Khutbah Jumat: Memperbaiki Kualitas Keberagamaan Umat

 
Khutbah Jumat: Memperbaiki Kualitas Keberagamaan Umat
Sumber Gambar: Foto Ist

KHUTBAH 1

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ لَهُ الْحَمْدُ كُلُّهُ وَ لَهُ الْمُلْكُ كُلُّهُ وَ بِيَدِهِ الْخَيْرُ كُلُّهُ وَ إِلَيْهِ يَرْجِعُ الْأَمْرُ كُلُّهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ فِيْ ذَاتِهِ وَ أَسْمَائِهِ وَصِفَاتِهِ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَفْضَلُ مَخْلُوْقَاتِهِ أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى أَلِهِ وَ أَصْحَابِهِ الْمُقْتَدِيْنَ بِهِ فِيْ كُلِّ حَالَاتِهِ. أما بعد فَيَا عِبَادَاللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَالزَّادِ التَّقْوَى فَقَالَ اللهُ عَزَّ مِنْ قَائِلٍ : لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Marilah kita memanjatkan Puja dan Puji Syukur kehadirat Allah SWT dengan nikmatnya dan hidayahnya kita dapat berkumpul disini menunaikan solat berjamah

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam yang telah menyampaikan Agama yang sempurna kepada umat manusia. Semoga kita termasuk kedalam golongan orang-orang selalu berpegang teguh dengan sunnah Beliau hingga ajal menjemput kita.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Saat ini kita, umat Islam khususnya, dan bangsa Indonesia umumnya, sedang dihadapkan dengan beragam problem yang mendera, di samping tentu pandemi Covid-19, yang menggloblal, problem yang tak kalah bahayanya adalah kejahatan korupsi yang membudaya, hate speech (ujaran kebencian), hoax (hoaks), adu domba, intoleransi, radikalisme, terorisme, pornografi, prostitusi, narkotika, dan masalah-masalah ekonomi dan pendidikan. Berbagai kemaksiatan dan kejahatan tersebut berawal dari kecintaan dan keserakahan terhadap dunia. Disebutkan dalam ibarat Arab: ”Hubbud dunyâ ra’su kulli khathî’ah”, Kecintaan yang berlebihan kepada dunia adalah pangkal segala kesalahan (keburukan).

Ibarat tersebut sejalan dengan hadis Nabi SAW: Siapapun yang di waktu pagi dan sore hari, dunia menjadi orientasinya, maka Allah ‘Azza waJalla akan mencerai beraikan urusannya, dan mencabut kekayaan (rasa cukup) dari hatinya, menjadikan kefakiran di depan kedua matanya, serta ia tidak memperoleh dunia kecuali apa yang telah ditetapkan (ditentukan) baginya; Sementara siapapun yang di pagi dan sore hari, akhirat adalah niatnya dan orientasinya, maka Allah kumpulkan urusannya, dicabut kefakiran dari hatinya, dan dijadikan dunia kekayaan di depan kedua matanya, dan dunia mendatanginya, yakni diperoleh dengan mudah.” (HR al-Baihaqi dan Ibn Abî al-Dunyâ, dari Anas bin Mâlik r.a.).

Penting diketahui bersama bahwa sungguhpun umat Islam di Indonesia ini sebagai mayoritas, tetapi ada berita dan fakta yang harus menjadi perhatikan kita bersama. Diberitakan, pada tahun 2015, negara Indonesia menjadi pengakses konten pornografi terbesar ketiga di dunia. Banyak berita bahwa akses konten porno itu telah menjadi salah satu faktor penyebab tindakan kejahatan seksual.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Oleh karena itu, perlu suatu pengawasan komprehensif dari semua pihak, orang tua, guru dan masyarakat terhadap para pelajar, remaja, pemuda, masyarakat dan lingkungan kita.  Di sinilah fungsi masjid harus direvitalisasikan kembali untuk peningkatan kualitas umat, membentuk remaja, pemuda dan masyarakat yang berakhlak mulia. Ini karena, masjid mempunyai fungsi yang besar sekali, dipahami dari makna luas kata takwa yang tersebut dalam ayat:

لَا تَقُمْ فِيْهِ اَبَدًاۗ لَمَسْجِدٌ اُسِّسَ عَلَى التَّقْوٰى مِنْ اَوَّلِ يَوْمٍ اَحَقُّ اَنْ تَقُوْمَ فِيْهِۗ فِيْهِ رِجَالٌ يُّحِبُّوْنَ اَنْ يَّتَطَهَّرُوْاۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِيْنَ (١٠٨)

”….Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa, sejak hari pertama adalah lebih pantas engkau melaksanakan salat di dalamnya….” (QS. al-Taubah [9]: 108).

Takwa dalam ayat ini mencakup setiap perbuatan yang ditujukan untuk Allah Taala, karena merupakan ibadah dalam arti luas, baik ibadah personal maupun ibadah sosial. Maka masjid yang didasarkan pada kegiatan takwa/ibadah secara luas berarti masjid yang banyak fungsi dan peran signifikannya, sebab disinyalir dalam hadis: ”Kiamat tidak akan tiba, kecuali bila telah muncul masjid-masjid megah –yang tidak lagi dijadikan aktivitas ibadah secara luas.” (HR Ahmad).

