Nilai Tauhid dalam Puasa

 
Nilai Tauhid dalam Puasa
Sumber Gambar: Foto ist

Laduni.ID, Jakarta - Ciri utama dalam menjalankan ibadah puasa adalah keihklasan dan mengesakan Allah semata. Penanaman nilai tauhid tercermin dalam ibadah puasa, karena semua perbuatannya merasa selalu dilihat oleh Allah Swt. Orang yang sedang berpuasa sangat mudah melakukan kebohongan dengan pura-pura tidak makan dan tidak minum di depan khayalak, tetapi yang beriman merasa selalu diawasi oleh Allah Swt dalam setiap keadaannya.

Saat berpuasa, seseorang sedang melatih diri untuk menghindari rasa riya‟ (pamer) sehingga semua perbuatannya semata-mata karena mengharap ridha Allah Swt. Orang yang sedang berpuasa dilatih untuk menjaga amanah dan bertanggung jawab terhadap seluruh perbuatannya agar terhindar dari kemunafikan.

Ibadah puasa sangat lekat dengan implementasi nilai-nilai tauhid dan jauh dari syirik, baik syirik kecil atau besar. Puasa merupakan ibadah yang sepesial kepada Allah untuk membangun keintiman seorang hamba dengan Tuhannya. Sebagaimana ditegaskan oleh firman Allah Swt. dalam hadis Qudsi yang diriwayatkan oleh Rasulullah Saw: “Setiap amalan manusia adalah untuknya sendiri kecuali puasa. Amalan puasa adalah untuk-Ku. Dan Aku sendiri yang akan membalasnya.

Para ulama menganalisa, mengapa ibadah puasa menjadi istimewa di mata Allah Swt?, ternyata ditemukan beberapa spesifikasi puasa yang membedakan dengan ibadah lainnya. Pertama, ibadah puasa jauh terhindar dari pamer kebaikan. Sebab orang yang sedang berpuasa adalah rahasia dirinya dengan Allah Swt untuk membangun ke“intim”-an dan bermunajat sepanjang hari. Kedua, Ibadah puasa tidak membutuhkan gerakan sebagaimana ibada lainnya sehingga dapat dilihat oleh orang lain. Ibadah puasa berangkat dari hati dan diimplementasi dengan tekat tanpa gerakan.

Ketiga, pada dasarnya ibadah puasa tidak dapat dipamerkan karena memang tidak tampak dalam perbuatannya. Ketika seseorang riya‟ dengan ibadah puasanya pasti dengan cara mengabarkan kepada orang lain bahwa dirinya sedang berpuasa. Keempat, sulit sekali orang berbangga-banggaan dengan tidak makan dan tidak minum. Disamping itu juga, lapar dan haus tidak dapat dipersembahkan kepada tuhan yang disekutukan kepada Allah Swt. Karenanya, ibadah puasa lekat dengan nilai tauhid yang hanya bertuhan dan menyembah kepada Allah Swt semata.

Puasa menunjukkan ketulusan iman. Ibnu Rajab mengatakan, “Puasa inilah yang menunjukkan benarnya iman seseorang”. Orang yang melakukan puasa selalu menyadari bahwa dia berada dalam pengawasan Allah Swt meskipun dalam keadaan sendirian. Oleh karena itu, Allah membalas orang yang melakukan ibadah puasa tanpa ada batasnya, dan mengkhususkan amalan puasa adalah istimewa untuk-Nya dibanding amalan-amalan ibadah lainnya.

Puasa adalah sarana keakraban antara seorang hamba dengan Tuhannya. Ia tidak melakukan sesuatu tetapi meningggalkan kenikmatan dunia berupa makan, minum dan syahwatnya semata-mata mengharap cinta Allah Swt. Puasa adalah pancaran tauhid dan realisasi keimanan. Sebab orang yang beriman akan rela meninggalkan godaan syahwat dan memenangkan ketaatan kepada Allah Swt.

Keistimewaan puasa tidak hanya dijanjikan di dalam pelaksaanaannya tetapi balasan khusus dan terhormat kelak di akhirat. Bahkan Allah Swt telah menyediakan pintu khusus masuk surga bagi para muslim yang berpuasa. Dari hadis Sahal bin Sa‟ad bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya di Surga ada pintu yang namanya Rayyan. Orang-orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu tersebut pada hari kiamat. Selain orang yang berpuasa tidak akan memasukinya. Nanti orang yang berpuasa akan di seru, “mana orang yang berpuasa?. Lantas mereka pun berdiri, selain mereka tidak akan memasukinya, jika orang yang berpuasa tersebut telah memasukinya, maka akan tertutup dan setelah itu tidak ada lagi yang memasukinya”.40

Mari renungkan hadis ini, betapa istimewanya ibadah puasa. Allah Swt membuat pintu masuk surge yang khusus bagi orang-orang yang berpuasa. Orang yang berpuasa telah mampu menjalin kedekatan dan dapat menggapai ridha Allah Swt. Allah Swt mempertontonkan ridha-Nya kepada hamba-hamba yang menjalankan ibadah puasa. Mudah-mudahan umat muslim dapat menjalankan ibadah puasa sebaikbaiknya hingga menggapai takwa dan mendapat ridha Allah Swt.


Source: Buku menyingkap tabir puasa Ramadhan (penulis KH. Cholil Nafis, Lc, Ph.D diterbitkan oleh Mitra Abadi Press, Jagakarsa Jakarta Selatan)