Ta’jil al-Manfa’ah bi Zawa’id Rijali al-A’immah al-Arba’ah, dicetak di Darul Mahasin, Kairo, Mesir, tahun 1386 H.
  7. Ad-Durar a-Kaminah fi A’yan al-Mi’ah ats-Tsaminah, dicetak di Dar al-Jil, Beirut, Lebanon.
  8. Syarh Nakhbati al-Fikr, dicetak berkali-kali.
  9. Al-Ihtifal bi Bayani Ahwali ar-Rijal.
  10. Nuzhatul al-Albab fi al-Alqab.
  11. Tabshir al-Muntabih bi Tahriri al-Musytabih.
  12. Tuhfatu Ahli al-Hadits ‘an Syuyukhi al-Hadits.
  13. Ta’rifu Ahli at-Taqdis bi Maratib al-Maushufin bi at-Taqlis.
  14. Al-Qaul al-Musaddad fi adz-Dzibbi ‘an al-Musnad li al-Imam Ahmad, dicetak di Maktabah Ibnu Taimiyah, Mesir.
  15. Ta’liq at-Ta’liq.
  16. At-Tasywiq ila Washli at-Ta’liq.
  17. Nukat Ibni ash-Shalah.
  18. Al-Muqtarib fi al-Mudhtharib.
  19. Zawa’id al-Masanid ats-Tsamaniyah.
  20. Takhrij Ahadits ar-Rafi’I, wa al-Hidayah, wa al-Kassyaf.
  21. Tasdid al-Qaus ‘ala Musnad al-Firdaus (manuskrip).
 

Lokasi Terkait Beliau

    Belum ada lokasi untuk sekarang

List Lokasi Lainnya