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Ini menyiratkan bahwa kehancuran akan terjadi bila masjid tidak banyak difungsikan dan diperankan, tidak banyak memberikan manfaat bagi kemaslahatan umat. Pandemi global Covid-19 harus menjadi momentum reformasi atau perbaikan kualitas umat Islam, bangsa Indonesia, melalui berbagai sendi kehidupan, yakni pendidikan, ekonomi, budaya, dan politik.

Islam adalah agama yang memuat ajaran-ajaran yang mulia, yang dimaksudkan untuk memperbaiki kualitas akhlak manusia. Sabda Nabi SAW, dalam hadis populer dari Abu Hurairah r.a.:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ

Tiadalah aku diutus kecuali untuk menyempurnakan akhlak yang mulia, akhlak yang baik.” (HR. Mâlik dan Ahmad).

Tiga Tipe Manusia Versi Iblis

Oleh karena itu, dalam rangka perbaikan umat Islam bangsa kita, penting bagi kita untuk mencermati dan muhâsabah (introspeksi) terhadap diri kita dalam kaitannya dengan tipe manusia menurut Iblis. Ada tiga tipe (mode) manusia menurut Iblis, berdasarkan sebuah hikayat (kisah) yang disebutkan oleh Syaikh Ahmad Syihâb al-Dîn bin Salâmah al-Qulyûbî al-Syâfi‘î (w. 1069 H, sekitar 4 abad yang lalu), dalam kitabnya al-Nawâdir, pada Hikayat ke-154. Alkisah, pada suatu hari Iblis kongkow alias berbincang-bincang bersama Nabi Yahya bin Nabi Zakariya Alaihimâs Salâm. Iblis berkata padanya: ‘Maukah Anda aku beri nasehat? Jawab Nabi Yahya: ‘Aku tak perlu nasihatmu’. Tapi aku ingin informasi penting darimu perihal tipe manusia menurutmu’. Iblis berkata: ‘Manusia ada tiga tipe:

Pertama, tipe manusia yang sangat berat bagi kami, kami berupaya keras memfitnahnya (menggodanya) dalam agama, tetapi ketika kami menggodanya ia segera beristighfar, sehingga kami putus asa tidak mampu menggodanya, bahkan kami sampai susah payah dan kelelahan.

Kedua, tipe manusia yang terpelihara kesuciannya dari dosa dan kemaksiatan, yaitu golongan sepertimu (golongan para Nabi), kami tidak sanggup menggodanya.

Ketiga, tipe manusia yang laksana bola mainan bagi kami, kami mainkan sesuka-suka kami’.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Tentu kita berharap tidak termasuk ke dalam tipe (mode) atau golongan manusia yang nomor tiga, yaitu manusia yang dipermainkan, dijadikan mainan (game) iblis/setan, terperangkap dalam jebakan, permainan dan tipudayanya. Berharap dihindarkan dari perangkap, jebakan, tipudaya dan permainan iblis/setan baik dalam amaliyah agama, amal ibadah yang sifatnya khusus, seperti shalat, puasa, salat dan haji, ataupun yang sifatnya umum, seperti menuntut ilmu, maupun amaliyah duniawi yang sifatnya urusan individual, seperti jual beli ataupun yang sifatnya komunal (publik, umum), seperti melayani masyarakat di lembaga atau instansi pemerintahan maupun swasta dan ormas keagamaan.

Perbaikan diri berarti pula peningkatan amaliyah kebaikan (al-birr), yang mencakup sikap toleransi dan saling menghargai. Berbuat kebaikan ini termasuk pula meningkatkan hubungan persaudaraan (silaturahim, ukhuwah) di antara sesama saudara dan di antara sesama umat Islam, dan dengan sesama warga bangsa. Amal demikian ini sangat cepat mendatangkan kebaikan pahala dan sangat dianjurkan Nabi Muhammad SAW.

”Dari ‘Aisyah Ummul Mukminin radhiyallâhu ‘anhâ, ia berkata: ‘Rasulullah SAW bersabda: ‘Suatu kebaikan yang paling cepat mendatangkan pahala adalah berbuat kebajikan (al-birr) dan bersilaturahim; sebaliknya suatu keburukan yang paling cepat mendatangkan akibat buruk atau bencana adalah berbuat durhaka atau pemberontakan (al-baghyu) dan memutus tali persaudaraan’.” (HR. Ibnu Mâjah)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Oleh karena itu, memperbaiki kualitas umat Islam dan bangsa Indonesia dilakukan dengan perbaikan segi batiniah dan perbaikan segi lahiriah. Perbaikan ini sangat ditekankan. Para ulama salaf mengatakan: ”Siapapun yang mereformasi (memperbaiki) urusan batiniahnya, maka Allah memperbaiki urusan lahiriahnya; Siapapun yang memperbaiki hubungannya dengan Allah, maka Allah akan mencukupkan hubungannya dengan sesama manusia; dan Siapapun yang mementingkan urusan akhiratnya maka Allah mencukupkan urusan dunianya”. Singkatnya, perbaikan kualitas umat Islam ini penting dilakukan dengan memperhatikan dan meningkatkan aspek pengetahuan dan wawasan agama, aspek spiritual, dan aspek praktik atau amaliah keberagamaan dalam kehidupan sehari-hari, dalam lingkup rumah tangga, masyarakat, politik, dan negara.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Demikianlah khotbah singkat kali ini, semoga hal ini dapat menjadi bahan renungan yang mendalam, bagi kita semua amin.

