Kiat Habib Munzir Al-Musawa dalam Mendidik Anak

 
Kiat Habib Munzir Al-Musawa dalam Mendidik Anak
Sumber Gambar: Qolby.net

Laduni.ID, Jakarta – Sebagai orang tua, kehadiran anak tentunya menjadi kebahagian tersendiri yang tak dapat digantikan oleh apapun. Orang tua akan rela melakukan apa saja untuk kebahagian dan kesanangan anak, tak terkecuali terkait pendidikan.

Orang tua rela kerja siang-malam untuk kebutuhan pendidikan anak, supaya anak menjadi sosok yang shaleh dan berguna bagi orang tua, agama, bangsa dan negara. Mengenai hal itu, Habib Munzir Al-Musawa memberikan kiat mendidik anak supaya memiliki akhlak mulia dan kecintaan terhadap Allah dan Rasul-Nya. Berikut pesan Habib Munzir Al-Musawa:

“Didiklah putra anda secara batin dan zahir, yaitu dengan mengajarkan lafal pertama yang diucapkannya adalah lafal ALLAH, sebelum lafal MAMA atau PAPA. Hal-hal semacam itu tampaknya remeh, namun merupakan suatu keluhuran yang sangat bermanfaat baginya kelak. Dan sering-seringlah ia diikutkan dalam ibadah, misalnya saat ibunya atau anda mengaji, biarkan ia bermain di sekitar kita, hingga suara Qur'an terus mewarnai aliran darahnya. Dan bila kebetulan orang tuanya tahajjud atau lainnya, biarkan anak itu dekat padanya hingga ia tertular cahaya sujud.”

“Hal-hal semacam ini merupakan hal mulia yang akan mempengaruhi pertumbuhan iman sang anak, lalu mulailah bila ia beranjak besar untuk sering mengajaknya ke majelis-majelis taklim, atau melihat VCD majelis taklim, yang jelas hal-hal yang mempengaruhi panca inderanya kepada kemuliaan.”

“Mengenai doa untuk anak-anak saya, saya jarang menggunakan lafal tertentu. Saya hanya memandangi mereka dengan kasih sayang, sambil hati bagai terbakar dengan dahsyatnya permohonan kepada Allah agar anak ini dijadikan kesayangan Allah dan Rasul-Nya. Juga saat dari kejauhan, jika teringat pada anak-anak saya, maka doa dalam hati saya selalu memohon pada Allah seperti itu.”

“Hal itu mujarab, anak-anak menjadi berubah sifat-sifatnya, suka mimpi (bertemu) Rasulullah, taat pada saya, budi luhur dan ucapan-ucapan indah yang mengagumkan sering keluar dari ucapan mereka dan perbuatan mereka. Misalnya tiba-tiba mereka bangun malam dan tahajjud sendiri, padahal masih 6 tahun. Atau tiba-tiba tidak mau makan karena ingin puasa, lalu sorenya sudah kelaparan dan akhirnya makan juga, setelah makan mereka menangis karena menyesal membatalkan puasa.”

“Dan mereka jika saya di rumah, berdesakan mau shalat jamaah dengan saya. Anak saya yang terkecil, Hasan, usianya 6 tahun, jika shalat Subuh terlambat satu rakaat saja berjamaah dengan saya, ia menangis, marah, dan murung, kesal. Subhanallah, padahal saya tak pernah menghardiknya atau memerintahkannya shalat harus dari awal rakaat berjamaah dengan saya, tapi perasaan itu muncul begitu saja dari anugerah Allah Ta'ala, tentunya sebab doa.”

“Kira-kira kiat seperti itulah yang saya sarankan untuk membantu menjaga sang anak agar selalu dalam jalur hidayah. Saya mendidik puluhan ribu umat di luar, Allah menggantikan tarbiyah saya dengan tarbiyah ilahiyah yang sangat jauh lebih sempurna. Mereka sering bermimpi Rasululllah, mereka sudah semakin maju dalam hapalan Qur'an. Mereka tak mau melihat aurat siapapun. Jika sesekali sarung saya tersingkap di atas betis, mereka buang muka tak berani melihatnya. Begitulah keadaan anak-anak ini, mereka sangat dijaga oleh Allah. Namun jika bertemu maka mereka berebutan memamerkan hapalan Qurannya, jika saya pergi mereka berebutan tidur di bekas saya tidur, semua pengaturan dari Allah.”

Dirangkum oleh Santrijagad dari kolom tanya jawab di website resmi Majelis Rasulullah.


Editor: Daniel Simatupang