Biografi Abuya Ahmad Widara Cidodol

 
Biografi Abuya Ahmad Widara Cidodol

Daftar Isi Biografi Abuya Ahmad Widara Cidodol

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1  Lahir
1.2  Riwayat Keluarga
1.3  Wafat
2.    Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1  Pendidikan
2.2  Guru-guru
3.    Penerus Beliau
3.1  Murid-murid Beliau
4.    Perjalanan Hidup dan Dakwah
4.1  Mendirikan Pesantren
5.    Chart Geneology
5.1  Chart Geneology Guru Beliau
5.2  Chart Geneologi Murid Beliau

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1 Lahir
 Abuya Ahmad lahir pada tanggal 1 Januari 1925 M / 6 Jumadilakhir 1343 H. Di Kampung Cidodol (Desa Harumsari), Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak, Banten. Ayah beliau KH. Musa Mulafar, merupakan seorang tokoh agama setempat, pendiri Madrasah Al-Hidayah Cidodol. Sedangkan ibu beliau Nyai Hj. Lamah, merupakan putri seorang saudagar lokal.

Abuya Ahmad lahir sebagai anak bungsu dari empat bersaudara dengan nama Ahmad Widara. Ketiga kakak beliau adalah:

  1. Nyai Hj. Suha,
  2. Abah KH. Muhammad,
  3. Abah KH. Ardiwan.

1.2 Riwayat Keluarga
Saat berusia 22 tahun Abuya Ahmad menikah dengan Nyai Hj. Upi, putri H. Sardafi bin H. Qomali. Abuya Ahmad mempunyai 14 anak, namun hanya 8 anak beliau yang tumbuh sampai dewasa dan berkeluarga, tiga laki-laki dan lima perempuan. Sedangkan anak lainnya wafat ketika masih belia.

1.3 Wafat
Abuya Ahmad wafat pada tanggal 14 Ramadan 1426 H, atau 18 Oktober 2005 M, Masyarakat, santri, alumni, dan para muhib berdatangan dari berbagai penjuru daerah untuk menyalat dan mengantarkan jenazah sang Abuya. Abuya Ahmad kemudian dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Cieucit, Cidodol. Haul beliau selalu diperingati tanggal 20 Syakban setiap tahunnya, dan dihadiri oleh para santri, alumni, muhib, dan masyarakat sekitar.

2. Sanad Ilmu dan Pendidikan

2.1 Pendidikan
Pendidikan awal keagamaan Abuya Ahmad didapat dari ayah beliau yang juga merupakan seorang ulama. Setelah cukup mengerti ilmu agama dasar, pada usia 12 tahun, beliau kemudian diberangkatkan oleh ayah beliau ke Pondok Pesantren Bondong, Cipanas, pimpinan Abuya KH. Ali Rahman. Setelah cukup lama di Bondong, pada usia 15 tahun, beliau kemudian dijemput oleh saudara beliau karena ayah beliau wafat.

Hasrat untuk mencari ilmu tidak luntur dari diri Abuya Ahmad setelah wafat ayah beliau. Kemudian diberangkatkan oleh ibu beliau ke Pondok Pesantren Sampora, Kecamatan Maja, Lebak, pimpinan Abuya KH. Rasyidi. Di Sampora, Abuya Ahmad bermukim cukup lama. Kepada anak beliau pernah bercerita bahwa kebanyakan ilmu beliau di dapat dari sana. Selain kepada Abuya Rasyidi, di kecamatan Maja, Abuya Ahmad juga menimba ilmu kepada Abuya KH. Zuhri Cibeureum dan Abuya KH. Umar Sa’id Calingcing.

Setelah menikah, jiwa kesantrian Abuya Ahmad tidak hilang. Bersama istri beliaukemudian melanjutkan perjalanan keilmuan ke Pondok Pesantren Cuping, pimpinan Abuya KH. Abdulhaq bin Abuya KH. Abuhasan. Setelah dari Cuping, beliau kemudian menyantri ke luar daerah, tepatnya ke Pondok Pesantren Riyadhul Aliyah Cisempur, Bogor, pimpinan Mama KH. Royani bin Mama KH. Shiddiq. Sedangkan istri beliau pulang ke Cidodol. Selain kepada Mama Royani, Abuya Ahmad juga berguru kepada Mama KH. Tubagus Ujang Nabrowi bin Mama KH. Tubagus Ahmad Asy’ari, pimpinan Pondok Pesantren Bakom, Bogor.

