Nama-Nama Lain dari Rajab Beserta Artinya

 
Nama-Nama Lain dari Rajab Beserta Artinya
Sumber Gambar: Foto ist

Laduni.ID, Jakarta – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) telah mengikhbarkan awal bulan Rajab 2022 jatuh pada hari Kamis 3 Februari. Keputusan tersebut didasarkan oleh tim rukyat yang tidak bisa melihat hilal di seluruh Indonesia pada Selasa 1/2/2022.

Dalam kalender hijriyah bulan Rajab merupakan bulan ketujuh. Bulan Rajab salah satu bulan yang istimewa dan suci, yang di dalamnya terdapat banyak sekali amalan yang bisa dilakukan seperti puasa Rajab.

Bulan Rajab adalah bulan yang dimuliakan selain bula Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan bulan Muharram. Bulan ini menandakan bahwa telah dekat dengan bulan Ramadhan.

Dalam I‘anatut Thalibin, Sayid Bakri bin M Sayid Syatho Dimyathi mengemukakan sejumlah catatan soal Rajab sebagai salah satu bulan mulia di sisi Allah SWT dan Rasulnya.

 ثم رجب هو مشتق من الترجيب، وهو التعظيم لأن العرب كانت تعظمه زيادة على غيره. ويسمى الأصب لانصباب الخير فيه. والأصم لعدم سماع قعقعة السلاح فيه. ويسمى رجم ـ بالميم ـ لرجم الأعداء والشياطين فيه حتى لا يؤذوا الأولياء والصالحين

Artinya: “Rajab merupakan derivasi dari kata ‘tarjib’ yang berarti memuliakan. Masyarakat Arab zaman dahulu memuliakan Rajab melebihi bulan lainnya. Rajab biasa juga disebut ‘Al-Ashobb’ karena derasnya tetesan kebaikan pada bulan ini. Ia bisa juga dipanggil ‘Al-Ashomm’ karena tidak terdengar gemerincing senjata untuk berkelahi pada bulan ini. Boleh jadi juga disebut ‘Rajam’ karena musuh dan setan-setan itu dilempari sehingga mereka tidak jadi menyakiti para wali dan orang-orang shaleh.

Al-Hafidh Ibn Hajar al-Asyqalany dalam kitabnya yang berjudul Tabyin al-‘Ajab Bi Ma Wurida Fi Fadlail Rajab, halaman 21-22. menyebutkan nama-nama Rajab.

Beliau menukil dari Ibnu Dahiyah, bahwa Rajab itu merupakan kosakata mufrad (singular) dan memiliki bentuk jamak (plural), yaitu Arjab, Rajbanat, Arjibah, Arajib, Rujaby. Rajab memiliki 18 nama lain sehingga ia dimasukkan sebagai salah satu nama bulan dalam Kalender Hijriyah, antara lain:

Pertama, disebut Rajab yang berarti bulan mulia. Nama ini memiliki latar belakang bahwa bulan ini sudah dimulyakan semenjak lama oleh kaum Jahiliyah.

Kedua, al-Asham (bisu, senyap). Latar belakang penamaan ini didasarkan pada keumuman masyarakat bahwa bila datang bulan ini, maka tidak lagi ada gemerincingnya senjata. Mereka menyarungkan segala persenjataan dan tidak melakukan peperangan.

Ketiga, Al-Ashab (curahan rahmat). Ada sebagian besar anggapan dari masyarakat Arab kala itu, bahwa pada bulan Rajab ini, turun curahan dan limpahan rahmat kepada mereka.

Keempat, Rajm (tahun rajam). Latar belakang dari penamaan ini, adalah adanya keyakinan dari masyarakat bahwa pada bulan rajab, setan-setan dibelenggu sehingga mereka terbebas dari godaan setan.

Kelima, Al-Syahr al-Haram (bulan mulia). Nama ini berasal dari Q.S. Al-Taubah [9]: 36, Allah SWT berfirman:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَات وَالأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ

“Sesungguhnya jumlah bilangan bulan di sisi Allah adalah berjumlah 12 bulan, yang ditetapkan dalam Kitab Allah di hari diciptakannya langit dan bumi. Dari ke-12 bulan itu, ada 4 bulan yang dimuliakan.” (Q.S. Al-Taubah /9: 36).

