Tujuh Amalan ini Pahalanya Setara dengan Haji

 
Tujuh Amalan ini Pahalanya Setara dengan Haji
Sumber Gambar: Unsplash.com, Ilustrasi: laduni.ID

 

Laduni.ID, Jakarta - Haji itu perkara wajib yang mesti ditunaikan oleh semua umat muslim yang mampu. Tetapi bagi orang yang tidak memiliki harta, sakit, sudah tua serta lemah, atau terhalang wabah virus dan lain sebagainya, maka terdapat amalan lainnya yang jika dikerjakan insyaAllah juga berpahala seperti haji, di antaranya adalah :

1. Shalat Berjamaah di Masjid

مَنْ مَشَى إِلَى صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ وَهُوَ مُتَطَهِّرٌ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْحَاجِّ الْمُحْرِمِ

“Barangsiapa keluar dari rumahnya menuju masjid dalam keadaan sudah bersuci (wudhu) untuk melakukan shalat fardhu (dengan cara berjamaah) maka pahalanya seperti pahala orang yang sedang melaksanakan haji yang berihram” (HR. Abu Dawud no. 554 & Ahmad V/268, lihat Shahiihul Jaami’ no. 6228)

2. Melakukan Shalat Israq

مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ ».  قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ

“Barangsiapa yang shalat shubuh berjama’ah, kemudian dia duduk berdzikir kepada Allah sampai matahari terbit, kemudian shalat dua raka’at, maka pahala amalnya sama dengan pahala haji dan umrah sempurna, sempurna, sempurna” (HR. At-Tirmidzi no. 583 dan juga ath-Thabrani no. 7649, 7663, haditsnya dari Anas bin Malik, Shahiihut Targhiib no. 468) 

3. Menghadiri Majelis Ilmu di Masjid

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يُعَلِّمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حَجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi pagi-pagi ke masjid, dia tidak ingin kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka dia meraih pahalanya seperti orang yang berhaji, di mana hajinya sempurna” (HR. Ath-Thabrani, hadis dari Abu Umamah, lihat Shahiihut Targhiib no. 86)

(4). Membaca Tasbih, Tahmid, dan Takbir Setelah Shalat Fardhu

جَاءَ الْفُقَرَاءُ إِلَى النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالُوا ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُورِ مِنَ الأَمْوَالِ بِالدَّرَجَاتِ الْعُلاَ وَالنَّعِيمِ الْمُقِيمِ ، يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّى ، وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُومُ ، وَلَهُمْ فَضْلٌ مِنْ أَمْوَالٍ يَحُجُّونَ بِهَا ، وَيَعْتَمِرُونَ ، وَيُجَاهِدُونَ ، وَيَتَصَدَّقُونَ قَالَ « أَلاَ أُحَدِّثُكُمْ بِأَمْرٍ إِنْ أَخَذْتُمْ بِهِ أَدْرَكْتُمْ مَنْ سَبَقَكُمْ وَلَمْ يُدْرِكْكُمْ أَحَدٌ بَعْدَكُمْ ، وَكُنْتُمْ خَيْرَ مَنْ أَنْتُمْ بَيْنَ ظَهْرَانَيْهِ ، إِلاَّ مَنْ عَمِلَ مِثْلَهُ تُسَبِّحُونَ وَتَحْمَدُونَ ، وَتُكَبِّرُونَ خَلْفَ كُلِّ صَلاَةٍ ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ » . فَاخْتَلَفْنَا بَيْنَنَا فَقَالَ بَعْضُنَا نُسَبِّحُ ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ ، وَنَحْمَدُ ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ ، وَنُكَبِّرُ أَرْبَعًا وَثَلاَثِينَ . فَرَجَعْتُ إِلَيْهِ فَقَالَ « تَقُولُ سُبْحَانَ اللَّهِ ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ ، حَتَّى يَكُونَ مِنْهُنَّ كُلِّهِنَّ ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ »
 

“Ada orang-orang miskin datang menghadap Nabi Muhammad SAW. Mereka berkata : “Orang-orang kaya itu pergi dengan membawa derajat yang tinggi serta kenikmatan yang kekal. Mereka shalat sebagaimana kami shalat. Mereka berpuasa sebagaimana kami brpuasa. Namun mereka
memiliki harta hingga bisa berhaji, berumrah, berjihad serta bersedekah”. Rasulullah SAW bersabda : “Maukah kalian aku ajarkan suatu amalan yang dengan amalan tersebut kalian akan mengejar orang yng mendahului kalian, dan dengannya dapat terdepan dari orang yang setelah kalian. Dan tidak ada seorang pun yang lebih utama dari pada kalian, kecuali orang yang melakukan hal yang sama seperti yang kalian lakukan. Kalian bertasbih, bertahmid, dan bertakbir di setiap akhir shalat (fardhu) sebanyak 33 X” (HR. Bukhari no. 843, hadis dari Abu Hurairah)

(5). Umrah di Bulan Ramadhan

فَإِنَّ عُمْرَةً فِى رَمَضَانَ تَقْضِى حَجَّةً مَعِى

“Sesungguhnya umrah di bulan Ramadhan seperti berhaji bersamaku” (HR. Bukhari no. 1863, hadis dari Abdullah bin Abbas)

(6). Berbakti Kepada Orang tua

إِنِّي أَشْتَهِي الْجِهَادَ وَلا أَقْدِرُ عَلَيْهِ ، قَالَ : هَلْ بَقِيَ مِنْ وَالِدَيْكَ أَحَدٌ ؟ قَالَ : أُمِّي ، قَالَ : فَأَبْلِ اللَّهَ فِي بِرِّهَا ، فَإِذَا فَعَلْتَ ذَلِكَ فَأَنْتَ حَاجٌّ ، وَمُعْتَمِرٌ ، وَمُجَاهِدٌ ، فَإِذَا رَضِيَتْ عَنْكَ أُمُّكَ فَاتَّقِ اللَّهَ وَبِرَّهَا

“Ada seseorang yang mendatangi Rasululah SAW dan ia sangat ingin pergi berjihad namun
tidak mampu. Rasulullah SAW bertanya padanya : “Apakah salah satu dari kedua orang tuanya masih hidup ?” Ia menjawab, ibunya masih hidup. Rasul SAW pun bersabda kepadanya : “Bertakwalah kepada Allah dengan berbuat baik pada ibumu. Jika engkau berbuat baik kepadanya, maka statusnya adalah seperti berhaji, berumrah serta berjihad” (HR. Abu Ya’laa no. 2760, al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman no. 7835 dan juga ath-Thabrani dalam al-Mu’jamul Ausath no. 2915, hadis dari Anas bin Malik)

(7). Bertekad untuk Berhaji

عَنْ جَابِرٍ قَالَ كُنَّا مَعَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فِى غَزَاةٍ فَقَالَ « إِنَّ بِالْمَدِينَةِ لَرِجَالاً مَا سِرْتُمْ مَسِيرًا وَلاَ قَطَعْتُمْ وَادِيًا إِلاَّ كَانُوا مَعَكُمْ حَبَسَهُمُ الْمَرَضُ

Orang yang sudah mendaftarkan diri untuk berhaji, namun dia meninggal dunia sebelum keberangkatan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti haji. Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya di Madinah ada beberapa orang yang tidak ikut melakukan perjalanan perang, juga tidak mnyeberangi suatu lembah, namun mereka bersama kalian (dalam pahala). Padahal mereka tidak ikut berperang karena mendapatkan udzur sakit” (HR. Muslim no. 1911, hadis dari Jabir)


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 16 Juni 2022. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

______________

Editor: Athallah Hareldi