Khutbah Jumat: Menjadi Muslim Indonesia yang Istiqomah: Refleksi Kemerdekaan RI Ke-76

 
Khutbah Jumat: Menjadi Muslim Indonesia yang Istiqomah: Refleksi Kemerdekaan RI Ke-76
Sumber Gambar: Foto Ist

KHUTBAH 1

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ لَهُ الْحَمْدُ كُلُّهُ وَ لَهُ الْمُلْكُ كُلُّهُ وَ بِيَدِهِ الْخَيْرُ كُلُّهُ وَ إِلَيْهِ يَرْجِعُ الْأَمْرُ كُلُّهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ فِيْ ذَاتِهِ وَ أَسْمَائِهِ وَصِفَاتِهِ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَفْضَلُ مَخْلُوْقَاتِهِ أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى أَلِهِ وَ أَصْحَابِهِ الْمُقْتَدِيْنَ بِهِ فِيْ كُلِّ حَالَاتِهِ. أما بعد فَيَا عِبَادَاللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَالزَّادِ التَّقْوَى فَقَالَ اللهُ عَزَّ مِنْ قَائِلٍ : لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Marilah kita memanjatkan Puja dan Puji Syukur kehadirat Allah SWT dengan nikmatnya dan hidayahnya kita dapat berkumpul disini menunaikan solat berjamah

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam yang telah menyampaikan Agama yang sempurna kepada umat manusia. Semoga kita termasuk kedalam golongan orang-orang selalu berpegang teguh dengan sunnah Beliau hingga ajal menjemput kita.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Kemerdekaan merupakan hak segala individu, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara bahkan peradaban manusia. Penjajahan di dunia harus di hapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan, perikeadilan dan nilai-nilai kemuliaan manusia. Kemerdekaan Indonesia adalah rahmat dan nikmat Allah swt atas perjuangan dan pengorbanan harta, darah dan nyawa para pejuang dan seluruh rakyat Indonesia.

Kemerdekaan bangsa Indonesia yang merupakan nikmat yang sangat besar dari Allah swt harus disyukuri dengan menyadari secara penuh bahwa kemerdekaan ini merupakan anugerah yang sangat mulia dari Allah swt, yang merupakan amanah untuk dimanfaatkan dan digunakan untuk meraih kembali kedaulatan negara, kehormatan, keadilan, kesejahteraan dan kemuliaan sebagai manusia dan hamba Allah. Sebagaimana nikmat-nikmat lain dari Allah swt sebagai bangsa kita wajib mensyukuri nikmat kemerdekaan ini. Sebab mensyukuri ni’mat akan menghasilkan pelipatgandaan terhadap nikmat-Nya. Sedangkan kufur nikmat akan menyebabkan nikmat itu berubah menjadi sumber bencana bahkan azab dari Allah Swt.

Tugas utama sebagai rakyat indonesia khususnya umat Islam yang mayoritas di negeri tercinta ini adalah bagaimana menjaga, mempertahankan, memperjuangkan serta mengisi kemerdekaan ini dengan segala daya upaya yang kita miliki. Sebagai bangsa kita harus memanfaatkan semaksimal mungkin semua potensi yang dimiliki untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan berperadaban. Adalah suatu yang ironi sebagai bangsa yang berjuang berabad-abad lamanya mengusir para penjajah dengan semangat takbir, lalu saat meraih kemerdekaan justru membesarkan paham kesyirikan,  materialisme, kapitalisme, sekulerisme, individulisme, hedonisme, serta pergaulan bebas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Masih banyaknya kemiskinan, pengangguran, tingkat kriminal, ketimpangan  sosial,  maksiat, kerusakan moral, kebodohan dan lain-lain adalah fenomena yang hidup yang masih kita rasakan sampai sekarang ini. 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Seorang muslim dengan tingkat keimanan kepada Allah dan istiqomah yang tinggi akan selalu konsisten dalam perilakunya. Artinya  dia  akan  berperilaku  taat  hukum,  konsisten  dengan idealismenya dan tidak pernah meninggalkan prinsip yang dia pegang meskipun dia harus berhadapan dengan resiko maupun tantangan yang menghadangnya. Seorang muslim yang konsisten akan dapat mengontrol dirinya dan mengendalikan emosinya dengan baik, tetap konsisten dengan komitmennya, dan juga memiliki pikiran yang positif, dan tidak pernah kembali  ke  belakang  meskipun  dia  dalam  situasi  yang  betul-betul tertekan. Pola perilaku ini bisa menciptakan  kepercayaan  diri, integritas, dan kemampuan mengendalikan diri yang kuat. Dengan demikian,  citra  diri  seorang  muslim  adalah  merepresentasikan kebaikan dan keluhuran akhlak yang dimilikinya. 

