Tulisan ini berisi tentang surat dari Syeikhona Kholil pada putrinya yakni Nyai Hatimah. Ada banyak catatan, doa, amalan dan hikmah yang bisa diambil dari surat ini.
Saya bukan warga NU. Namun bagi saya NU ( 1926), Muhammadiyah ( 1912), PII (1947), HMI (1947), IMM (1964) dan FPI (1998) adalah saudara saya seiman (ukwah Islamiyah).
Tulisan ini menceritakan tentang seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang jenazahnya dimandikan oleh malaikan.
Melihat kiai Kholik Hasyim dalam poto terlihat besar dan tinggi orangnya.
Pelaksanaan Muktamar ke-22 Nahdlatul Ulama di Jakarta pada 13 - 17 Desember 1959, dapat dikatakan memiliki hutang budi yang cukup besar kepada para warga Nahdliyin di Kabupaten Banyuwangi.
Kalau orang Tasik bilang mau ke Hazet, semua sudah mafhum, yang dimaksud adalah jalan KH. Zainal Musthafa. Jalan paling ramai di Kota Tasikmalaya, pusat pertokoan dan perbelanjaan. Sebuah tugu bertuliskan lafaz الله اكبر menjadi gerbang memasuki kota dari arah Garut, diberi nama Tugu KH Zainal Musthafa.
Suatu ketika, Syaikh Abdul Qodir al-Jailani, Sultonul Awliya’, pernah ditanya oleh murid-muridnya. “Ya Syaikh, kenapa anak-anak anda tidak sama dengan anda.”
Karena pertanyaan tersebut menarik dan belum pernah dibahas dalam sejarah Islam sebelumnya, maka sang pimpinan Muktamar meminta waktu untuk mencari jawaban tersebut. Beliau berkata bahwa besok beliau akan menemukan jawabannya.
Tak lama setelah misi tidak percaya Parlemen bentukan Nasution di tahun 1967 dan MPRS menunjuk Soeharto sebagai Presiden RI, Bung Karno menerima surat untuk segera meninggalkan Istana dalam waktu 2 X 24 Jam.
Ketika Rasulullah SAW wafat siapa yang memandikan jenazah beliau?