Potensi Bahaya Pakai Aplikasi FaceApp, Apa Benar?

 
Potensi Bahaya Pakai Aplikasi FaceApp, Apa Benar?

LADUNI.ID, Jakarta - Sebuah aplikasi yang berfungsi mengubah foto seseorang menjadi lebih tua dari wujud aslinya yang terkenal dengan nama FaceApp mendadak buming, menurut App Annie, aplikasi ini sudah didownload lebih dari 100 juta kali di Play Store. Sedangkan di iOS App Store, FaceApp adalah aplikasi ranking atas di 121 negara.

Meledaknya atau viralnya aplikasi ini membuat banyak orang termasuk netizen berlomba memakainya. Dibalik kecanggihan aplikasi ini ternyata ada potensi bahaya yang ditimbulkan khususnya menyangkut privasi. FaceApp, startup yang dimiliki perusahaan Rusia Wireless Lab, diluncurkan pada tahun 2017. Aplikasi tersebut mengakses foto, informasi lokasi, penggunaan data serta history browsing.

Aplikasi tersebut menggunakan teknologi Artificial Intelligence atau AI untuk mengubah foto pengguna. Namun beberapa pihak khawatir tentang apa saja yang dilakukan pemilik FaceApp terhadap foto yang mereka akses.

Memang aplikasi ini mengklaim tidak akan menjual data ke pihak ketiga, tapi ada informasi tertentu yang dibagikan pada mitra pengiklan, tentunya untuk monetisasi. Salah satu masalah yang disorot adalah, FaceApp meminta akses ke semua foto pengguna.

"Untuk membuat FaceApp bekerja, Anda harus memberi izin akses foto Anda, semuanya. Tapi ia juga mendapat akses ke Siri dan Search. Kenapa? Bukan untuk sesuatu yang bagus saya kira. Ia juga punya akses untuk refresh background, jadi bahkan ketika Anda tak menggunakan, aplikasi itu memanfaatkan Anda," cetus Rob La Gesse, mantan CEO perusahaan cloud Rackspace.

Aspek lain yang dianggap mencemaskan adalah soal di mana data disimpan. Menurut kebijakan privasi FaceApp, informasi pengguna bisa disimpan dan diproses di Amerika Serikat atau negara lain di mana FaceApp berbisnis. Di sisi lain, karena perusahaannya berbasis di Rusia, wajah pengguna kemungkinan akan dilihat dan diproses di sana. Dan sejauh ini, tidak jelas sejauh apa para pegawai FaceApp bisa mengakses foto-foto yang sudah didaftarkan.

Kekhawatiran itu sampai ke telinga CEO FaceApp, Yaroslav Goncharov. Ia menegaskan bahwa FaceApp melakukan sebagian besar pemrosesan di cloud, terutama di Amazon Web Services dan Google Cloud.

"Kebanyakan foto dihapus dari server kami dalam waktu 48 jam sejak waktu upload," tandasnya, sembari menambahkan tidak ada data user yang dikirimkan ke Rusia. "Kami juga tidak menjual atau membagikan data dengan pihak ketiga manapun," tambah Yaroslav.

 

Sumber:detiknet