Sebagi muslim kita harus memiliki sikap Istiqomah, yang berarti memiliki sikap yang teguh dalam pendirian, konsekuen, tidak condong atau menyeleweng ke kiri atau ke kanan dan tetap berjalan pada garis lurus yang telah diyakini kebenarannya. Rasulullah SAW bersabda bahwa iman dan istiqomah merupakan esensi pilar Islam:

Dari Hisyam bin ‘Urwah dari bapaknya ,dari Sufyan bin Abdullah al-tsaqafi r.a berkata: “aku berkata: “Wahai

Rasulullah! Katakanlah satu perkataan padaku tentang islam yang aku tidak perlu menanyakannya kepada orang lain. “Sabda Rasulullah SAW: “Ucapkanlah aku beriman dengan Allah kemudian beristiqomahlah kamu.”(H.R. Muslim).

Hadis ini menjelaskan bahwa pokok-pokok dalam Islam ada di dalam dua perkataan yang ringkas namun memiliki makna yang sangat dalam, yaitu iman dan istiqomah. Rasulullah menyuruh Abu ‘Amrah (baca: kaum Muslim) agar tetap beriman dan kemudian menyuruh beristiqomah, yakni konsisten dengan aturan-aturan yang Allah SWT telah tetapkan, sehingga dengan aturan tersebut seorang muslim tetap berada di jalan takwa. Artinya,  predikat muttaqqin berarti telah melakukan istiqomah.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Dari sini dapat kita pahami bahwa Istiqomah adalah konsistensi, ketabahan, kemenangan, keperwiraan dan kejayaan di medan pertarungan antara ketaatan, hawa nafsu dan keinginan. Oleh karena itu mereka yang beristiqomah layak untuk mendapat penghormatan berupa penurunan malaikat kepada mereka dalam kehidupan di dunia untuk membuang perasaan takut dan sedih dan memberi kabar gembira kepada mereka dengan kenikmatan surga.  Firman Allah SWT dalam Surat Fusshilat ayat 30:

اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ

Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian tetap (dalam pendiriannya), akan turun malaikat-malaikat kepada mereka (seraya berkata), “Janganlah kamu takut dan bersedih hati serta bergembiralah dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.”

Dari sini dapat dipahami bahwa diantara hakikat iman dan istiqomah yang menjadi asas amal seorang muslim adalah mengakui Allah sebagai Pencipta alam semesta dan mengakui bahwa Allah menetapkan hukum-hukum melalui Rasul-Nya. Hakikat ini mudah dipahami oleh siapapun. Tetapi yang menjadi kesulitan adalah beramal secara jujur diatas satu sikap yang teguh, konsisten dalam mengerjakannya atau beristiqomah dalam membuktikan amal yang dijiwainya atas dasar keimanan.

Momentum peringatan kemerdekaan republik Indonesia yang berusia 76 tahun ini harus dijadikan reungan untuk kemudian melakukan refleksi agar dapat menyadari basis kekuatan spiritual yang melahirkan kebebasan dan kemerdekaan bangsa ini. Selain itu sikap istiqomah juga harus dijaga agar sebagai muslim Indonesia tetap berperan dalam pembangunan dalam mengisi kemerdekaan.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Tidak boleh ada anak bangsa yang melupakan basis kekuatan ini untuk kemudian menafikan sisi-sisi spiritualitas dari setiap nafas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Nafas kesadaran religius semua anak bangsa Indonesia adalah nafas spiritualitas yang manunggal dengan nafas kebangsaan secara holistik. Fomulasi kebersamaan, persatuan, dan kerukunan bangsa ini yang terpatri pada konsep Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, tidak boleh dirusak oleh kepentingan politik, ekonomi, sosial, dan ideologi manapun. Bangsa ini harus terus meneguhkan kemampuan internalnya untuk mampu tegak berdiri sama tinggi dengan bangsa lain dengan basis spiritual yang kuat di dalam dada setiap anak bangsa.

Semoga di usia NKRI yang ke-76 tahun ini semua komponen bangsa ini semakin dewasa dan kembali menyadari konteks perjuangan kemerdekaan, pembangunan, dan reformasi dalam bingkai semangat moralitas kebangsaan dan nilai-nilai spiritual serta istiqomah yang universal menuju Indonesia yang tangguh dan maju.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Demikianlah khotbah singkat kali ini, semoga hal ini dapat menjadi bahan renungan yang mendalam, bagi kita semua amin.