Ayat ini kemudian mendapat penafsiran dari sebuah hadits Rasulillah SAW:

إنَّ الزمانَ قد استدار كهيئتِه يومَ خلق اللهُ السّمواتِ والأرضَ، السّنةُ اثنا عشرَ شهرًا، منها أربعةٌ حُرُمٌ، ثلاثةٌ مُتوالياتٌ ذو القعدةِ، وذو الحجّةِ، والمحرّمِ، ورجبُ مضرَ الذي بين جمادى وشعبانَ

“Sesungguhnya roda zaman terus berputar sebagaimana kondisinya semenjak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun adalah 12 bulan. Sebagian di antaranya ada 4 bulan yang dimuliakan. 3 di antaranya berturut-turut, yaitu Dzu al-Qa’dah, Dzu al-Hijjah, dan Muharram. Dan Rajab Mudlar yang terdapat di antara dua bulan Jumadil (ula dan tsani) dengan Sya’ban.” (HR: Bukhari-Muslim)

Keenam, Hurum (bulan mulia), dengan alasan, sifat mulianya sudah terdapat sejak sebelum Islam datang.

Ketujuh, al-Muqim. Alasan penamaan ini adalah karena sifat mulianya bulan Rajab bersifat tsabit, dan diterima secara universal.

Kedelapan, al-Ma’la (Bulan yang Tinggi Derajatnya), disebabkan masyarakat Arab Jahiliyah sudah memuliakannya terlebih dulu.

Kesembilan, al-fard (melulu masuk pada kedirian). Nama ini merupakan salah istilah yang ditetapkan oleh syara’.

Kesepuluh, manshal al-asinnah. Nama ini dituturkan oleh Imam Bukhari dengan sumber dari Abu Raja al-‘Atharidy. Latar belakangnya adalah, ada kebiasaan dari kalangan muslim jika sudah memasuki bulan Rajab, mereka mengatakan: manshal al-asinnah.

Kesebelas, Syahr al-‘Atirah (bulan menyembelih). Latar belakang penamaan ini adalah ada kebiasaan masyarakat Jahiliyah kala itu, bila memasuki bulan Rajab, mereka melakukan penyembelihan yang dipersembahkan kepada sesembahan mereka.

Keduabelas, manza’u al-asinnah (bulan gencatan senjata). Nama ini diambil, karena pada bulan Rajab, tidak ada lagi peperangan antar suku atau qabilah Arab.

Ketigabelas, Manshalu al-Ali (bulan jawab). Istilah ini terdapat dalam sebagian syair masyarakat Arab kala itu sebagaimana diriwayatkan oleh A’sya sebagai berikut:

تداركه في منصل الآل بعد ما # مضى غير دأداء وقد يكاد يعطب

Keempat belas, al-Mabary.

Kelimabelas, al-Mu’asy’asy.

Keenambelas, Syahrullah (bulannya Allah). Tidak diketahui asal-usul dari dua istilah yang pertama. Adapun istilah yang ke-16, merupakan istilah yang lazim diketahui dan berlaku di kalangan muslimin.

Ketujuhbelas, Rajab (perang), disebabkan karena kaum muslimin diperintahkan meninggalkan peperangan dan berkonsentrasi pada ibadah.

Kedelapanbelas, rajab yang merupakan pecahan (isim musytaq) dari lafadh al-rawajib yang bermakna peperangan.

Dua istilah terakhir ini menurut Abu Dahiyah dikomentari sebagai bukan nama tambahan. Akan tetapi keduanya tetap dicantumkan mengingat sifat musytaq-nya rajab masih diperselisihkan oleh para ulama.

Itulah nama-nama lain dari bulan Rajab. Penting untuk diketahui sebagai upaya menambah wawasan khazanah keislaman kita.


Editor: Nasirudin Latif