Jika diruntut, perjalanan keilmuan Abuya Ahmad hanya bermukim di empat tempat, yaitu:

  1. Pondok Pesantren Bondong,
  2. Pondok Pesantren Sampora,
  3. Pondok Pesantren Cuping,
  4. Pondok Pesantren Riyadhul Aliyah Cisempur.

Pada tahun 1950, saat berusia 25 tahun, beliau kemudian menunaikan ibadah haji ke Makkah bersama guru beliau dari Cisempur, Mama KH. Royani. Namun, tidak lama setelah di Makkah, Mama KH. Royani kemudian wafat karena sakit. Mama KH. Royani kemudian dimakamkan di pemakaman Jannatul Mu’alla.

Di Makkah, Abuya Ahmad kemudian mendapatkan ilmu dari beberapa guru, salah satu guru beliau adalah Syekh Muhammad Yasin bin Muhammad Isa al-Fadani. Di sana, beliau juga mengambil ijazah Dala’ilul Khairat kepada Abuya KH. Tubagus Muqri bin Suqia, seorang ulama asal Karabohong, Labuan, Banten, saat menetap di Makkah.

Jiwa haus akan ilmu dari diri Abuya Ahmad tidak pernah hilang. Setelah mendirikan pesantren, sekitar bulan Jumadilakhir tahun 1960an, beliau kemudian menimba ilmu ke Jawa Tengah, tepatnya ke Pondok Pesantren Al Ittihad Poncol, Semarang, pimpinan Simbah KH. Ahmad Asy’ari bin Romo KH. Hasan Asy’ari. Di Poncol, beliau mempelajari kitab Shahih Muslim yang sudah rutin dilaksanakan di Al Ittihad bersama Shahih al-Bukhari sejak 1948.

Selain itu, bersama putra pertama beliau yaitu Abah KH. Ujang Sa’id Al-Khudri, Abuya Ahmad juga mempelajari kitab Tafsir al-Jalalain kepada Mama KH. Muhammad Basri Abdurrahman, pimpinan Pondok Pesantren Kadawung, Bogor.

2.2 Guru-guru Beliau

  1. KH. Musa Mulafar,
  2. Abuya KH. Ali Rahman,
  3. Abuya KH. Rasyidi,
  4. Abuya KH. Zuhri Cibeureum,
  5. Abuya KH. Umar Sa’id Calingcing,
  6. Abuya KH. Abdulhaq bin Abuya KH. Abuhasan,
  7. Mama KH. Royani bin Mama KH. Shiddiq,
  8. Mama KH. Tubagus Ujang Nabrowi bin Mama KH. Tubagus Ahmad Asy’ari,
  9. Syekh Muhammad Yasin bin Muhammad Isa Al-Fadani,
  10. Abuya KH. Tubagus Muqri bin Suqia,
  11. KH. Ahmad Asy’ari bin Romo KH. Hasan Asy’ari,
  12. Mama KH. Muhammad Basri Abdurrahman.

3. Penerus Beliau
Anak-anak beliau yang menjadi penerus perjuangan keulamaan di antaranya:

  1. Abah KH. Ujang Sa’id Al-Khudri, pendiri Pondok Pesantren Al-Khudriyah,
  2. KH. Abdulaziz Ahmad Jamidemang,
  3. Abi KH. Shihabuddin Ahmad, penerus kepemimpinan Abuya Ahmad di Pondok Pesantren Riyadhul Mubarakah Cidodol.

3.1  Murid-murid Beliau
Selain itu, di antara ratusan santri beliau, beberapa ada yang kemudian melanjutkan kiprah Abuya Ahmad di dunia keagamaan, di antaranya:

  1. Abah KH. Mad Isa, pendiri pondok pesantren di Sukaraja, Bogor,
  2. Abah KH. Encep Ismail, pendiri pondok pesantren di Cidokom, Cisarua, Bogor.

4. Perjalanan Hidup dan Dakwah

4.1 Mendirikan Pesantren
Sekembalinya dari Makkah, pada tahun 1952, Abuya Ahmad kemudian mendirikan sebuah pesantren di Cidodol, beliau kemudian memberi nama Pondok Pesantren Riyadhul Mubarakah yang diresmikan pada tahun 1954 oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.

5.  Chart Geneology

5.1   Chart Geneology Guru Beliau
Berikut Chart Geneology guru beliau dapat dilihat selengkapnya melalui:

Chart Geneology Guru beliau

5.2   Chart Geneology Murid Beliau
Berikut Chart Geneology guru beliau dapat dilihat selengkapnya melalui:

Chart Geneology Murid beliau

 

Lokasi Terkait Beliau

    Belum ada lokasi untuk sekarang

List Lokasi Lainnya