بارَكَ اللهُ لِي ولَكُمْ فِي الْقُرْءانِ الْعَظِيمِ  ونَفَعَنِي وإِيَّاكُمْ مِنَ الْآياتِ  وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ أَقُلُ قَوْلِي  هذا وَأَسْتَغفِرُ اللهَ لِيْ ولَكُمْ ولِجَمِيعِ الْمٌسلِمِين فاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّه تعالى جَوادٌ كَرِيمٌ مَلِكُ بَرٌّ رَءُوْفٌ رَحِيمٌ.

KHUTBAH 2

سَيِّدُ الْإِنْسِ والْبَشَرِ.اللَّهمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ على سيِّدِنا على عَبْدِكَ  ورَسُولِك محمَّدٍ وآلِه وصَحْبِه مَااتَّصَلَتْ عَينٌ بِنَظَرٍ وأُذُنٌ بِخَبَرٍ. ( أمّا بعدُ ) فيَآايُّهاالنّاسُ اتَّقُوا اللهَ تعالى وَذَرُوا الْفَواحِشَ ما ظهَرَ مِنْها وما بَطَنَ وحافَظُوا على الطَّاعَةِ وَحُضُورِ الْجُمُعَةِ والجَماعَةِ . وَاعْلَمُوا  أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ  فِيه بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلائكةِ قُدْسِهِ. فَقالَ تعالى ولَمْ يَزَلْ قائِلاً عَلِيمًا: إِنَّ اللهَ وَملائكتَهُ يُصَلُّونَ على النَّبِيِّ يَآ أَيّها الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا اللَّهمَّ صَلِّ وسَلِّمْ على سيِّدِنا محمَّدٍ وعلى آلِ سيِدِنَا محمَّدٍ  كَما صَلَّيْتَ على سيِّدِنا إِبراهِيمَ وعلى آلِ سيِّدِنَا إِبراهِيمَ في الْعالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. اللَّهمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاء الرّاشِدِينَ الَّذينَ قَضَوْا بِالْحَقِّ وَكانُوا بِهِ يَعْدِلُونَ أَبي بَكْرٍ وعُمرَ وعُثْمانَ وعلِيٍّ وَعَنِ السَتَّةِ الْمُتَمِّمِينَ لِلْعَشْرَةِ الْكِرامِ وعَنْ سائِرِ أَصْحابِ نَبِيِّكَ أَجْمَعينَ وَعَنِ التَّابِعِينَ وتَابِعِي التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسانٍ إِلَى يَومِ الدِّينِ. اللَّهمَّ لا تَجْعَلْ لِأَحَدٍ مِنْهُمْ فِي عُنُقِنَا ظَلَامَة ونَجِّنَا بِحُبِّهِمْ مِنْ أَهْوالِ يَومِ الْقِيامَةِ. اللَّهمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ والمُسلمينَ وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ والمُشْركِينَ. ودَمِّرْ أَعْداءَ الدِّينِ. اللَّهمَّ آمِنَّا فِي دُوْرِنا وأَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُورِنا. وَاجْعَلِ اللَّهمَّ وِلَايَتَنا فِيمَنْ خافَكَ وَاتَّقَاكَ  اللَّهمَّ آمِنَّا فِي دُوْرِنا وأَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُورِنا. وَاجْعَلِ اللَّهمَّ وِلَايَتَنا فِيمَنْ خافَكَ وَاتَّقَاكَ

DOA KHUTBAH

اللَّهمَّ اغْفِرْ لِلمُسلِمينَ والمُسلماتِ والمُؤْمنينَ والمُؤْمِناتِ الْأَحْياءِ مِنْهُمْ والْأَمْواتِ بِرَحْمَتِكَ يَا وَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اللَّهمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ والوَباءَ والزِّنا والزَّلَازِلَ وَالمِحَنَ وَسُوءَ الفِتَنِ ما ظَهَرَ مِنْها وما بَطَنَ عَنْ بَلَدِنا هَذا خاصَّةً وعَنْ سائِرِ بِلَادِ الْمُسلمينَ عامَّةً يا رَبَّ الْعَالَمِينَ.رَبَّنا آتِنا في الدّنيا حَسَنَةً وَفي الآخرة حَسَنَةً  وقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبادَ اللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ والْإِحْسان وإِيتاءَ ذِي الْقُرْبَى  ويَنْهَى عَنِ الْفَحْشاءِ والْمُنْكَرِوَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ على نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ أَكْبَرُ.

_________________________
Oleh:  Ahmad Baedowi, M.Si.