بارَكَ اللهُ لِي ولَكُمْ فِي الْقُرْءانِ الْعَظِيمِ  ونَفَعَنِي وإِيَّاكُمْ مِنَ الْآياتِ  وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ أَقُلُ قَوْلِي  هذا وَأَسْتَغفِرُ اللهَ لِيْ ولَكُمْ ولِجَمِيعِ الْمٌسلِمِين فاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّه تعالى جَوادٌ كَرِيمٌ مَلِكُ بَرٌّ رَءُوْفٌ رَحِيمٌ.

KHUTBAH 2

سَيِّدُ الْإِنْسِ والْبَشَرِ.اللَّهمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ على سيِّدِنا على عَبْدِكَ  ورَسُولِك محمَّدٍ وآلِه وصَحْبِه مَااتَّصَلَتْ عَينٌ بِنَظَرٍ وأُذُنٌ بِخَبَرٍ. ( أمّا بعدُ ) فيَآايُّهاالنّاسُ اتَّقُوا اللهَ تعالى وَذَرُوا الْفَواحِشَ ما ظهَرَ مِنْها وما بَطَنَ وحافَظُوا على الطَّاعَةِ وَحُضُورِ الْجُمُعَةِ والجَماعَةِ . وَاعْلَمُوا  أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ  فِيه بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلائكةِ قُدْسِهِ. فَقالَ تعالى ولَمْ يَزَلْ قائِلاً عَلِيمًا: إِنَّ اللهَ وَملائكتَهُ يُصَلُّونَ على النَّبِيِّ يَآ أَيّها الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا اللَّهمَّ صَلِّ وسَلِّمْ على سيِّدِنا محمَّدٍ وعلى آلِ سيِدِنَا محمَّدٍ  كَما صَلَّيْتَ على سيِّدِنا إِبراهِيمَ وعلى آلِ سيِّدِنَا إِبراهِيمَ في الْعالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. اللَّهمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاء الرّاشِدِينَ الَّذينَ قَضَوْا بِالْحَقِّ وَكانُوا بِهِ يَعْدِلُونَ أَبي بَكْرٍ وعُمرَ وعُثْمانَ وعلِيٍّ وَعَنِ السَتَّةِ الْمُتَمِّمِينَ لِلْعَشْرَةِ الْكِرامِ وعَنْ سائِرِ أَصْحابِ نَبِيِّكَ أَجْمَعينَ وَعَنِ التَّابِعِينَ وتَابِعِي التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسانٍ إِلَى يَومِ الدِّينِ. اللَّهمَّ لا تَجْعَلْ لِأَحَدٍ مِنْهُمْ فِي عُنُقِنَا ظَلَامَة ونَجِّنَا بِحُبِّهِمْ مِنْ أَهْوالِ يَومِ الْقِيامَةِ. اللَّهمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ والمُسلمينَ وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ والمُشْركِينَ. ودَمِّرْ أَعْداءَ الدِّينِ. اللَّهمَّ آمِنَّا فِي دُوْرِنا وأَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُورِنا. وَاجْعَلِ اللَّهمَّ وِلَايَتَنا فِيمَنْ خافَكَ وَاتَّقَاكَ  اللَّهمَّ آمِنَّا فِي دُوْرِنا وأَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُورِنا. وَاجْعَلِ اللَّهمَّ وِلَايَتَنا فِيمَنْ خافَكَ وَاتَّقَاكَ

DOA KHUTBAH

اللَّهمَّ اغْفِرْ لِلمُسلِمينَ والمُسلماتِ والمُؤْمنينَ والمُؤْمِناتِ الْأَحْياءِ مِنْهُمْ والْأَمْواتِ بِرَحْمَتِكَ يَا وَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اللَّهمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ والوَباءَ والزِّنا والزَّلَازِلَ وَالمِحَنَ وَسُوءَ الفِتَنِ ما ظَهَرَ مِنْها وما بَطَنَ عَنْ بَلَدِنا هَذا خاصَّةً وعَنْ سائِرِ بِلَادِ الْمُسلمينَ عامَّةً يا رَبَّ الْعَالَمِينَ.رَبَّنا آتِنا في الدّنيا حَسَنَةً وَفي الآخرة حَسَنَةً  وقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبادَ اللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ والْإِحْسان وإِيتاءَ ذِي الْقُرْبَى  ويَنْهَى عَنِ الْفَحْشاءِ والْمُنْكَرِوَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ على نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ أَكْبَرُ.

_________________________
Oleh:  Dr. Ahmad Ali MD, M.A.