Perdana Menteri Pakistan Ikut Turun ke Jalan Terkait Kashmir

 
Perdana Menteri Pakistan Ikut Turun ke Jalan Terkait Kashmir

LADUNI.ID, Masyarakat Pakistan turun ke jalanan di pelosok negeri guna memprotes pencabutan status otonomi Kashmir oleh India, Jumat (30/8). Bahkan Perdana Menteri Imran Khan turut berorasi dalam demonstrasi.

Sirine-sirine di seluruh negeri dilaporkan kompak berbunyi pada Jumat siang waktu setempat. Sementara stasiun televisi serta radio memutarkan lagu nasional Pakistan dan Kashmir.

Lalu lintas juga dilaporkan sempat berhenti selama beberapa menit sebagai bentuk solidaritas terhadap aksi unjuk rasa nasional itu.

Disamping itu, di ibu kota Islamabad, Khan menyampaikan orasinya di depan ribuan demonstran yang berkumpul di Constitution Avenue, tepatnya di depan kantor-kantor pemerintahan.

Dalam pidatonya itu, Khan bersumpah akan terus berjuang bagi Kashmir sampai wilayah yang telah diperebutkan oleh India dan Pakistan selama puluhan tahun itu "dibebaskan".

"Kami akan berjuang untuk Kashmir sampai titik nafas terakhir kami," kata Khan.

Dalam tuntutannya, Khan turut menyerang Perdana Menteri India Narendra Modi. Khan bahkan membandingkan pemerintahan Modi seperti kepemimpinan Ketua Partai Nazi Jerman, Adolf Hitler.

Ketegangan Pakistan dan India dipicu karena New Delhi mencabut status istimewa Kashmir pada awal Agustus lalu.

Penghapusan status otonomi itu dilakukan Modi menyusul bentrokan yang kembali pecah di perbatasan kedua negara di Kashmir pada akhir Juli lalu. Insiden itu menewaskan empat personel India dan tiga militan.

Pakistan mengecam pencabutan status otonomi tersebut hingga mengancam akan mengusir duta besar India di Islamabad.

Khan juga berencana membawa isu Kashmir saat dirinya menghadiri Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York pada September mendatang.

Imran Khan bahkan tengah mempertimbangkan menutup jalur perdagangan India menuju Afghanistan melalui negaranya. Ia juga berencana menutup seluruh jalur udara India yang melawati negaranya sebagai bentuk bentuk protes terhadap keputusan Modi.