Sayyid Muhsin al-Musawa Menjadi Mudir Dar al-Ulum di Usia Muda

 
Sayyid Muhsin al-Musawa Menjadi Mudir Dar al-Ulum di Usia Muda
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID (ist)

Laduni.ID, Jakarta – Sayyid Muhsin al-Musawa lahir di Palembang, Sumatera Selatan pada hari Jumat, 18 Muharram 1323 H/ 24 Maret 1905 M. Beliau merupakan anak dari Sayyid Ali al-Musawa, sosok yang gigih menyebarkan Islam di tanah Jambi hingga banyak mendirikan Lembaga Pendidikan di sana.

Sejak kecil beliau mendapat gemblengan langsung dari sang ayah, beliau menghabiskan seluruh waktunya hanya untuk ibadah dan mencari ilmu. Hingga pada saat usianya ke 14, Allah memberi cobaan kepada beliau dengan memanggil sang ayah kembali pada-Nya.

Tepat pada 1922 M, Sayyid Muhsin al-Musawa bersama Sayyid Abdurrahman al-Musawa, adiknya, diajak oleh sang ibu untuk beribadah haji. Disamping ibadah haji beliau pergi mencari ilmu kepada ulama-ulama besar di Haramin, seperti Syaikh Ahmad Zaini Dahlan, mufti madzhab Syafi’I di Hijaz.

Setelahnya beliau juga mengajar di Shaulathiyah, karena kecerdasan dan kelihaiannya dalam menjawab segala pertanyaan dari sang guru. Ketika mengajar sebuah disiplin keilmuan, Sayyid Muhsin al-Musawa selalu memulainya dengan basmalah, hamdalah, dan shalawat Nabi Muhammad SAW, serta diakhiri dengan sebuah doa majlis sebagaimana tradisi kebanyakan ulama Haramain. Banyak dari muridnya menjadi ulama besar dan tokoh penyebar agama Islam di Indonesia, seperti Syaikh Yasin ibn Isa al-Fadani, Syaikh Maimoen Zubair, Sayyid Hamid al-Kaf, Syaikh Mukhtarudin al-Palimbani, Syaikh Husni Tamrin, Syaikh Muhammad Nur al-Bughisi, dan lain-lain

Beliau juga di amanahkan sebagai Mudir ‘Am Dar al-Ulum dan telah banyak menunjukkan prestasinya, hingga KH Wahab Chasbullah memberikan pujian kepada beliau dan menyempatkan diri untuk berpidato di Dar al-Ulum dan mengatakan “Hubbul wathan minal iman”, cinta tanah air merupakan bagian dari iman.

Belum setahun menjadi Mudir Dar al-Ulum, Allah memanggil beliau pada hari Ahad tanggal 10 Jumadi al-Akhir 1354 H/ 9 September 1935 M di usia yang belum genap 30 tahun. Beliau merupakan sosok yang gigih dalam memperjuangkan segala hal, termasuk dalam Pendidikan. Bahkan saat Suku Bangsanya direndahkan, beliau bersama beberapa pengajar asal Nusantara sepakat untuk mendirikan madrasah sendiri yang terpisah dari Madrasah Shaulathiyah, lalu berdirilah Dar al-Ulum.

Semoga segala perjuangan beliau dapat menginspirasi kita supaya lebih baik, mari kita berdoa supaya Allah selalu mencurahkan rahmat-Nya kepada beliau sehingga kita mendapat keberkahan dari beliau. Alfatihah.


Editor: Daniel Simatupang